Riechedly Bazoer, Pelipur Lara Kegagalan Timnas Belanda

Berita

by redaksi

Riechedly Bazoer, Pelipur Lara Kegagalan Timnas Belanda

Timnas Belanda sedang dilanda duka. Setelah pada Piala Dunia 2014 berhasil menjadi juara ke-3, mereka gagal lolos ke Piala Eropa 2016. Hal ini benar-benar sebuah mimpi buruk bagi tim yang juga pernah meraih gelar juara Piala Eropa 1988 ini.

Namun, selalu ada hikmah di setiap kejadian. Talenta baru telah muncul ke permukaan dan akan menjadi tumpuan timnas Belanda di masa depan. Dengan usianya yang masih 19 tahun, ia kerap disandingkan dengan pemain-pemain besar timnas Belanda macam Frank Rijkaard ataupun Clarence Seedorf karena permainannya yang dewasa. Siapakah pemain tersebut?

Dialah Riechedly Bazoer, pemain yang sekarang bermain di Ajax Amsterdam yang uniknya merupakan produk dari akademi PSV Eindhoven. Penampilan moncernya di Ajax sebagai seorang holding midfielder sudah menarik banyak sekali perhatian tim-tim besar Eropa macam Manchester City, Arsenal, Barcelona, Juventus, Chelsea, dan AC Milan. Bazoer sendiri pun mengakui hal ini dan tidak menutup-nutupinya sama sekali.

"Saya tidak akan merahasiakan hal ini. Dua bulan lalu, tim-tim besar tersebut telah menyatakan ketertarikannya kepada saya lewat kakak saya yang merangkap sebagai agen saya. Mereka juga telah memberitahu Marc Overmars (direktur teknik Ajax). Pemandu bakat mereka sering datang ke Amsterdam dan memerhatikan saya bermain," ujar Bazoer seperti yang dilansir oleh The Guardian.

Pada 2012 lalu, Bazoer sebenarnya sudah berniat untuk meninggalkan PSV Eindhoven, tim yang mengasuhnya. Tujuan Bazoer saat itu adalah Manchester City. Di City, ia sudah menjalani trial, dan siap untuk bergabung. Namun, ibunya melarangnya untuk pergi ke luar negeri pada saat itu dan memintanya untuk tetap bermain di Belanda.

"Ibuku memang luar biasa. Saat aku sudah sangat tertarik dan bergabung tanpa pikir panjang, ia malah mencegah saya. Ia mengatakan kepada saya agar mematangkan diri saya terlebih dahulu di Belanda daripada bergabung dengan tim besar dan menjadi cadangan di sana. Pemikiran matang ibu saya itulah yang membuat saya sekarang tetap bertahan di sini," ujar Bazoer.

Akhirnya, tawaran resmi datang dari Ajax untuk memboyongnya ke Amsterdam. Di Amsterdam, ia mengalami ujian yang sebenarnya. Ia tidak langsung bermain di tim senior, tapi harus merangkak terlebih dahulu dari Ajax U-19, Ajax U-21, sampai akhirnya mendapatkan kesempatan debut di tim senior Ajax pada tahun 2014.

"Saat-saat di Ajax membuat saya banyak belajar, bahwa untuk bermain di tim senior itu bukanlah sesuatu yang mudah. Beruntung, Ronald de Boer selalu mengatakan kepada saya bahwa kesempatan itu akan datang. Akhirnya, 2014, saya dipromosikan ke tim utama. Saya merasa senang," kenangnya.

Sampai sekarang, ia tetap menjaga performa luar biasanya sebagai holding midfielder Ajax. Selama musim 2015/2016, total ia sudah mencatatkan 35 penampilan, mencetak 5 gol dan 4 assist. Penampilannya yang mengesankan pun membuat ia akhirnya membuat ia dipanggil ke timnas Belanda dan menjalani debut pada bulan November 2015.

Setelah apa yang ia alami di Ajax, Bazoer memutuskan untuk tinggal di Ajax selama beberapa tahun ke depan, dan belajar dari seorang Dennis Bergkamp, legenda Belanda sekaligus legenda Arsenal. Laga melawan Inggris pada Rabu (30/3) dini hari waktu Indonesia akan menjadi capsnya yang ketiga di timnas, sekaligus sebagai sebuah pembuktian bahwa Bazoer, memang seorang pemain yang pantas digadang sebagai pemain masa depan Belanda.

Baca Juga

The Secret Life of Riechedly Bazoer


(sf)

foto: metro.co.uk

Komentar