Salomon Rondon dan Kisah tentang Caracas yang Berbahaya

Cerita

by redaksi

Salomon Rondon dan Kisah tentang Caracas yang Berbahaya

Socrates, bintang timnas Brasil yang juga menjabat sebagai kapten timnas Brasil pada 1982, pernah mengatakan, "Pertandingan sepakbola itu berakhir dalam 90 menit. Setelah itu, kehidupan akan terus berjalan". Dalam pernyataannya itu, Socrates seolah ingin menegaskan kalau kehidupan akan terus berjalan, dan sepakbola adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Pada intinya, Socrates juga mencoba untuk mengatakan kalau sepakbola itu bukan hanya tentang apa yang terjadi di lapangan, tapi apa yang juga terjadi di luar lapangan.

Itulah hal yang benar-benar disadari oleh Salomon Rondon, pemain timnas Venezuela yang sekarang membela West Bromwich Albion, salah satu klub Liga Primer Inggris. Ia tahu bahwa sepakbola bukan sekedar apa yang terjadi di lapangan. Lahir dan besar di wilayah Caracas, Venezuela, membuat ia sadar bahwa menjadi pesepakbola itu penuh dengan ancaman bagi dirinya dan juga keluarganya.

"Hidup di Caracas itu bukan seperti hidup. Selalu ada ketidakpastian yang akan menyertaimu. Suatu hari, mungkin saja tiba-tiba akan ada orang yang membunuhmu tanpa sebab. Kau pergi bekerja di pagi hari, dan di sore hari kau tidak akan pulang ke rumah," ujar Rondon seperti yang dilansir oleh The Guardian.

Caracas sendiri adalah ibukota Venezuela. Keadaan Caracas sangatlah kacau dan berbahaya. Angka pembunuhan sangat tinggi di sana. Ancaman penculikan dan juga pemerasan adalah ancaman sehari-hari yang mungkin saja terjadi pada orang terkenal dan terpandang.

Lalu, apa kaitannya dengan Rondon? Sebagai seorang pemain yang bermain di liga yang cukup terkenal di dunia, ia tahu bahwa akan sangat mudah bagi orang-orang di sana untuk memberikan ancaman bagi keluarganya yang tinggal di Caracas. Malah, lebih buruk lagi, orang-orang bisa saja menculik keluarganya, termasuk anak dan istrinya, dan memerasnya dengan uang yang cukup banyak.

"Caracas itu sangat kacau. Sekarang keadaan kota sangat kacau. Keluarga saya tinggal di sana, dan saya sangat mengkhawatirkan mereka. Saya selalu memantau keadaan mereka lewat telepon, dan juga lewat Twitter untuk memastikan Caracas masih aman," tambahnya.

Meski khawatir, tapi ia mengaku bahwa tidak baik baginya untuk membawa masalah pribadi ke dalam pekerjaannya di dunia sepakbola. Sebagai pesepakbola profesional, ia sadar bahwa masalah pribadi akan berpengaruh ke dalam performanya dalam bermain. Oleh karenanya, jika ia pulang ke Venezuela, ia berusaha tidak terlalu menarik perhatian orang-orang.

"Saya berusaha untuk tidak mencampurkan urusan pribadi saya dengan pekerjaan sebagai pesepakbola. Untuk menjaga agar keluarga saya aman, saya cukup tidak terlalu menarik perhatian orang-orang kalau saya pulang ke Venezuela. Itu sudah cukup membuat keluarga saya di sana aman," ungkapnya.

Di tengah segala kekacauan yang ada di Venezuela, Rondon juga mengungkapkan bahwa ada satu obat yang menjadi penawar rasa takut masyarakat Venezuela. Obat itu bernama sepakbola. Meski bukan olahraga utama di Venezuela - olahraga utama di Venezuela adalah basket dan bisbol - tapi sepakbola telah menjadi sebuah penenang masyarakat Venezuela di tengah kekacauan yang kerap terjadi di Caracas.

"Sepakbola adalah sedikit kebahagiaan yang dimiliki oleh warga Venezuela di tengah ketidakpastian yang ada di Caracas ini," ujar Rondon.

Dan memang, sekarang ini sepakbola Venezuela sedang mengalami sebuah kemajuan. Banyaknya pemain Venezuela yang membela klub di Eropa, seperti Rondon dan Juan Arango membuat kekuatan tim Venezuela bertambah. Timnas Venezuela tidak lagi menjadi bulan-bulanan, bahkan sempat melaju ke babak semifinal Copa America 2011. Ini tentunya adalah hal yang membahagiakan bagi sepakbola Venezuela.

Rondon merupakan bagian dari skuad yang melaju ke babak semifinal Copa America 2011 itu. Sekarang, Rondon tergabung dalam gerakan pemain yang menginginkan reformasi dalam tubuh Federasi Sepakbola Venezuela (FVF). Mereka menolak untuk bermain di kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia karena merasa bahwa orang-orang FVF sekarang tidak kompeten dalam mengurus sepakbola Venezuela.

"Saya memang hanya seorang pemain, namun saya juga adalah pemain yang dapat menyampaikan pesan. Federasi harus segera berubah. Mereka harus memanfaatkan generasi emas para pemain Venezuela ini untuk melakukan perubahan. Sepakbola adalah olahraga masyarakat Venezuela!" ujar Rondon.

Memang, di tengah hiruk pikuk ketidakpastian hidup di Caracas, sepakbola bisa menjadi salah satu alat penghibur bagi masyarakat. Selama 90 menit, setidaknya masyarakat Venezuela dapat merasakan surga.

foto: guardian.co.uk

ed: fva

Komentar