Cinta Sejati dalam Diri Pellegrini pada Manchester City

Cerita

by redaksi

Cinta Sejati dalam Diri Pellegrini pada Manchester City

Manuel Pellegrini barangkali sudah paham betul bahwa cara terbaik untuk menjawab sikap orang yang tidak menghargainya adalah, membuktikan bahwa dirinya tidak patut disia-siakan.

Disia-siakan? Ya. Pellegrini bisa dibilang layaknya pasien yang tinggal menunggu hari untuk melakukan euthanasia. Dalam hitungan puluhan hari kedepan, pria berusia 62 tahun tersebut akan pergi dan digantikan oleh Josep Guardiola yang sudah diumumkan 2 bulan lalu.

Perangainya yang terkenal murah senyum, kalem, dan tidak gemar berkonfrontasi mencerminkan sisi emosionalnya. Ternyata, kemenangan Man City atas PSG di perempat final membuka sisi lain seorang Pellegrini yang menunjukkan bahwa dirinya benar-benar mencintai Manchester City dengan sepenuh hati, meskipun nyatanya ia disia-siakan.

Manuel Pellegrini bukanlah ‘superstar’ seperti Josep Guardiola. Di usia 45 seperti Guardiola, Pellegrini hanyalah pelatih yang menukangi klub lokal Chile, Palestino. Sementara suksesornya kelak di Manchester City sudah memenangkan 14 gelar bersama Barcelona.

Pernyataan tadi sekadar mempertegas mengapa Manchester City selalu menginginkan Guardiola. Dan apa yang sudah diberikan Pellegrini kepada Manchester City, seakan tidak ada artinya lagi. Karena itulah, sang cinta, Manchester City memutuskan untuk lebih memilih Guardiola dibanding dirinya.

Pellegrini mungkin tahu kalau dirinya hanyalah orang yang sempat diinginkan dan kemudian dibuang para petinggi Manchester City. Apalah artinya satu gelar Liga Primer, 2 gelar Piala Liga yang diberikan Pellegrini bagi Manchester City buat mereka?

Tapi kini, apakah Manchester City juga akan berpikiran sama setelah Manuel Pellegrini mampu mendobrak sejarah Manchester City di kompetisi elit antar klub Eropa?

Manchester City pertama kali bermain di kompetisi level tertinggi eropa tahun 1968/69 dan tersisih di babak pertama. Sejak saat itu The Citizens hanya tampil di beberapa kejuaraan seperti Winners Cup, UEFA Cup. Musim 2011/12 menjadi titik awal Manchester City untuk kembali berlaga di kompetisi terlelit eropa, Liga Champions. Langkah mereka selalu terhenti di babak penyisihan grup sebelum dua tahun terakhir tersingkir oleh Barcelona di babak 16 besar. Musim ini menjadi sejarah bagi The Citizens karena berhasil melaju ke semifinal untuk pertama kalinya.

Hal ini juga yang ditegaskan Pellegrini dalam sesi konferensi pers. Pada kesempatan pasca kemenangan 1-0 (agregat 3-2) dengan PSG dini hari tadi, Pellegrini mengutarakan kalau The Sky Blues mengalami peningkatan dari musim ke musim. Sesuatu yang ia selalu harapkan.

“Satu diantara target dari klub ini [Manchester City] adalah melakukan peningkatan setiap tahunnya,” ujarnya. “Saya tahu kami menerima banyak kritik untuk musim yang berbeda, tapi setiap tahun kami melakukan peningkatan."

Beberapa waktu sebelumnya, Pellegrini yakin kalau Manchester City bisa menampilkan permainan konsisten seperti yang dilakukannya beberapa pekan terakhir, terutama di Liga Champions, maka The Citizens bukan tidak mungkin akan meraih hasil juara. Performa mantap yang ditunjukan anak-anak asuhnya musim ini membuatnya optimis kalau City bisa berbicara lebih banyak.

Optimisme pria pemegang 28 caps timnas Chile tersebut kembali ia utarakan setelah berhasil menumbangkan raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (13/4). Menurutnya, tim sekelas Barcelona pun tidak memiliki kekuatan seperti yang dimiliki timnya, Manchester City.

“Jika kalian berada di semi final, anda akan bermain dengan tim besar di eropa, namun kita bermain lebih baik dari PSG dan kami percaya bahwa kami lebih baik dari siapapun. Saya tidak percaya bahwa Barcelona punya pemain yang lebih baik dibanding yang kami punya,” ujar Pellegrini usai laga kontra PSG.

Barcelona seakan menjadi momok yang nyata bagi tim yang bermarkas di stadion Etihad tersebut. Dua kali tim asuhan Pellegrini takluk di babak 16 besar Liga Champions oleh tim asal Katalan. Namun dengan penuh kepercayaan serta tekad yang kuat mempersembahkan yang terbaik bagi klubnya, Pellegrini rela berjuang habis-habisan.

Bahkan kalau dipikir-pikir, untuk apa Pellegrini harus berjuang mati-matian demi mengukir sejarah Manchester City, toh musim depan ia akan dilupakan juga.

Namun nyatanya, Pellegrini membuktikan bahwa Manchester City adalah cinta sejatinya. Tak hanya berjuang untuk memberikan hadiah manis, Pellegrini pun berharap penerusnya kelak akan menjaga dan memberikan yang terbaik bagi Manchester City yang dikasihinya.

“Aku yakin Pep Guardiola akan bekerja di sini suatu hari nanti. Aku bahkan berharap dia dapat kesempatan bekerja di Manchester City, karena aku mencintai kesebelasan ini dan aku peduli terhadap masa depan City, dan aku yakin dia akan melakukan hal yang baik,” ujar Pellegrini Januari silam.

Karena cinta sejati selalu menggunakan hati daripada logika. Untuk apa berjuang mempersembahkan sesuatu yang indah kepada seseorang yang telah menyia-nyiakan kita kalau bukan cinta sejati namanya?

"Tak mengapa melihat dirimu [Man City] bersamanya [Guardiola], asalkan kamu yang kupersembahkan yang terbaik dan lebih baik bersamanya". Itu mungkin yang ingin diucapkan Pellegrini.

Manchester City adalah cinta sejati Pellegrini, meskipun nantinya cinta tersebut tak berbalas. Tak mengapa, karena cinta sejati terkadang menyakitkan.

foto: mcfc

[tr]

Komentar