Redemption Song untuk Wes Morgan

Cerita

by redaksi

Redemption Song untuk Wes Morgan

Siapakah di antara pemain Leicester yang posisinya tak pernah tergantikan selain penjaga gawang Kasper Schmeichel? Jamie Vardy, Riyad Mahrez atau N'Golo Kanté?

Jika menjawab salah satu dari pemain di atas maka jawaban Anda salah, karena pemain yang melalui tiap menitnya di dalam lapangan pada laga Leicester musim ini adalah Wes Morgan. Ia adalah seorang kapten sekaligus jenderal di lini belakang Leicester. Morgan merupakan satu dari dua pemain yang selalu dipercaya oleh Claudio Ranieri selain Schmeichel. Dengan kontribusinya, Leicester sukses membukukan 13 cleansheets pada musim ini.

Morgan sudah memperkuat Leicester sejak musim 2011/2012 setelah dibeli dari Nottingham Forest, dengan nilai satu juta poundsterling. Ia sudah memperkuat Leicester semasa The Foxes masih menjadi tim semenjana di Divisi Championship hingga menjadi kandidat juara pada musim ini.

Pada musim ini, Morgan telah sukses melakukan rata-rata 1,1 blok per pertandingan yang merupakan jumlah terbanyak dibanding pemain lain di Leicester. Ia pun mencatatkan jumlah clearance dengan rataan 5,6 per laga yang merupakaan terbanyak kedua di bawah Robert Huth.

Penampilan apiknya bersama Leicester membawa Morgan masuk ke daftar kesebelasan negara Jamaika. Ia memulai debutnya pada 1 September 2013 lalu, dan telah menjabat sebagai kapten setahun kemudian. Morgan yang kini berusia 32 tahun, mungkin tak menyangka akan sedekat ini dengan gelar juara Liga Primer.

“Ini adalah perasaan luar biasa. Aku tak percaya dengan pencapaian tim kami, tapi saya harus mengatakan bahwa dengan keseimbangan permainan kami, kami pantas berada di sini," kata Morgan seperti yang dikutip Sky Sport.

Pekan lalu, Morgan berhasil mencetak gol ke gawang Southampton. Gol tersebut merupakan gol pertama baginya di musim ini. Meskipun begitu gol tersebut sangat penting karena akhirnya Leicester berhasil memperlebar jarak atas Tottenham Hotspur yang hanya meraih hasil imbang melawan Liverpool.

Hasil imbang Spurs menjadi sebuah keuntungan bagi kesebealsan yang bermarkas di King Power Stadium tersebut. Pasalnya, kini Leicester unggul tujuh poin atas saingan terdekatnya tersebut sementara Liga Primer Inggris tinggal menyisakan enam pertandingan lagi, yang artinya mereka hanya butuh empat kemenangan untuk merengkuh gelar pertama dalam sejarah klub.

Beberapa pemain penting Leicester sudah memberikan persembahan golnya bagi tim. Vardy, Mahrez dan Kanté masing-masing telah menunaikan kewajibannya. Dan satu gol dari Morgan pada laga melawan Southampton pekan lalu merupakan penebusan atas kontribusinya yang tak hanya terpaku di lini pertahanan, namun juga mampu mencetak gol kemenangan bagi tim.

Sebelum pertandingan melawan Southampton dimulai, sebuah paduan suara berkerumun di luar stadion menyanyikan lagu When the Saints Go Marching In milik Louis Amstrong, seorang penyanyi legendaris pada 1930-an. Lagu tersebut dipakai Leicester sebagai chant penyemangat pemain kesayangannya ketika berada di lapangan.

Mereka meneriakan nama Vardy, Mahrez, dan Kanté, atas kontribusi yang mereka berikan. Bukan hal yang aneh, mengingat ketiganya telah menyumbangkan gol; Hal yang sebelumnya belum pernah dilakukan Morgan. Akan tetapi pada pertandingan itu ia menunjukkan sebuah penebusan. Penggawa dari The Reggaeboyz, julukan dari Timnas Jamaika tersebut kini memiliki kebebasan untuk meraih gelar juara setelah berhasil melakuan penebusan lewat satu golnya.

Won't you help to sing

These songs of freedom?

Cause all I ever have

Redemption songs

Redemption songs..

Sebuah reff lagu dari tanah kelahirannya yang mampu menggambarkan kontribusinya saat ini. Lagu dari Bob Marley yang berjudul Redemption Song akan dinyanyikan oleh para pendukung Leicester khusus untuknya, bukan untuk Vardy, Mahrez, ataupun Kanté.

ed: fva

Komentar