Terkait Panama Papers, Giliran Kantor UEFA Digerebek Polisi

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Terkait Panama Papers, Giliran Kantor UEFA Digerebek Polisi

Kepolisian Swiss menggerebek kantor UEFA di Nyon, untuk memeroleh detail dari kontrak hak siar televisi yang ditandatangani Presiden FIFA, Gianni Infantino, terkait bocornya Panama Papers. Menurut The Guardian, dalam laporan tersebut, Infantino menandatangani kontrak televisi pada 2006 bersama dengan dua pebisnis yang terlibat dalam skandal korupsi global di sepakbola.

Dalam penggerebekan tersebut, UEFA menyangkal telah melakukan sesuatu yang salah. Mereka mengatakan telah bekerja sama penuh dengan kepolisian Swiss.

Kantor kejaksaan Swiss menyatakan pencarian pada Rabu (6/4) dimotivasi dari kecurigaan adanya pidana dalam kesalahan pengelolaan penjualan hak siar televisi. Namun, mereka mengatakan tak menargetkan individu tertentu secara spesifik terkait hal tersebut. Kejaksaan Swiss pun mengungkapkan telah mencari di lokasi terpisah dan mereka mengklaim telah menginvestigasi kasus tersebut jauh sebelum Panama Papers dipublikasikan.

"Kecurigaan ini berdasarkan hasil temuan yang muncul dari proses lainnya, serta analisis keuangan yang sesuai dilakukan oleh kejaksaan. Publikasi saat ini di media kemudian mengungkapkan masih ada elemen lain yang memungkinkan adanya temuan yang bisa melengkapkan," tulis pernyataan resmi Kejaksaan Swiss.

UEFA sendiri menyatakan bahwa Infantino merasa kecewa integritasnya diragukan. Ia pun menulis surat penyataan bahwa keinginannya untuk mengembalikan reputasi sepakbola amatlah kuat, bahkan jauh lebih kuat.

"Aku terbuka dengan investigasi tentang hal ini. Berdasarkan dokumen tersebut, jelas bahwa hal-hal yang menyangkut kontrak telah dilakukan dengan benar oleh UEFA. Haruskah aku diperlukan untuk berkontribusi dengan melakukan klarifikasi? Tentu aku akan melakukannya. Ini adalah kepentingan saya dan kepentingan sepakbola bahwa semuanya harus datang dengan mudah," tulis Infantino.

Dalam Panama Papers, terdapat data detail soal penjualan hak siar kepada Ekuador pada 2006. Kerja sama itu dianggap ke dalam bagian skandal korupsi FIFA yang diinvestigasi pula oleh Amerika Serikat. Cross Trading, perusahaan pembeli hak siar, dimiliki oleh Hugo Jinkis dan Mariano Jinkis yang kini telah dipenjara di Argentina. Cross Trading berbasis di negara surga pajak, Niue. Mereka membeli hak siar senilai 111 ribu USD, dan kemudian menjualnya ke Ekuador dengan nolai 311.170 USD.

UEFA membantah pernah bekerja sama dengan 14 individu yang didakwa FBI. Namun, mereka mengakui bahwa ada proses yang tidak beres. Setelah peninjauan penuh atas ribuan kontrak komersial, UEFA menerima bahwa kerja sama tersebut terjadi sebagai bagian tender terbuka yang dilakukan oleh tim marketing UEFA, dan hak siar dijual pada penawar tertinggi.

UEFA yang merilis dokumen internal untuk mendukung klaim tersebut, menyatakan bahwa baik tim marketing atau UEFA memiliki alasan tertentu untuk percaya bahwa ada sesuatu yang mencurigakan atau tak baik tentang hubungan agensi antara Cross Trading dan Teleamazonas. Meskipun demikian, UEFA merasa hubungan keduanya bukanlah urusan mereka.

"UEFA meminta maaf untuk hal ini. Secara jelas tidak ada apapun dalam kasus ini yang mungkin akan merusak integritas baik UEFA maupun Gianni Infantino," tulis UEFA.

Permasalah yang terjadi di UEFA mungkin terbilang "kecil". Namun, hal-hal "kecil" seperti ini yang kemudian bisa menjadi ganjalan. Misalnya saja, penjualan hak siar yang tidak transparan dan terkesan tidak dilakukan tender terbuka. Padahal, penjualan hak siar menjadi ujung tombak dalam bisnis sepakbola saat ini.

sumber: theguardian.com

foto: uefa.org

Komentar