Semua untuk Satu der Klassiker

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Semua untuk Satu der Klassiker

“Selamat untuk Mainz,” ujar Pep Guardiola setelah Bayern München menyerah kalah 1-2 pada Rabu (3/3). “Kami tidak mengatasi serangan balik mereka dengan baik. Babak kedua tidak mudah, ketika mereka bermain dengan sepuluh orang di depan kotak penalti. Kami memiliki cukup banyak peluang untuk memenangi pertandingan – kami bahkan mencoba bermain dengan lima penyerang. Pekerjaan kami untuk mempertahankan gelar masih banyak.”

Banyak memang pekerjaan Bayern untuk mempertahankan gelar mereka. Salah satu pekerjaan yang harus mereka selesaikan dengan baik adalah mengalahkan Borussia Dortmund pada Sabtu (5/3, Minggu dini hari WIB) agar selisih yang telah terpangkas dari delapan menjadi lima angka tak kembali terkikis menjadi dua.

“Kami memiliki peluang untuk berada sangat dekat dengan mereka,” ujar Thomas Tuchel, pelatih kepala Dortmund, sebagaimana dikutip dari situs resmi Bundesliga. “Kami telah bekerja keras untuk situasi seperti ini dan mudah-mudahan kami bisa menikmatinya. Sampai titik tertentu, kalah 5-1 di München [pada pekan kedelapan] telah membentuk kami menjadi seperti sekarang ini. Kami sangat ingin menang dan kami yakin kami bisa menang. Kami butuh dukungan penuh para fans.”

Kemenangan yang Dortmund raih pada pertandingan tandang melawan SV Damstadt, ketika Bayern kalah kandang dari Mainz, membuat Dortmund memiliki rasa percaya diri sementara calon lawan mereka merasa terpukul. Walau demikian, tidak semua pemain Bayern pesimis jelang pertandingan melawan Dortmund. Eks penyerang Dortmund yang kini membela Bayern, Robert Lewandowski, melihat peluang di dalam pertaruhan besar.

“Ini pertandingan yang sangat penting,” ujar Lewandowski sebagaimana dikutip dari situs resmi Bundesliga. “Jika kami menang, kami akan kembali unggul delapan poin. Jika kami kalah, persaingan akan sangat ketat. Benar memang masih banyak pertandingan tersisa, namun siapa pun yang menang pada Sabtu akan mendapat kepercayaan diri yang sangat besar. Saat ini kami unggul lima poin, yang mana tidak cukup baik untuk tujuan yang ingin kami capai.”

Sementara Lewandowski membicarakan kemungkinan menjadi juara berdasar hasil akhir pertandingan melawan Dortmund, Pep menolak berpikir lebih jauh dari pertandingan itu sendiri. Menang atau kalah, liga masih berjalan.

“Tidak peduli apa yang terjadi, gelar juara tidak akan ditentukan hingga pertandingan terakhir musim ini,” ujar Pep. “Bahkan jika kami menang, kami belum resmi menjadi juara.”

Seperti Pep yang tidak terlalu memikirkan seperti apa peta persaingan setelah pertandingan, banyak pihak menantikan der Klassiker karena pertandingan ini menarik terlepas dari kemungkinan-kemungkinan yang dibawanya.

“Mereka adalah dua tim yang memimpin kelas tinggi sepakbola Jerman dalam beberapa tahun belakangan,” ujar Bruno Labbadia, pelatih kepala Hamburger SV. “Bayern jauh memimpin namun Dortmund dalam jalur yang sangat baik. Saya rasa ini akan menjadi pertandingan yang menarik, bukan hanya untuk mereka yang menyaksikannya di Jerman namun juga untuk orang-orang dari seluruh dunia. Mereka dua klub sepakbola yang sangat besar dan pertandingan akan berjalan menarik.”

Sementara Labbadia berbicara global, Hanz-Joachim Watzke (CEO Dortmund) menyaksikan pertandingan karena alasan yang lebih lokal: “Pertandingan Bundesliga antara Dortmund dan Bayern barangkali adalah pertandingan paling penting di sepakbola Jerman. Akan ada atmosfer yang sangat istimewa di Signal Iduna Park dan itu benar-benar terasa. Ini hanya terjadi dua kali setahun – melawan Bayern dan dalam pertandingan derby melawan FC Schalke 04.”

Setiap orang memiliki alasan mereka masing-masing untuk tidak sabar menyambut der Klassiker namun yang paling unik, barangkali, adalah alasan Julian Weigl. Baginya pertandingan ini terasa seperti derby.

“Aku sangat tidak sabar menjalani pertandingan ini,” ujar Weigl. “Sebagai mantan pemain 1860 München ini terasa seperti sejenis derby pribadi bagiku. Kami sangat menunggu kedatangan mereka di tempat kami dan kami ingin mengirim mereka pulang dengan tangan hampa.”

Mengirim Bayern pulang dengan tangan hampa adalah harapan Weigl namun menurut Ottmar Hitzfeld yang berpengalaman menangani Bayern dan juga Dortmund, pertandingan akan berjalan imbang. “Selalu ada pertandingan yang berat sebelah, namun dalam pertandingan seperti ini – pertandingan antara dua terbaik di liga – pertandingan akan berjalan cenderung ketat.”

Hingga terbukti harapan Weigl atau prediksi Hitzfeld yang lebih tepat, duduk dan saksikanlah pertandingan besar yang bisa menjadi titik balik dalam perburuan gelar juara Bundesliga musim ini.

Komentar