Pratinjau Persija vs PS Polri: Duel Kesebelasan Pencari Jati Diri

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Pratinjau Persija vs PS Polri: Duel Kesebelasan Pencari Jati Diri

Persija Jakarta menargetkan kemenangan menghadapi PS Polri pada laga Grup B Piala Bahayangkara di Stadion I Wayan Dipta, Bali, Sabtu (19/3) sore hari nanti. Apalagi Persija semakin percaya diri karena seluruh pemainnya dalam keadaan fit. Pemain-pemain andalannya seperti Andritany Ardhiyasa, Vava Mario Yagalo, Ramdani Lestaluhu, Rachmat Affandi dan lainnya, siap diturunkan pada laga nanti.

Hanya saja Persija sempat kebingungan memilih pemain asing terakhirnya. Sebelumnya, Persija bingung memilih antara Frank Bezi, Patrick da Silva atau Predrag Pocuca. Namun akhirnya Persija memilih Bezi sebagai pemain asing barunya. Bezi menyusul dua pemain asing yang sudah lebih dulu bergabung, yakni Mekan Nasyrov dan Wellington Franca Junior.

Sementara itu PS Polri akan tampil tanpa pemain asing andalan barunya, Roberto Pugliara, karena cedera. Kendati demikian, posisinya di gelandang serang bisa digantikan Paulo Sitanggang atau Ikhfanul Alam. Materi skuat asuhan Bambang Nurdiansyah itu pun tidak bisa diremehkan. Pasalnya, mereka pun dihuni pemain baru seperti Bio Paulin, I Made Wirahadi, Ade Suhendra, Dedi Hartono dan Gerald Pangkali.

Pemain senior-senior PS Polri tersebut akan berkolaborasi dengan pasukan muda layaknya Muchlis Hadi, Ilham Udin dan Hansamu Yama. Mereka juga akan dibantu pemain asing lain seperti Fabiano Beltrame dan James Koko Lomell.

Mengantsipasi Nasyrov dan Kecepatan Ramdani

Tidak perlu waktu lama bagi Paulo Camargo, Pelatih Persija, memilih Nasyrov sebagai pemain asing barunya. Maklum, keduanya pernah bersama-sama membangun Persibo Bojonegoro sejak 2011 sampai 2012. Camargo tahu kualitas Nasyrov dan bagaimana ia pernah membuat Samsul Arif subur bersama Persibo saat itu.

Nasyrov merupakan metronom serangan Persibo saat itu. Begitu juga ketika ia memperkuat Barito Putra pada 2014 lalu. Pemain berposisi sebagai gelandang bertahan ini memiliki kemampuan memberikan umpan pendek atau panjang yang baik untuk rekan-rekannya. Sehingga ia bisa melakukan peran sebagai deep-lying playmaker, bahkan untuk Persija saat ini.

Sayangnya, Nasyrov sendiri kurang bersinar ketika memperkuat Barito Putra dan kesebelasan-kesebelasan selanjutnya. Tapi kali ini ia kembali bereuni dengan Camargo, sebagai pelatih yang membuatnya bersinar bersama Persibo.

Umpan-umpan matang Nasyrov akan menjadi perpaduan yang menarik bersama Ramdani. Ia bisa melepaskan umpan-umpan terobosan atau umpan panjang yang mampu digapai kecepatan Ramdani.

Salah satu kelemahan Nasyrov adalah perihal aksi bertahan. Maka untuk menekan Persija, PS Polri bisa melakukan pressing agresif untuk menekan Nasyrov. Sehingga ia tidak mampu mengembangkan permainannya untuk mengalirkan bola ke lini depan Persija.

Bambang Nurdiansyah yang Identik dengan Sayap Klasik

Sejak melatih PSIS pada 2005 silam, Bambang identik dengan serangan melalui sisi lapangan. Ia mengandalkan para pemain sayapnya seperti Ridwan, Modestus Setiawan, Sasi Kirono, Hary Salibury dan lainnya. Pemain-pemain tersebut menekan kedua sisi pertahanan lawan, kemudian melepaskan umpan silang ke kotak penalti. Kemudian, di sanalah Indriyanto Nugroho memberikan ancaman melalui sundulan atau kemelut di depan gawang lawan.

Begitu juga dengan racikannya bersama PS Polri. Apalagi  di skuatnya saat ini terdapat Maldini Pali dan Ilham Udin dalam skuatnya. Kedua pemain tersebut merupakan pemain sayap yang cepat dan punya kemampuan dribel yang mumpuni. Hanya saja Maldini dan Ilham lebih berbeda ketimbang para pemain sayap klasik. Mereka berdua gemar melakukan gerakan-gerakan potongan (cuts inside) ke dalam kotak penalti lawan.

Pergerakan kedua sayap PS Polri itu akan didukung I Putu Gede dan Dedi Hartono sebagai full-back. Putu Gede dan Dedi akan menutupi kekurangan Maldini dan Ilham dari segi umpan silang. Tentunya peluang dari sayap itu harus bisa dimanfaatkan Wirahadi atau James Koko menjadi gol.

Maka dari itu Persija harus mampu meredam serangan PS Polri melalui sayapnya. Tapi Persija masih belum menemukan full-back kiri yang bagus sepeninggal Syaiful Indra Cahya. Sepeninggal Syaiful, Persija memaksakan Maman Abdurrahman menjadi full-back kiri. Padahal, posisi asli Maman adalah seorang bek tengah.

Kesimpulan

Pertandingan akan berjalan lamban karena kedua kesebelasan masih mencari ritme permainannya. Persija masih baru dilatih Camargo dan bek barunya, Bezi, baru bergabung beberapa hari sebelum Piala Bhayangkara.

Begitu juga dengan PS Polri. Kendati merekrut banyak bintang pesepakbola Indonesia yang bepengalaman dan pemain muda, namun tetap saja mereka adalah skuat baru. Tidak mudah menyatukan visi misi berbagai pemain bintang di lapangan.

Line Up

Line Up PERSIJA VS PS POLRI

Komentar