Tiga Alasan Mengapa Revierderby ke-147 Berakhir dengan Hasil Imbang

Analisis

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tiga Alasan Mengapa Revierderby ke-147 Berakhir dengan Hasil Imbang

Spieltag ke-29 yang mempertemukan Schalke 04 dan Borussia Dortmund akhirnya harus berakhir imbang. Laga yang kerap disebut
sebagai Revierderby ini, yang sekarang sudah memasuki edisi ke-147, menghasilkan skor 2-2 setelah kedua tim bertarung dengan sengit selama 90 menit. Gol-gol dalam pertandingan ini sendiri dihasilkan oleh Leroy Sane (`51) dan Klaas-Jan Huntelaar (`66) untuk Schalke 04, dan untuk Dortmund dicetak oleh Shinji Kagawa (`49) dan Matthias Ginter (`56).

Dengan hasil ini, selisih poin Dortmund dengan Bayern Muenchen pun melebar. Dortmund dan Muenchen berselisih tujuh angka dan hasil ini membuat peluang Muenchen untuk menjadi juara Bundesliga musim ini menjadi lebih besar. Bayern Muenchen sendiri mencatat kemenangan atas VfB Stuttgart pada pertandingan Sabtu (9/4) malam dengan skor 3-1.

Pertandingan sendiri sebenarnya berlangsung dengan cukup menarik. Selain karena bumbu derby yang menempel di pertandingan ini, permainan kedua tim yang menggunakan formasi sama, berdasarkan Whoscored, yaitu 3-4-3 membuat pertandingan ini berjalan seimbang. Tapi, ada beberapa hal menarik yang mungkin saja salah satu faktor hasil pertandingan berakhir imbang.

Bermain baiknya bek tengah kedua tim

Bek tengah kedua tim, baik itu dari Dortmund (Mats Hummels dan Sokratis Papastathopoulos, sebelum Hummels digantikan Henrikh Mkhitaryan di awal babak kedua) maupun dari Schalke 04 (Roman Neustaedter dan Joel Matip) membuat pertahanan kedua tim sulit untuk ditembus, apalagi di babak pertama. Cemerlangnya bek tengah kedua tim ini setidaknya menutupi kekurangan yang ada pada kedua tim tersebut; mudah kecolongan dari sisi kiri pertahanan.

Beberapa attempts yang terjadi di pertandingan kerap terjadi dari sisi kiri pertahanan, contohnya seperti shoot Leroy Sane di babak pertama ataupun terobosan Matthias Ginter di sisi kiri pertahanan Schalke 04 yang masih bisa dihentikan Neustaedter. Kredit patut diberikan untuk bek dari kedua tim yang bermain baik dengan melakukan beberapa kali aksi pertahanan, terlepas dari blunder yang Neustaedter lakukan di babak kedua ataupun kurang fokusnya bek Dortmund sehingga gol Sane di babak kedua tercipta.

Gol yang kebanyakan dari sisi kiri pertahanan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, sisi kiri pertahanan menjadi hal yang disorot di pertandingan ini sehingga bek tengah harus bekerja lebih keras. Faktor ini ternyata selaras dengan gol-gol yang terjadi yang kebanyakan berasal dari sisi kiri pertahanan. Total empat gol yang bersarang di pertandingan ini berasal dari manuver yang dilakukan di sisi kiri pertahanan.

Hal ini mencerminkan bahwa ada yang salah dengan permainan gelandang kiri kedua tim. Terlihat dari gol yang dicetak Kagawa, dan Leroy Sane di babak kedua, sisi kiri begitu mudah ditembus. Kagawa dengan mudahnya menembus lini pertahanan Schalke 04 lewat sisi kiri sehingga tercipta gol, begitupun Junior Caicara dengan mudahnya menembus lini pertahanan Dortmund dari sisi kiri sehingga tercipta gol dari Leroy Sane, memanfaatkan blunder Ramon Buerki.

Kelemahan ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi Andre Breitenreiter, pelatih Schalke 04 ataupun Thomas Tuechel, pelatih
Borussia Dortmund. Keduanya mesti segera memperbaiki kelemahan-kelemahan ini untuk pertandingan Schalke ataupun Dortmund berikutnya di Bundesliga.

Kedua tim yang baru panas di babak kedua

Seperti halnya tim nasional Jerman yang kerap kali terlambat panas dalam sebuah turnamen, di pertandingan kali ini pun kedua tim terlambat untuk panas. Seperti yang diakui oleh Andre Breitenreiter dalam konferensi pers usai match, ia mengakui bahwa di babak pertama kedua tim bermain sangat hati-hati sehingga sedikit peluang yang tercipta.

"Babak pertama kedua tim bermain penuh dengan hati-hati. Namun, setelah babak kedua, semua berubah. Pertandingan menjadi tampak terlihat seperti sebuah derby, dengan pemain-pemain yang penuh semangat juang untuk memenangkan pertandingan," ujar Breitenreiter seperti dilansir oleh @s04_en.

Dari total shoot saja, terlihat bahwa di babak pertama kedua tim tidak terlalu bermain agresif. Babak pertama hanya menciptakan sembilan shoot, dengan empat shoot dilakukan oleh Schalke dan lima shoot dilakukan oleh Dortmund. Babak kedua, total shoot bertambah drastis dari sembilan menjadi 26, atau bertambah 17, dengan rincian shoot dari Schalke bertambah enam menjadi sepuluh, dan shoot dari Dortmund bertambah 11. Ini mencerminkan bahwa babak kedua lebih hidup daripada babak pertama.

(sf)

foto: @s04_en

Komentar