Kalah Efektif, PS TNI Harus Akui Keunggulan Persib

Analisis

by redaksi

Kalah Efektif, PS TNI Harus Akui Keunggulan Persib

PS TNI akhirnya harus mengakui keunggulan Persib Bandung di Piala Bhayangkara kali ini. Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat pada Kamis (24/3) petang, PS TNI kalah oleh Persib dengan skor 2-0. Hasil ini membuat Persib dan Sriwijaya FC lolos ke babak semifinal sebagai wakil dari grup A Bandung. Kedua tim mengumpulkan poin 7 dan raihan poin ini sudah tidak bisa tersusul lagi oleh tim lain.

Oleh karenanya,  pertandingan Sabtu (26/3) nanti yang mempertemukan antara Persib dan Sriwijaya FC akan menjadi pertandingan penentuan juara grup A. Status juara grup menjadi penting karena juara grup akan mendapatkan keuntungan bertanding di kandang sendiri dalam sistem pertandingan sekali gugur, tanpa sistem kandang-tandang.

Gol-gol di pertandingan ini dicetak melalui tendangan bebas oleh Samsul Arif di menit ke-45. Keunggulan Persib ditambah oleh Atep di menit ke-46 melalui sepakan dari luar kotak penalti. Pertandingan sendiri sebenarnya berjalan cukup imbang karena PS TNI mampu meladeni permainan Persib. Tapi, ada beberapa faktor yang membuat PS TNI pada akhirnya harus mengakui keunggulan Persib.

Banyaknya crossing yang kurang efektif

Di pertandingan ini, PS TNI kembali mengandalkan serangan dari sisi sayap yang dibangun oleh Wawan Febrianto dan Dimas Drajad. Terkadang, Guntur Triaji atau Tambun Naibaho kerap membuka ruang juga ke sayap. Di awal-awal babak pertama, hal ini sempat merepotkan lini pertahanan Persib, apalagi PS TNI bermain juga dengan pressing yang ketat. Hal ini sempat membuat pertahanan Persib kocar-kacir.

Serangan sayap itu juga disertai dengan pergerakan yang cair antara Wawan, Dimas, Guntur, dan juga Tambun. Mereka tidak terpaku pada posisi dan bergerak untuk mengobrak-abrik pertahanan Persib. Hal serupa juga mereka lakukan saat melawan Pusamania Borneo FC.

Hanya saja, serangan yang dibangun PS TNI dari sisi sayap ini terkesan mubazir. Dari total 28 crossing yang dilakukan ke kotak penalti, hanya empat saja yang berhasil. Hal yang sama juga dilakukan Persib Bandung. Dari total 23 crossing yang dilakukan ke kotak penalti, hanya satu yang berhasil.

Capture
Grafis umpan silang PS TNI dan Persib Bandung. Merah menandakan yang gagal, sedangkan biru yang berhasil

Persib Lebih Efektif

Sadar bahwa tidak mampu menciptakan tendangan lewat situasi open play, Persib akhirnya mencoba opsi lain, yaitu dengan memanfaatkan set piece ataupun bola mati. Hal ini berbuah gol melalui tendangan bebas Samsul Arif di menit ke-45, atau tepat sebelum babak pertama berakhir. Inilah yang tidak bisa dilakukan oleh PS TNI. Mereka sering mendapatkan corner kick ataupun situasi bola mati, namun mereka tidak bisa memanfaatkan situasi bola mati tersebut.

Selain itu, PS TNI pun kurang efektif dalam membangun serangan. Dari total 14 tendangan yang mereka lakukan, hanya lima yang mengarah ke gawang. Bandingkan dengan Persib yang mencetak enam tendangan mengarah ke gawang dari total 10 tendangan yang mereka lakukan dalam pertandingan. Kurang efektifnya permainan PS TNI ini karena menyerang secara terburu-buru dan terlalu banyak memanfaatkan direct ball ataupun manuver solo dari Wawan, Dimas, Guntur, maupun Tambun yang pada akhirnya dapat dihentikan oleh para bek Persib.

Pressing yang Tidak Konsisten

Seperti yang sudah disebutkan di atas, PS TNI bermain dengan pressing yang ketat. Pressing inilah yang sempat membuat pertahanan Persib kelimpungan. Serangan Persib pun menjadi tidak terencana dengan baik di babak pertama, bahkan sampai membuat Belencoso dan Samsul mondar-mandir untuk membongkar pertahanan PS TNI yang kokoh karena permainan pressing ini.

Tapi, ternyata PS TNI kurang konsisten dalam melakukan pressing. Hal ini terlihat dari gol kedua yang dicetak oleh Atep di awal babak kedua, saat pressing dari pemain PS TNI mengendur. Atep dengan leluasa menerima bola di area sepertiga lapangan PS TNI dan melancarkan shoot dari area tersebut.

Kesimpulan

PS TNI masih membutuhkan pengalaman lebih banyak. Meski dihuni oleh pemain-pemain yang baik secara teknik dan fisik, tapi pengalaman mereka dalam mengikuti sebuah turnamen ataupun kompetisi yang panjang masih belum teruji. Inilah yang membuat mereka, seperti yang terlihat setelah kebobolan gol kedua, begitu terburu-buru untuk mencetak gol tanpa perencanaan yang matang. Inilah yang membedakan mereka dengan Persib yang mampu memanfaatkan peluang di pertandingan kali ini.

(sf)

Komentar