Rivalitas "Liver Bird" dan "Sang Elang" dalam Miracle of Selhurst Park

Cerita

by redaksi

Rivalitas

"Liver Bird" akhirnya berhasil memukul jatuh "Sang Elang". Keberhasilan ini seolah menjadi pembalasan setelah dalam beberapa musim terakhir, "Sang Elang" kerap menjadi hambatan.

"Liver Bird" dan "Sang Elang" adalah cerita tentang rivalitas Liverpool dan Crystal Palace. Dua nama tersebut tersemat karena logo kedua kesebelasan tersebut. Padahal, keduanya mempunyai level persaingan yang berbeda baik itu dari segi sejarah, komposisi pemain, hingga kekuatan finansial. Kalaupun bicara soal persaingan, nama yang akan muncul mungkin Everton karena The Toffees merupakan rival sekota. Selain itu ada Arsenal dan Manchester United yang bersaing secara sejarah dan prestasi. Lantas, mengapa justru kesebelasan yang belum pernah menjuarai Liga Inggris menjadi sosok menakutkan bagi Liverpool, peraih 18 kali juara Liga Inggris.

Cerita berawal saat Liverpool hampir menjuarai Liga Inggris pada musim 2013/2014. Kala itu, publik Anfield telah menantikan gelar liga yang hampir pasti terwujud pada musim tersebut. Kekalahan atas Chelsea yang diwarnai terpelesetnya Steven Gerrard, tidak membuat peluang juara melayang begitu saja. Kemenangan atas Crystal Palace pada pekan ke-37 serta Newcastle pada pekan ke-38, akan membuat poin Liverpool sama dengan Manchester City jika The Citizens menyapu bersih kemenangan.

Baca juga: Insiden Gerrard, Liverpool-Chelsea, dan Kebetulan di Sepakbola

Pada pertandingan yang digelar di Selhurst Park pada 5 Mei 2014 tersebut, Liverpool unggul terlebih dahulu pada menit ke-18 setelah Joe Allen berhasil menanduk bola hasil sepak pojok dari kapten Steven Gerarrd. Lalu, Daniel Sturridge berhasil menambah kemenangan Liverpool menjadi 2-0 pada menit ke-53. Tiga menit kemudian pemain yang pernah membela Manchester City dan Chelsea tersebut kembali memberikan kontribusi lewat assist-nya kepada Luis Suarez sehingga semakin membesar peluang Liverpool untuk memenangi pertandingan dengan skor telak, 3-0.

Namun keajaiban terjadi. Dalam tempo waktu delapan menit, Palace berhasil mencetak tiga gol dan memaksakan hasil imbang. Gol kesebelasan yang bermarkas di London Selatan tersebut dicetak oleh Damien Delaney dan Dwight Gayle yang mencetak dua gol malam itu.

Hasil ini membuat Liverpool gagal menjaga jarak dengan City. Usai peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan, Gerrard, Martin Skrtel, dan Suarez tertunduk lesu. Mereka seolah tak percaya atas apa yang terjadi. Bahkan Suarez yang ditasbihkan menjadi top skor pada musim itu pun menangis hingga keluar lapangan sambil menutupi mukanya dengan jersey kebanggaan Liverpool. Ya, perasaan yang mungkin sama seperti yang dialami AC Milan pada Miracle of Istanbul pada final Liga Champions 2005.

Jika keajaiban di Istanbul membuat Liverpool juara, Miracle of  Selhurst Park tersebut membuat Liverpool gagal menjuarai Liga Inggris setelah Manchester City berhasil melibas semua pertandingan sisa yang akhirnya sukses mengumpulkan 86 poin, terpaut dua angka dengan  Liverpool yang berakhir di posisi runner up.

Setelah kejadian tersebut Palace mulai menjadi momok menakutkan bagi Liverpool. Dari empatpertemuan, The Reds hanya sukses meraih satu kemenangan, sisanya kalah. Baru pada Minggu malam kemarin, tepatnya pada 6 Maret, dendam tersebut terbalaskan kembali. Pasukan Juren Klopp berhasil mengalahkan Palace di Selhurst Park dengan skor tipis 2-1. Padahal mereka tertinggal terlebih dahulu dan hanya bermain dengan 10 orang setelah James Milner diusir wasit usai menerima kartu kuning kedua. Akan tetapi dengan determinasi serta efektifnya pemaanfaatan peluang, membuat Liverpool berhasil membalikan keadaan lewat gol Roberto Firmino dan penalti kontroversial dari Christian Benteke.

Apapun alasanya, bagaimanapun kontroversialnya penalti yang diberikan oleh wasit Andre Marriner setelah dengkul Delaney menyentuh kaki Benteke, kemenangan tetaplah kemenangan. "Liver Bird" berhasil menjungkalkan "Sang Elang" lewat Miracle of  Selhurst Park.

ed: fva

Komentar