Persib vs Bali United: Persoalan Lini Tengah dan Cara yang Tepat Membongkar Pertahanan

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Persib vs Bali United: Persoalan Lini Tengah dan Cara yang Tepat Membongkar Pertahanan

Laga semifinal Piala Bhayangkara yang digelar Rabu (30/3), akan mempertemukan Persib Bandung dan Bali United. Pertandingan akan digelar di kandang Persib, Stadion Si Jalak Harupat, karena kesebelasan besutan Dejan Antonic tersebut berhasil menjadi juara grup A.

Menghadapi laga ini, kubu tuan rumah tidak bisa tampil dengan skuat terbaiknya. Sebanyak lima pemain dipastikan absen karena akumulasi kartu kuning. Para pemain tersebut adalah Hariono, Yanto Basna, dan tiga pemain yang mendapat kartu kuning karena merayakan gol secara berlebihan pada laga melawan Sriwijaya, yakni Hermawan, Yandi Sofyan, dan Agung Pribadi.

Dari kelima pemain di atas, absennya Hariono dan Yanto menjadi pemain yang paling berdampak pada kekuatan Persib Bandung. Ditambah Agung Pribadi yang biasanya menjadi back-up namun absen juga, Dejan Antonic dipastikan harus memutar otak lebih keras untuk menentukan siapa pemain yang akan diturunkan sejak menit pertama.

Yanto Basna merupakan andalan Persib di lini belakang. Bersama Purwaka Yudhi, kehadiran Yanto sejak pertandingan kedua di babak grup membuat Persib mencatatkan tiga clean sheet. Yanto dua kali dipasang sebagai bek kanan dan sekali diplot sebagai bek tengah.

Absennya Yanto praktis tak akan mengubah komposisi bek tengah yang tampaknya akan kembali dihuni duet Purwaka dan Vladimir Vujovic. Pos bek kiri tetap milik Tony Sucipto. Sementara pos bek kanan yang biasanya diisi Yanto, akan kembali diisi oleh Dias Angga, seperti pada pertandingan menghadapi Mitra Kukar yang berakhir imbang pada pertandingan pembuka Piala Bhayangkara.

Untuk pos gelandang, tak bisa bermainnya Hariono dan Agung (dan masih cederanya Rahmat Hidayat) akan membuat Kim Jeffrey Kurniawan menemani Taufiq sebagai double pivot. Namun untuk pos gelandang serang dalam formasi 4-2-3-1 yang sering digunakan Persib, absennya pemain-pemain di atas mengharuskan Dejan kembali bereksperimen. Dimulai dari memasang Gian Zola menempati posisi gelandang no.10, hingga menempatkan Atep di pos gelandang tengah dengan Febri Haryadi di posisi sayap.

Salah satu di antara Febri dan Gian Zola memang dipastikan akan bermain pada laga ini terkait regulasi pertandingan yang harus memainkan pemain berusia di bawah 21 tahun. Dalam tiga pertandingan terkhir, keduanya bisa diparkir karena terdapat Yanto Basna yang masih berusia 20 tahun.

Jika Persib memusingkan absennya sejumlah pemain, di kubu lawan hanya dua pemain yang dipastikan absen, yaitu Kiko Insa dan I Gede Sukadana. Namun absennya Kiko dan Sukadana jelas akan memengaruhi kualitas skuat Bali United pada laga ini.

Kiko selalu bermain di setiap pertandingan Bali United pada babak grup. Sebagai pengganti bek asal Spanyol tersebut, tampaknya coach Indra Sjafrie akan memasang mantan bek Pro Duta, Agus Nova Wiantara. Pemain yang juga pernah memperkuat Gresik United dan Persiba Balikpapan ini nantinya akan berduet dengan Bobby Satria.

Sama seperti Kiko, Sukadana pun selalu tampil di empat pertandingan Bali United di babak grup. Absennya mantan gelandang Arema Cronus ini sepertinya akan digantikan oleh Hendra Sandi. Hanya saja gaya bermain Hendra Sandi dan Sukadana cukup berbeda. Meski sama-sama gelandang box-to-box, Hendra Sandi tak memiliki kemampuan merebut bola lebih baik dibanding Sukadana.

Absennya Sukadana ini memang kehilangan yang tidak sepele. Sejak bergabung, Sukadana sangat berandil membuat lini tengah menjadi lebih kuat. Jangan lupa juga, Sukadana bisa muncul dari lini kedua dan mengganggu lawan dengan tendangan jarak jauh yang cukup baik. Sukadana sudah mencetak gol bagi Bali United dengan cara itu.

Karenanya Bali United pun akan memiliki masalah di lini pertahanan mereka. Belum lagi kondisi Bobby Satria pun menjadi sorotan. Pada laga melawan PS Polri di pertandingan terakhir grup B, bek berusia 29 tahun tersebut harus ditarik keluar karena menderita cedera pada engkel. Meskipun begitu, dokter tim memastikan bek kelahiran Padang ini bisa bermain sejak menit pertama.

