Bursa Manajer Newcastle dan Misi Menyelamatkan 80 Juta Poundsterling

Berita

by redaksi

Bursa Manajer Newcastle dan Misi Menyelamatkan 80 Juta Poundsterling

Rentetan hasil buruk yang diraih Newcastle United sejak pergantian tahun 2016 membuat klub ini mulai dihubungkan dengan beberapa manajer untuk menggantikan posisi Steve McClaren. Pelatih berusia 54 tahun tersebut sedang berada dalam sorotan akibat posisi Newcastle yang tidak beranjak dari zona degradasi.

Beberapa manajer kenamaan Rafael Benitez, Brendan Rodgers, Harry Redknapp, dan Nigel Pearson masuk diisukan akan jadi pengganti McClaren. Namun nama David Moyes kabarnya paling diminati oleh klub yang dimiliki oleh Mike Ashley tersebut.

Sejak memasuki pergantian tahun, tim asuhan Steve McClaren hanya mampu menang dua kali dan satu kali imbang, sisanya Newcastle menelan tujuh kekalahan. Kekalahan atas Bournemouth 1-3 pada laga Premier League pekan ke-29 pun menimbulkan berbagai kecaman, termasuk dari legenda-legenda Newcastle.

Sementara itu, David Moyes yang diminati Newcastle, sedang berstatus penggangguran usai dipecat oleh klub La Liga Spanyol, Real Sociedad. Pemilik Newcastle, Mike Ashley kabarnya sangat menyukai Moyes sejak masih menukangi Everton. Moyes berhasil membuat Everton menjadi salah satu kekuatan alternatif dan membuat Everton stabil finish di kualifikasi turnamen Eropa.

McClaren sendiri dianggap gagal mengangkat prestasi The Magpies. Dengan pengeluaran belanja yang mencapai lebih dari 80 juta pounds musim ini, wajar bila tekanan besar diberikan kepada McClaren, manajer yang berhasil membawa klub rival, Middlesbrough ke final UEFA Cup sebelum dikalahkan Sevilla 0-4 di Rotterdam pada tahun 2006 tersebut.

Pemilik Newcastle, Mike Ashley merupakan penggemar David Moyes saat menukangi Everton
Pemilik Newcastle, Mike Ashley merupakan penggemar David Moyes saat menukangi Everton

Perjalanan Newcastle musim ini bisa dibilang amat buruk, apalagi dengan beberapa hasil yang mencengangkan seperti kalah 1-6 dari Manchester City, 1-5 dari Crystal Palace, serta kalah 1-5 dari Chelsea pada Februari lalu.

Menyikapi situasi ini, menurut Telegraph, Ashley dikabarkan akan mendengar masukan dari Managing Director Newcastle, Lee Charnley, tentang kelanjutan nasib Steve McClaren. Charnley, adalah orang yang posisinya dihormati di Newcastle dan memegang peranan penting dalam sepakbola Britania Raya.

Kekalahan 1-3 atas Bournemouth membuat geram Ashley yang melihat posisi timnya terjerembab di posisi 19 klasemen sementara Premier League. Namun dikabarkan pemilik jaringan toko olahraga SportsDirect tersebut enggan mendesak Lee Charnley untuk segera memecat Steve McClaren.

Dapat dikatakan bahwa nasib Steve McClaren kini bergantung kepada Lee Charnley. Charnley juga awalnya mendapat banyak pertanyaan dari bebagai pihak atas keputusannya menunjuk Steve McClaren sebagai pelatih, padahal eks-manajer timnas Inggris tersebut gagal membawa Derby County promosi ke Premier League pada musim lalu.

Sementara itu, Sir John Hall, eks-chairman Newcastle United, berkomentar atas performa Newcastle musim ini. Menurutnya, sekarang adalah waktu yang tepat untuk Geordies melakukan pergantian pelatih.

“Saya sama seperti para fans lainnya. Saya benar-benar tertekan melihat kita berada di pertarungan degradasi lagi,” ujarnya kepada Dailymail. “ Jika saya menjadi pemilik (Newcastle) lagi, saya akan membawa seseorang (pelatih) masuk. Itulah perjudian yang akan Anda ambil, karena saat ini Newcastle adalah kandidat utama untuk degradasi.”

Hall bahkan berpendapat bahwa Mike Ashley pun harus mengevaluasi kembali kebijakan-kebijakannya untuk Newcastle karena dinilai tidak memberi perubahan yang baik bagi klub. Newcastle musim ini terhitung boros dalam melakukan pembelian pemain karena pengeluaran Newcastle musim ini lebih besar daripada klub lainnya di Premier League terkecuali Manchester City. Nama-nama populer yang didatangkan di bursa transfer Januari seperti Jonjo Shelvey dan Andros Townsend nyatanya tidak memberikan dampak yang signifikan bagi tim.

Dengan hanya 10 laga Premier League tersisa, nampaknya Newcastle harus mengambil langkah cepat. Apalagi dengan akan menghadapi lawan-lawan yang mungkin akan menyulitkan seperti pemuncak klasemen Leicester City pada pekan depan (14/3), serta derby Tyne-Wear kontra Sunderland (20/3) kemenangan akan menjadi harga mati bagi The Magpies. Sebab, menjelang akhir musim biasanya tim-tim yang berada di peringkat bawah akan langsung ‘tancap gas’ menghindari jurang degradasi.

Dan terlepas dari siapa yang akan melatih Newcastle, baik McClaren maupun nama-nama yang diisukan di atas, harus memikirkan cara menyelamatkan Newcastle. Karena jika tidak, akan ada sebuah kisah dengan tema "tim yang belanja 80 juta poundsterling namun terdegradasi di akhir musim".

Foto: scottishfans.org, express.co.uk

[tr]

Komentar