Keberhasilan Taktik Arema Memancing Kesabaran Persib

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Keberhasilan Taktik Arema Memancing Kesabaran Persib

Arema Cronus berhasil menjuarai Piala Bhayangkara 2016. Di partai puncak yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno pada Minggu (3/4), skuat berjuluk Singo Edan tersebut berhasil menaklukkan Persib Bandung dengan skor 2-0. Dua gol dicetak oleh Raphael Maitimo dan Sunarto yang keduanya terjadi pada babak kedua.

Kemenangan yang diraih Arema memang merupakan keberhasilan mereka bermain sabar sejak babak pertama. Mereka tak terburu-buru dalam menyerang meski kesempatan untuk melakukan serangan balik sering mereka dapatkan.

Arema memainkan garis pertahanan tinggi. Pressing diberikan pada pemain belakang Persib yang menguasai bola. Pressing dilakukan pemain Arema, tapi tak berusaha merebut bola sedini mungkin. Hal ini membuat aliran serangan Persib pada babak pertama tak terbangun dengan baik.

Lini belakang Persib bermain tak nyaman dalam melakukan penguasaan bola. Umpan-umpan panjang pun diberikan sebagai cara Persib mengirimkan bola ke sepertiga akhir. Namun hal tersebut tak efektif mengingat Persib lebih sering mengirim bola ke sisi kiri, yang kali ini diisi oleh Tantan (masuk menggantikan Atep yang cedera pada awal babak pertama). Tantan selalu kalah duel oleh Ryuji Utomo.

Pada awalnya, pertahanan Persib meladeninya dengan bermain garis pertahanan rendah. Tapi Arema tak terburu-buru dalam membangun serangan. Mereka seringkali memainkan bola di tengah jika pertahanan Persib belum memperlihatkan celah.

20160403 - Operan sepertiga Arema

Namun skema ini hanya bertahan pada babak pertama. Pada babak kedua, Persib berhasil terpancing untuk coba merebut bola secepat mungkin. Hal ini diindikasikan dengan double pivot yang mudah terpancing naik. Terpancing naiknya dua gelandang bertahan Persib, Hariono dan Taufiq, karena Kim Kurniawan sering kehilangan bola kala menerima bola kedua hasil dari duel udara Juan Belencoso dengan pertahanan Arema.


">April 3, 2016

Pada gol Raphael Maitimo, Cristian Gonzales dengan leluasa memberikan umpan daerah pada Dendi Santoso di sisi kanan. Seharusnya, gelandang bertahan Persib menjaga area tersebut untuk memotong umpan yang diarahkan pada Gonzales.

Perlu dicatat pula, pada gol ini Persib kebobolan dari sisi kiri pertahanan. Padahal sisi kanan penyerangan Arema merupakan motor serangan Arema sepanjang turnamen ini karena kombinasi Srdjan Lopicic dan Dendi Santoso. Begitu leluasanya Gonzales menerima bola, selain karena kesalahan dua gelandang bertahan, karena kombinasi ini memang semakin tajam dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya.

Persib sebenarnya mulai keluar dari tekanan.  Setelah Febri Haryadi dan Davis Laly masuk, sisi sayap semakin dimaksimalkan untuk menyerang. Namun bola kedua dari Belencoso yang menang duel masih selalu bisa dihentikan Arema karena kegagalan Kim melindungi bola.

botol vizcarra
Yanto Basna menendang botol yang mengenai Vizcarra sehingga mendapat kartu kuning kedua.

Setelah itu, kartu merahnya Yanto Basna memperkeruh situasi Persib yang sedang tertinggal. Bermain dengan 10 pemain, formasi 3-2-4 coba diperagakan. Ini memudahkan Arema yang memiliki Gonzales, dengan kemampuannya melindungi bola, bisa membangun serangan balik dengan baik.

Sebelum gol Sunarto tercipta, sudah terjadi beberapa peluang yang diciptakan Arema karena keberhasilan Gonzales membangun serangan balik. Dengan Vladimir Vujovic yang lambat, gol kedua Arema pun tercipta. Kala itu Gonzales harus dijaga oleh Purwaka Yudhi dengan situasi pemain Persib kalah jumlah di lini pertahanan Persib. Karenanya Gonzales dengan mudahnya mengelabui Purwaka. Tanpa adany Purwaka dan Vujovic di jantung pertahanan, Sunarto pun dengan mudah menceploskan bola ke gawang Persib yg dijaga I Made Wirawan.

Komentar