Ironisnya Kejayaan Historis Aston Villa di Liga Primer Inggris

Cerita

by redaksi

Ironisnya Kejayaan Historis Aston Villa di Liga Primer Inggris

Pangeran Williams merupakan putra mahkota Kerajaan Inggris. Kelak, dialah yang akan memimpin Inggris. Sebagai orang Inggris, ia juga penggemar sepakbola. Aston Villa adalah kesebelasan favoritnya.

Bisa dibilang kalau Aston Villa sudah kehabisan nafas musim ini. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menghindari jurang degradasi. Villans terdampar di dasar klasemen dengan hanya mengumpulkan 16 poin dari 28 pertandingan. Hasil tersebut didapat dari tiga kemenangan, tujuh kali imbang, dan 18 kali kalah. Selisih dengan Newcastle United yang satu tingkat di atasnya pun terbilang jauh: delapan angka.

Di sisi lain, Villans menghadapi lawan berat pada Sabtu (5/3) malam ini. Dalam lanjutan pekan ke-29 Liga Inggris, Jordan Ayew dan kolega mesti bertandang ke Stadion Etihad, kandang Manchester City. City adalah kesebelasan kaya raya dengan suntikan dana segar dari Timur Tengah, tepatnya oleh Sheikh Mansour yang berasal dari UEA. Sama seperti Pangeran William, Sheikh Mansour juga merupakan kerabat dekat dari pemimpin kerajaan. Pria berusia 45 tahun tersebut merupakan saudara tiri dari Presiden UEA saat ini, Khalifa bin Zayed Al Nahyan. Bedanya, Sheikh Mansour merupakan seorang investor sekaligus pemimpin dari International Petroleum Investmen Company dan Dewan Investasi Abu Dhabi.

Sementara itu Manchester City pada musim ini penampilannya bisa dikatakan menurun. Namun, jumlah gelar semenjak kehadiran Sheikh Mansour, jauh meningkat. Ia sukses mengangkat derajat City dari klub medioker menjadi salah satu klub besar di Liga Inggris.

Keduanya figur di atas memiliki hegemoni yang memang berbeda; satu dari barat yang notabene merupakan kaum imperialis sementara timur tengah dengan mindset negara perang yang kini berubah menjadi negara maju, dan mungkin lebih futuristik ketimbang Eropa.

Dan memang kenyaataanya skuat Manchester City kini lebih futuristik daripada Aston Villa, tim tradisional yang punya sejarah besar. Villa pernah menjuarai Liga Primer sebanyak tujuh kali serta pernah mengangkat trofi European Cup jauh sebelum City berhasil seperti sekarang ini, dan jauh pula dari raihan yang dicapai Vincent Kompany dan rekan-rekan hingga saat ini.

Selain itu dari segi skuad, ketimpangan jelas terlihat, bahkan Villa memiliki pemain buangan dari City. Nama-nama yang sempat beken seperti Joleon Lescott serta Micah Richards kini berseragam The Claret and Blue Army. Sementara Villa diisi oleh bintang-bintang kelas dua, City justru memiliki fitur menawan layaknya mobil mewah yang berkeliaran di Abu Dhabi.

Masa sudah berganti. Waktu kejayaan Aston Villa tinggal sejarah yang harus tetap dikenang. Kini, waktunya City untuk mengambil alih tradisi dan mulai merajut sejarah emas. Atas beberapa aspek yang disebut sebelumnya, di atas kertas City akan lebih diunggulkan. Namun sebagai tim yang jauh unggul dalam segi historis, tak ada salahnya berharap Villans unggul dan mampu lolos dari zona maut di keesokan hari.

Foto : carlsplanet.co.uk

ed: <fva>

Komentar