Laga ini dipastikan tak akan mudah bagi Persib meski mereka bermain di kandang. Bali United saat ini tengah dalam performa menanjak. Usai dikalahkan Arema Cronus dan Persija Jakarta di dua laga pertama, skuat berjuluk Serdadu Tridatu ini berhasil menjungkalkan Persipura Jayapura dan PS Polri.

Yang perlu dicatat, skuat Bali United saat ini bisa dibilang merupakan skuat terbaik Bali United sejak awal kemunculannya awal 2015. Awalnya Bali United hanya dihuni oleh pemain-pemain muda. Namun kini, terdapat pemain senior dan pemain asing yang meningkatkan kualitas Bali United.

Pemain-pemain seperti I Gede Sukadana, Bobby Satria, dan Syakir Sulaiman serta pemain asing dalam diri Kiko Insa, Lucas Patinho dan Silvio Escobar, memang meningkatkan level Bali United. Tapi memang skuat Bali United ini belum sempurna dari segi penyerangan. Kontribusi Lucas Patinho dan Silvio Escobar belum terlalu signifikan.

Bali United selalu berhasil mencetak satu gol di setiap pertandingan babak grup. Yabes Roni menjadi pencetak gol terbanyak dengan dua gol. Dua gol lain dicetak Fadil Sausu dan Sukadana.

Dengan komposisi kedua tim yang ada saat ini, pertandingan dipastikan akan berjalan ketat. Persib dan Bali United sama-sama kehilangan pemain terbaiknya di lini pertahanan. Karenanya hasil akhir akan menjadi milik tim yang memiliki strategi dan kualitas lini serang yang lebih baik.

Di skuat Persib, trio Atep, Samsul Arif dan Juan Belencoso masih akan menjadi tumpuan. Ketiganya akan menghadapi tekel-tekel agresif Bali United yang memainkan garis pertahanan rendah. Di sini pergerakan Belencoso akan menentukan.

Jika diperhatikan dari gol-gol Persib di babak grup, rata-rata Persib mampu mencetak gol kala lini pertahanan lawan memainkan garis pertahanan tinggi. Tak hanya dua gol dari skema open play Samsul Arif, tapi juga bagaimana lini pertahanan lawan harus melanggar para pemain depan Persib yang mengandalkan kecepatan. Persib terbukti mampu mencetak dua gol dari skema set-piece.

Dalam setiap gol Persib, hampir selalu ada pergerakan Belencoso yang memberikan ruang bagi Samsul. Belencoso kerap kali turun hingga ke tengah lapangan. Selain untuk memancing penjagaan bek lawan, hal tersebut dilakukan untuk memberikan ruang bagi pemain sayap Persib, khususnya Samsul, untuk masuk ke jantung pertahanan lawan.

Dengan menghadapi garis pertahanan rendah milik Bali United, skema tersebut bisa jadi tak akan begitu efektif. Para pemain bertahan Bali United akan lebih sering menumpuk di kotak penalti pertahanan mereka sendiri. Hal ini akan menyulitkan terciptanya ruang bagi Samsul ataupun Belencoso.

Lebih sering mengirim umpan silang ke kotak penalti bisa jadi akan lebih efektif bagi lini serang Persib. Selain Belencoso memiliki keunggulan dalam duel udara, absennya Kiko Insa praktis akan membuat Bali United mengandalkan Bobby Satria untuk menghalau setiap umpan silang yang datang.

Masalahnya adalah mutu umpan silang Persib selama Piala Bhayangkara masih terhitung buruk. Ketajaman Belencoso dalam mengeksekusi bola atas belum terlihat karena persoalan mutu umpan silang yang tidak memadai.

Sementara itu bagi Bali United, mereka bisa menyerang sisi kanan pertahanan Persib yang lebih lemah dibanding sisi kiri. Sisi kanan Persib akan dihuni Dias Angga. Pada pertandingan melawan Mitra Kukar, ia begitu kewalahan menghadapi kecepatan Septian David ataupun Hendra Bayauw. Bukan hanya kemampuan merebut bolanya yang kurang baik, tapi juga mantan pemain PBR ini sering out of position.

Bali United sendiri kerap memasuki lini pertahanan lawan melalui sayapnya. Pada gol Fadil Sausu melawan Arema dan Yabes Roni menghadapi Persipura misalnya, Bali United berhasil mencetak gol melalui skema umpan silang, khususnya dari sisi kiri.

Absennya Sukadana memang akan membuat Bali United semakin menggencarkan serangan sayap. Hanya saja mereka perlu mencari cara agar aliran bola ke sayap tetap bisa terdistribusikan meski harus bermain tanpa Sukadana.

Komentar