Bili?: West Ham Harusnya Menang

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Bili?: West Ham Harusnya Menang

West Ham United harus puas bermain imbang dengan skor 2-2 saat bertandang ke markas Chelsea, Stamford Bridge, pada lanjuta Liga Primer Inggris yang digelar Sabtu (19/3). Sempat unggul dua kali, West Ham merasa harusnya mereka bisa memenangi pertandingan.

“Ini pertandingan yang bagus untuk fans Chelsea dan West Ham dan penonton netral,” ujar manajer West Ham United, Slaven Bilic, selepas pertandingan melawan Chelsea. “Adalah sebuah kebanggaan menjadi bagian dari pertandingan ini bagi orang-orang yang menyaksikannya secara langsung. Saya yakin mereka menikmatinya. Saya hanya bisa memuji para pemain saya. Mereka bermain dengan baik dan kami gusar karena kami pantas memenangi pertandingan ini dan juga karena mereka mencetak gol penyeimbang.”

Bertandang ke Stamford Bridge, West Ham dua kali unggul atas tuan rumah. Pertama pada menit ke-17 lewat tendangan melengkung Manuel Lanzini, kedua lewat Andy Carroll sang pemain pengganti (menit ke-61). Gol penyeimbang Chelsea yang pertama, dari tendangan bebas Cesc Fabregas, tercipta di masa injury time babak pertama. West Ham tidak memiliki masalah terhadap gol tersebut, namun masih mempertanyakan gol kedua Chelsea: tendangan penalti Fabregas di menit ke-89, yang menurut Bilic dan Carroll tidak seharusnya terjadi.

“Chelsea memiliki pemain-pemain hebat, tentu saja, dan mereka mampu mencetak gol dan mereka bisa mencetak gol ketika kedudukan 1-1, jadi mengingat kami kebobolan di penghujung pertandingan, kami bagaimanapun gusar, namun ketika kami kebobolan lewat penalti dan itu seharusnya bukan penalti, kami sulit menerimanya. Kami tidak seharusnya mengalami ini,” ujar Bilic. “Di satu sisi kami tidak memiliki keberuntungan dan kualitas ekstra karena ketika kedudukan 1-0 dan 2-1 kami begitu nyaris unggul dua gol, entah 2-0 atau 3-1 dan saya berharap kami mencetak gol.”

“OK, kami berpeluang memastikan kemenangan, namun itu seharusnya tidak penalti dan itu jelas sekali. Kami tidak menerima keputusan itu,” lanjut Bilic. “Kami tidak berpikir mengenai ‘apakah kami keempat? Apakah kami kelima?’ namun syukurlah kami tidak berjuang keluar dari zona degradasi. Kami hanya memikirkan 90 menit ini dan kami tidak seharusnya kebobolan dengan cara itu.”

Bilic berpendapat bahwa Michail Antonio tidak melanggar Ruben Loftus-Cheek di dalam kotak penalti. “Kejadiannya bahkan tidak di dekat garis kotak penalti. Itu jelas. Itu keputusan mudah karena ia bukannya meluncur ke arah dalam. Itu terjadi di luar garis pembatas kotak penalti,” ujar Bilic. “Saya bukannya ingin mengeluh mengenai pertandingan ini karena saya ingin membicarakan sepakbola, namun ini sudah dua minggu berturut-turut. Chairman mengirim saya e-mail beberapa hari lalu, mengatakan kami hanya mendapat empat penalti dalam empat tahun! Itu rekor!”

Terlepas dari keluhan-keluhan yang ia rasakan, Bilic tetap menemukan alasan untuk bersyukur. “Kami bermain dengan baik dan kami adalah tim yang baik,” ujarnya. “Kami memiliki momentum dan karakter dan kami bertahan dengan baik dan penuh semangat. Ketika kami memiliki bola, kami tenang dan lini depan kami cepat. Bekerja dengan tim ini rasanya luar biasa.”

Seperti Bilic, Carroll sang pencetak gol kedua West Ham juga berpendapat bahwa penalti tidak seharusnya terjadi dan ia terang-terangan merasa kecewa dan jengkel.

“Mengecewakan hanya bisa bermain imbang. Kami kebobolan tepat sebelum turun minum dan kemudian sebelum akhir pertandingan dan itu menjengkelkan,” ujar Carroll. “Namun kami bekerja dengan sangat baik dan pantas menang dan sebagaimana aku katakan, menyebalkan hanya bisa mendapat satu poin. Saya meninjau ulang insiden penalti dan kelihatannya itu terjadi di luar kotak penalti jadi kami hanya tidak beruntung mereka mendapat penalti.”

Lebih jauh, Carroll menegaskan bahwa ia bukannya ingin mengeluh, namun West Ham menurutnya memang pantas menang dan hasil imbanng bukan sesuatu yang harus disyukuri.

“Aku katakan pekan lalu tidak banyak tim yang pulang dari kandang tim besar merasa kecewa karena hanya meraih hasil imbang,” ujar Carroll. “Pekan lalu kami merasakan itu dalam pertandingan melawan Manchester United dan rasanya sama melawan Chelsea karena kami tidak mendapat tiga angka.”

Yang berlalu, walau demikian, telah berlalu. Carroll merelakan kejadian di Stamford Bridge dan bersiap menatap lanjutan Premier League setelah jeda internasional. “Semua pemain sepenuhnya ingin lolos ke kejuaraan Eropa,” ujar pemain berkebangsaan Inggris tersebut. “Itulah yang kami perjuangkan. Bagus jika kami pulang membawa kemenangan dan menekan lebih jauh di tabel klasemen namun kami akan menjalani masa istirahat yang baik dan setelahnya kami akan bekerja lebih keras.”

Komentar