Metamorfosis Kupu-Kupu Romelu Lukaku

Cerita

by redaksi

Metamorfosis Kupu-Kupu Romelu Lukaku

Seekor kupu-kupu adalah serangga yang indah. Karena keindahannya itulah, ia seringkali diburu dan ditangkap oleh orang-orang yang mencoba untuk menyimpannya di dalam toples. Namun seperti yang kita ketahui, sebelum menjadi serangga yang indah, kupu-kupu membutuhkan proses yang cukup panjang dan menyita waktu yang dinamakan metamorfosis.

Proses metamorfosis kupu-kupu dimulai dari seekor ulat, menjadi kepompong, dan kemudian keluar dari kepompong untuk kemudian menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Butuh kesabaran untuk menanti kemunculan kupu-kupu dari kepompongnya ini.

Nah, proses panjang untuk menjadi kupu-kupu inilah yang juga sudah dan mungkin sekarang sedang dijalani oleh pemain timnas Belgia, Romelu Lukaku. Mungkin kisah karier sepakbolanya hampir serupa dengan ulat, kemudian berubah menjadi kepompong, dan akhirnya kepompong itupun menjadi kupu-kupu.

Fase ulat Lukaku

Ditemukan oleh Lierse SK dari klub lokal Rupel Boom, Lukaku akhirnya dapat mencicipi kompetisi sepakbola yang lebih kompetitif saat membela Anderlecht U-19 mulai tahun 2006. Ketika di Anderlecht, ia menjadi ulat yang cukup diperhitungkan oleh orang-orang di sekitarnya. Inilah yang membuatnya mampu menembus tim utama Anderlecht sejak masih berusia 16 tahun, dan tepatnya pada musim 2009/2010, total selama dua musim berseragam Anderlecht ia mencetak 41 gol dan 18 assist dalam 98 penampilan. Sebuah penampilan yang luar biasa untuk 'seekor ulat' seperti Lukaku saat itu.

Berkat penampilannya yang mengagumkan sebagai ulat ini, ia pun akhirnya menerima panggilan-panggilan timnas muda Belgia, mulai dari Belgia U-18 hingga Belgia U-21. Bersama timnas-timnas kelompok usia itu, Lukaku mencatatkan caps sebanyak enam kali penampilan dan mengoleksi satu gol saat ia membela timnas U-21. Rekornya sebagai ulat yang mengagumkan inilah yang membuat Chelsea, salah satu klub besar Inggris tertarik untuk merekrut ulat Belgia ini.

Fase kepompong Lukaku

Bersama Chelsea, Lukaku memulai fase kepompongnya, di mana ia mulai jarang mendapatkan menit bermain tidak seperti saat ia membela Anderlecht. Di Chelsea saat itu bercokol striker-striker kenamaan macam Fernando Torres, dan juga pemain senior asal Pantai Gading, Didier Drogba.

Setahun awal di Chelsea, ia hanya mencatatkan 15 penampilan dan tidak mencetak gol sama sekali. Meskipun di musim itu Chelsea memenangi trofi Liga Champions Eropa mereka yang pertama, Lukaku tidak mau ikut mengangkat trofi itu karena ia merasa bahwa ia tidak menyumbangkan apa-apa bagi timnya.

Alhasil, agar tidak menjadi kupu-kupu yang buruk rupa nantinya, Lukaku pun menghabiskan waktunya di Inggris sebagai pemain pinjaman. Tepat musim setelahnya, yaitu musim 2012/2013, ia dipinjamkan ke West Bromwich Albion. Di klub yang bermarkas di The Hawthorns Stadium ini, ia mulai menunjukkan ciri-ciri bahwa ia akan menjadi kupu-kupu yang bagus saat ia masih dalam masa kepompong. Di klub ini sendiri ia berhasil mencatatkan 17 gol dari 38 penampilannya sepanjang musim 2012/2013. Sebuah catatan yang menjanjikan untuknya di masa peminjamannya di musim 2012/2013.

Ia pun kembali ke tempat fase awal kepompongnya, Chelsea. Namun, di sana ia ternyata ia kembali dipinjamkan karena tidak ada tempat bagi kepompong sepertinya. Musim 2013/2014, ia dipinjamkan ke Everton. Kepompong ini pun perlahan mulai merekah di Everton, dan selama musim 2013/2014, ia mencatatkan 15 gol dari 31 penampilannya bersama The Toffees. Melihat dirinya memiliki potensi untuk menjadi seekor kupu-kupu yang indah, dan juga memang rekahan kepompong dari Lukaku sudah terlihat, maka Everton memutuskan untuk mengontrak Lukaku selama lima tahun, terhitung mulai dari musim 2014/2015.

Fase kupu-kupu

Saat dikontrak permanen oleh Everton inilah masa di mana pemuda asal Antwerp, Belgia, ini mulai bersinar sebagai seorang pemain. Tercatat, selama musim 2014/2015, ia mencatatkan 48 penampilan dan mencetak 20 gol. Raihan itu ditambah dengan raihannya sampai musim 2015/2016 dengan mencatatkan 36 penampilan dan mencetak 25 gol.

Ini yang membuat Lukaku mulai memasuki fasenya yang baru; menjadi kupu-kupu. Rekahan-rekahan kepompong yang dulu hanya berupa retakan sekarang sudah mulai terbuka, dan keluarlah sosok kupu-kupu, Lukaku yang sekarang.

Oleh karenanya, manajernya di Everton sekarang, Roberto Martinez, mengatakan bahwa bukan tidak mungkin Lukaku, yang sekarang sudah menjadi kupu-kupu, mulai banyak yang meminati. "Anda lihat kualitasnya saat pertandingan melawan Chelsea di Piala FA. Gol itu benar-benar sangat indah. Oleh karenanya, pertarungan kami selanjutnya adalah melindungi Lukaku yang mungkin saja akan hengkang musim depan, karena kemungkinan seperti itu akan selalu ada," ujar Martinez seperti dikutip oleh FourFourTwo.

Setelah sempat terlunta-lunta ketika dalam bentuk kepompong, sekarang, Lukaku sudah menemukan pohon yang tepat yang menumbuhkan dirinya sebagai kupu-kupu. Beberapa musim ke depan, bukan tidak mungkin kupu-kupu ini akan terbang dari satu bunga ke bunga yang lainnya, untuk mengisap bunga-bunga itu, sebagaimana sekarang ia mengisapi bunga Everton.

(sf)

foto: telegraph.co.uk

Komentar