Dicari: Penonton Liga Sepakbola Perempuan Amerika Serikat!

Cerita

by redaksi

Dicari: Penonton Liga Sepakbola Perempuan Amerika Serikat!

Amerika Serikat menjadi salah satu negara dengan kompetisi sepakbola perempuan terbaik. Mereka memiliki liga dengan nama National Women's Soccer League (NWSL). Kesebelasan negara Amerika Serikat pun terbilang kuat dengan meraih emas di Olimpiade London 2012 serta menjadi juara Piala Dunia Perempuan 2015.

Namun, kompetisi NWSL yang sudah digelar per bulan Maret 2013 ini tengah dilanda masalah. Mereka yang terlibat mulai mempertanyakan sebuah depat panjang yang sudah berlangsung sejak 16 tahun lalu, saat Liga Sepakbola Perempuan AS pertama dibentuk. Debat ini berasal dari sebuah pertanyaan yang sangat sederhana: untuk siapakah sepakbola perempuan Amerika Serikat?

Sebagai penikmat sepakbola, kita sadar kalau salah satu tujuan sepakbola adalah untuk menghibur. Menghibur siapa? Suporter. Setiap pertandingan, suporter membayar tiket masuk ke dalam stadion dan berharap disuguhi pertandingan yang menarik dan menghibur. Namun, mungkinkah hal itu terjadi di Amerika Serikat, yang notabene sepakbola di sana itu bukan olahraga utama?

Inilah yang tengah dialami oleh NWSL di mana kesebelasan-kesebelasan yang berkompetisi mengalami ketidakpastian masa depan karena kurangnya dukungan dana yang diberikan oleh Federasi Sepakbola Amerika Serikat (USSF atau US Soccer) untuk penyelenggaraan liga. Hal ini diperparah dengan jarang adanya penonton yang hadir di stadion untuk menyaksikan laga-laga klub NWSL.

"Kami masih mempelajari tentang bagaimana caranya kami memasarkan klub kami. Kami juga sedang belajar bagaimana caranya untuk membentuk sebuah basis suporter. Mengenalkan lebih jauh tentang klub kepada orang-orang yang memang sudah mengikuti klub kami sejak lama saya rasa merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk membuat sebuah basis suporter," ujar John Power, co-managing partner dari Boston Breakers.

Beberapa kesebelasan NWSL juga melakukan caranya sendiri dalam usahanya memasarkan klub agar meraih basis suporter yang banyak. Sky Blue FC, kesebelasan yang berbasis di New Jersey pun memiliki caranya sendiri dalama usahanya untuk menggaet suporter agar bisa datang ke stadion. Ini karena rataan pendukung yang datang ke stadion tiap kali Sky Blue FC bertanding hanya 2.189 orang.

"Kami memakai contoh seorang gadis berusia 10 tahun yang suka sepakbola. Jika gadis itu bisa kita ajak ke stadion, ia pasti akan mengajak orang-orang terdekatnya juga seperti orang tua, saudara, ataupun teman-teman mereka untuk datang menonton klub kami ke stadion," ujar Herm Sorcher, Kepala Bagian Bisnis dan Pengembangan Sky Blue.

Fenomena sedikitnya suporter yang datang ke stadion nyatanya tidak dialami oleh semua klub yang berkompetisi di NWSL. Portland Thorns yang bermarkas di Portland, misalnya, mampu menghadirkan kurang lebih 16 ribu suporter setiap kali bertanding di kandang. Suara drum, gendang, dan tetabuhan ala suporter sepakbola Eropa terdengar keras, membuat seisi stadion Jeld-Wen Field terasa semarak.

"Kami tidak hanya menyertakan gadis ataupun perempuan yang suka bermain bola sebagai bagian dari pemasaran. Untuk menciptakan sebuah basis suporter yang besar, butuh usaha panjang, dan itu sudah kami lakukan sejak dulu: menyemai bibit basis suporter melalui keramaian di stadion," ujar Mike Golub, President of Business Operations Portland Thorns dan Timbers.

Dengan mengenalkan budaya mendukung ala Eropa dengan sorakan, tetabuhan, ataupun chants, para pengunjung yang pertama kali datang ke Jeld-Wen Field pun merasa kerasan dan tertarik untuk kembali lagi ke pertandingan-pertandingan Thorns selanjutnya. Oleh karena itu, jangan heran kalau tiket musiman Portland Thorns terjual sampai 10.000 lembar tiket. "Inilah hasil dari menyemai bibit basis suporter melalu keramaian di stadion," tambah Golub.

***


Apapun caranya itu, pada dasarnya setiap kesebealsan NWSL seperti halnya klub-klub MLS, berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka di kancah persepakbolaan Amerika Serikat. Liga Sepakbola Amerika Serikat, yang mengedepankan pendekatan bisnis ini menuntut para pelaku di dalamnya untuk berpikir bagaimana caranya agar survive dari segala keterbatasan yang ada. Asal selamat, apapun akan dilakukan.

Industri sepakbola memang kejam.

(sf)

foto: guardian.co.uk

ed: fva

Komentar