Kemenangan Dramatis Bayern, Kemenangan Pep Atas Allegri

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Kemenangan Dramatis Bayern, Kemenangan Pep Atas Allegri

Bayern Munchen menjadi kesebelasan terakhir yang melangkah ke babak perempat final Liga Champions. Namun untuk mendapatkan tiket ke babak berikutnya tersebut, Bayern mendapatkan perlawanan hebat dari Juventus.

Bahkan Bayern sempat tertinggal dua gol pada babak pertama ketika Juve mampu mencetak gol melalui Paul Pogba dan Juan Cuadrado. Hanya saja Bayern memiliki pelatih jenius dalam diri Pep Guardiola. Pep merespon strategi kejutan dari pelatih Juventus, Massimilliano Allegri, dengan sangat telak sehingga Bayern mampu menang 4-2  (agregat 6-4) di akhir pertandingan.

Shock Therapy dari Allegri

Juventus tampil pincang pada laga ini. Paulo Dybala dan Claudio Marchisio menyusul Giorgio Chiellini yang menepi karena cedera. Selain itu, Mario Mandzukic mengalami masalah kebugaran usai menjalani pertandingan menghadapi Sassuolo.

Kehilangan Dybala yang merupakan pencetak gol terbanyak dan Mandzukic yang kontribusinya mulai terlihat melalui assist-assistnya jelas kehilangan besar bagi Juventus. Allegri pun harus memutar otak dalam menyusun pemain yang diturunkan sejak menit pertama.

Lantas Allegri secara mengejutkan memainkan formasi dasar 4-5-1. Juan Cuadrado dan Alex Sandro bermain sebagai gelandang sayap. Gelandang tengah ditempati Paul Pogba, Sami Khedira, dan Paul Pogba. Penyerang tunggal diiisi oleh Alvaro Morata.

Skema ini disempurnakan dengan pressing dengan tekel yang agresif. Juve mampu mencetak dua gol berkat memanfaatkan kesalahan lini pertahanan Bayern yang tak nyaman saat menguasai bola atau hendak membangun serangan. Bahkan Juve sebenarnya mampu mencetak tiga gol melalui proses pressing seperti ini andai gol Morata tak dianulir.

Gol pertama Juve yang tercipta pada menit kelima menjadi bukti bahwa skema pressing mereka berhasil. Ketika gol ini terjadi, David Alaba melakukan kesalahan kontrol yang dimanfaatkan Stephan Lichtsteiner. Tendangan Lichtsteiner mampu diblok Neuer, namun bola liar disambar Pogba.

Juve pun memiliki pertahanan yang terorganisir (tentunya sebelum empat gol tersebut datang). Dengan para pemain yang dipilih Allegri kali ini, Juve bahkan kerap terlihat bertahan dengan membentuk formasi 6-3-1. Cuadrado dan Alex Sandro mundur hingga sejajar dengan back four.

Kesalahan Allegri Pada Pergantian Pemain

Hingga menit ke-65, semuanya seperti berjalan sesuai rencana Allegri. Juventus masih unggul dengan skor 2-0 di pertandingan yang tersisa 25 menit waktu normal. Ia pun menyegarkan skuatnya dengan memasukkan Stefano Sturaro dan Mario Mandzukic untuk menggantikan Khedira dan Morata.

Namun ternyata hal itu membuat serangan balik Juve tak berjalan baik seperti pada babak pertama. Mandzukic yang lambat tak seperti Morata yang memiliki kemampuan melewati pemain dengan kecepatan yang ia miliki, seperti proses terjadinya gol kedua Juve yang dilesakkan Cuadrado.

Juve menjadi lebih mudah kehilangan bola. Sejak Mandzukic dan Sturaro masuk hingga menit 90, Juve hanya mampu menciptakan satu peluang. Hal ini tentunya memudahkan Bayern yang terus berusaha mengejar ketertinggalan sehingga bisa mengurung pertahanan Juventus di babak kedua.

Peran Mandzukic baru terlihat ketika memasuki perpanjangan waktu. Juve mulai keluar dari tekanan setelah skor 2-2. Mandzukic mencatatkan satu peluang emas melalui tandukannya. Hanya saja peluang tersebut masih mampu digagalkan Manuel Neuer.

Pergantian yang bisa dibilang hanya penyegaran pemain ini memang tak dibarengi dengan antisipasi meningkatnya daya serang Bayern. Allegri tampaknya merasa aman dengan skor 0-2 yang ternyata menjadi blunder bagi dirinya sendiri.

Halaman selanjutnya: Tentang perubahan taktik Pep Guardiola

Komentar