Cerita

by redaksi

Alvaro Recoba telah mengumumkan untuk mengakhiri kariernya. Pemain yang telah menginjak usia 40 tahun itu memilih keputusan tersebut setelah terakhir bermain untuk Nacional pada 2015 lalu. Ia telah aktif bermain sepakbola selama 21 tahun dan total telah memperkuat enam kesebelasan.

Recoba memulai kariernya di kesebelasan Uruguay, Danubio. Ia sudah bermain di tim senior pada usia 17 tahun. Hanya semusim di klub yang berasal dari Montevideo itu, ia sudah berhasil mencuri perhatian lewat sentuhan kaki kirinya. Hal tersebut membuat Nacional merekrutnya semusim kemudian.

Tak butuh waktu lama untuk menunjukan kualitasnya, Recoba akhirnya hijrah ke Eropa setelah Internazionale Milan meminangnya. Nama Recoba mencuat setelah membela klub dari kota Milan tersebut. Pemain yang dijuluki El Chino karena memiliki muka oriental itu, melakukan debutnya saat melawan Brescia pada 31 Agustus 1997, hari yang sama saat Ronaldo melakoni laga perdananya setelah Inter membelinya dari Barcelona.

Pada laga itu Inter harus tertinggal lebih dahulu lewat Dario Hubner. Recoba yang masuk di babak kedua menggantikan Maurizio Ganz, berhasil mencetak gol spektakuler dengan kaki kirinya. Tendangan jarak jauhnya tak dapat dijangkau oleh penjaga gawang Brescia, Giovanni Cervone. Recoba berhasil membalikan keadaan setelah sukses mengeksekusi tendangan bebas dari sepertiga lapangan yang lagi-lagi lewat kaki kiri andalannya. Laga debut yang memesona, dua gol yang membawa timnya lolos dari kekalahan.

Recoba sempat dipinjamkan ke Venezia pada musim 1998/1999. Akan tetapi, ia mampu menunjukkan kualitasnya setelah mampu menembus skuat utama Inter di bawah asuhan Marcello Lippi, Hector Cuper, dan Alberto Zaccheron, meskipun akhirnya mengalami penurunan performa di era kepelatihan Roberto Mancini.

Bersama Nerazzurri ia sukses meraih beberapa gelar bergengsi. Trofi Serie A, UEFA Cup, Coppa Italia, dan Super Coppa, adalah rentetan prestasi yang telah diraihnya bersama Inter. Ia sukses mencetak 78 gol dari 247 pertandingannya bersama klub yang bermarkas di Giuseppe Meazza tersebut. Namun ia sempat terbuang dari Inter saat dipinjamkan ke Torino pada musim 2007/2008. Meski menciptakan beberapa gol di klub yang merupakan rival sekota Juventus tersebut, akan tetapi nasib buruk menimpanya setelah gagal menunjukan performa terbaiknya akibat cedera.

Semusim kemudian ia hijrah ke Yunani untuk memperkuat Panionios. Di sana ia berhasil menyumbangkan lima gol dan tujuh assist dan membawa Panionios finis di urutan kedelapan. Lagi-lagi cedera menghambat kariernya, hal tersebut membuat Recoba terpaksa membatalkan perpanjangan kontraknya. Dengan gaji yang besar tetapi kerap absen membuatnya mengambil keputusan untuk hijrah dari klub peraih dua kali trofi Piala Yunani tersebut.

Akhirnya Recoba memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya untuk memperkuat klub masa kecilnya, Danubio. Seakan mengalami Deja vu 15 tahun lalu, ia kembali hijrah ke Nacional semusim kemudian dan menghabiskan kariernya di sana. Selama membela Nacional, ia berhasil mempesembahkan gelar Uruguayan Primera División sebanyak dua kali pada musim 2011/2012 dan 2014/2015.

Karir Recoba di kancah internasional dimulai saat laga persahabatan dengan Spanyol pada 1995. Ia masuk sebagai pemain pengganti untuk menggantikan Enzo Francescoli di laga yang berakhir imbang 2-2 tersebut. Namun, sebagai pemain bintang, ia gagal membawa Uruguay untuk tampil di Piala Dunia 1998 dan 2006.

Recoba hanya sekali mencicipi turamen Piala Dunia kala membawa Uruguay lolos ke Korea-Jepang pada 2002 dan harus gugur di fase grup setelah La Celeste hanya menempati posisi ketiga di bawah Denmark dan Senegal. Mungkin, akan berbeda cerita jika ia hidup di era yang sama dengan Luis Suarez dan Edinson Cavani, yang mana kehadirannya akan semakin memperkuat Uruguay.

Recoba merupakan pemain dengan kaki kiri yang ikonik. Kemampuan dribel bola ditambah dengan akurasi umpan dan tembakan jarak jauh menjadi keunggulannya. Selain itu, ia merupakan eksekutor tendangan bebas yang jitu. Recoba mempunyai kemampuan berposisi sebagai gelandang sayap maupun gelandang serang.

Jika publik Inggris dan Eropa memiliki Beckham yang memiliki akurasi tendangan yang akurat, Uruguay dan Amerika Latin punya Recoba. Keduanya mempunyai tembakan yang jitu dan merupakan eksekutor tendangan bebas yang mematikan. Bedanya, Recoba menggunakan kaki kiri dan Beckham memakai kaki kanannya. Dua cara yang berbeda, dengan spesialisasi yang sama. Dan kini Recoba telah menyusul Beckham untuk gantung sepatu, menapakkan kaki kiri khasnya untuk meninggalkan lapangan sepakbola.

Foto: talksport

ed: fva

Komentar