Marseille Terpuruk, Ultras Mengamuk

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Marseille Terpuruk, Ultras Mengamuk

Jangan pernah mengkhianati Olympique Marseille jika tidak ingin membuat para suporternya mengamuk. Contoh saja Mathieu Valbuena, legenda Marseille yang begitu dibenci para suporternya. Para suporter garis keras Marseille tidak pernah tanggung-tanggung menuangkan amarahnya di Stadion. Valbuena pernah dilempari berbagai benda, mulai dari bahan lunak seperti plastik, sampai yang menyala seperti red flare (suar).

Kali ini, para suporter Marseille kembali mengeluarkan amarahnya pada pertandingangan pekan ke-31 Ligue 1 2015/2016 di Stadion Velodrome, Sabtu (19/3) dini hari. Situasi panas begitu menyelimuti Stadion Velodrome. Spanduk kemarahan dan sindiran untuk klub sudah dipajang di tribun stadion, salah satunya adalah kerinduan kepada mantan Pelatih Marseille, Marcelo Bielsa. Di spanduk itu ditulis, "Tidak, terima kasih yang sudah mengangkat, serta penghormatan kepada mantan pelatih Marcelo Bielsa".

Para suporter tuan rumah pun menuntut kemenangan atas Rennes. Mereka tidak ingin Marseille terus berada di papan tengah klasemen sementara musim ini. Mengingat musim lalu pun berada di peringkat empat klasemen akhir.

Tapi yang terjadi justru Rennes sudah unggul tiga gol dalam waktu 14 menit. Tribun-tribun Stadion Velodrome semakin gaduh dengan cacian. Mereka mulai mencoba merusak pagar tribun. Bahkan gol yang dicetak Florian Thauvin pada menit ke-20 untuk mengejar ketertinggalan masih belum memuaskan mereka. Justru para suporter Marseille semakin ganas.

Simak cerita-cerita kami tentang Ultras pada tautan ini.

Pihak keamanan stadion dan polisi anti huru-hara lantas berjuang untuk menenangkan para suporter yang menarik-narik pagar tribun. Panitia pertandingan pun ikut menenangkan para suporter melalui pengeras suara. Para suporter Marseille membalas dengan teriakan cacian dan sumpah serapah.

Beberapa suporter berhasil menyebrangi pagar, namun polisi sigap menahannya. Mereka segera diamankan walau digiring sambil mengucapkan berbagai makian.

Gelandang Marseille, Lassana Diarra, mengungkapkan kesedihannya melihat situasi di Stadion Veledrome saat itu, "Kami tidak membuat alasan malam ini. Kami tidak bersembunyi di balik apapun. Kami hanya bermain tidak baik," ujarnya usai pertandingan seperti dikutip Daily Mail.

Penyesalan yang diungkapkan Diarra, tetap tidak bisa membuat suporter Marseille bahagia. Mereka pun masih mencemooh para pemain di luar lapangan ketika laga berakhir. Marseille sendiri mengakhiri laga dengan kekalahan 5-2.

Atas kekalahan tersebut, Marseille berada di peringkat 10 dengan raihan 39 poin. Marseille tertinggal delapan poin dari Nice di peringkat empat, sekaligus posisi yang bisa meraih tiket ke Europa League musim depan.

Sumber lain: Mirror.

Komentar