Tiket Mahal, PM Inggris Gelar Pertemuan dengan Pemilik Klub Premier League

Berita

by redaksi

Tiket Mahal, PM Inggris Gelar Pertemuan dengan Pemilik Klub Premier League

Beberapa waktu lalu, kita menyaksikan sebuah aksi yang cukup menarik perhatian dari suporter Liverpool. Ketika menghadapi Sunderland di Stadion Anfield, suporter Liverpool membentangkan spanduk yang berisi kecaman terhadap pemilik Liverpool yang berencana menaikkan harga tiket menjadi 77 poundsterling (1,4 juta rupiah).

Harga yang kelewat mahal itu akhirnya membuat suporter Liverpool melakukan aksi walkout pada menit ke-77 sebagai bentuk aksi perlawanan terhadap pemilik Liverpool. Walhasil, dalam pertandingan itu, Liverpool yang awalnya unggul 2-0, terkejar dan pertandingan pun berakhir dengan skor 2-2. Beberapa mengatakan kalau ini adalah pengaruh dari walkout-nya pendukung Liverpool pada menit ke-77.

Hal ini ternyata diketahui oleh David Cameron, Perdana Menteri Inggris. Cameron pun akhirnya menyuarakan kepada seluruh pemilik klub di Inggris agar lebih bijak dan mendengarkan keluhan dari para suporter dalam menentukan harga tiket masuk ke stadion. Bahkan, ia juga berencana untuk meninjau penyebab kenaikan harga tiket itu sesuai dengan permintaan dari Menteri Olahraga Inggris, Clive Efford.

"Di zaman sekarang saat uang begitu mudahnya mengalir di Premier League, jangan lupakan bahwa kesuksesan yang diraih oleh klub juga adalah berkat bantuan jutaan dana yang diberikan oleh para suporter loyal yang selalu menonton pertandingan di stadion. Klub harus memastikan bahwa harga tiket yang akan mereka tetapkan harus seimbang dengan pendapatan para suporter dan juga keuntungan yang akan mereka raih dari penjualan tiket itu," ujar Cameron seperti dikutip oleh The Guardian.

Rencananya, mulai musim depan Cameron akan melakukan pertemuan reguler bersama dengan para petinggi klub Premier League dan kelompok suporter berkenaan dengan penentuan harga tiket. Lewat pertemuan ini, Cameron juga akan memonitor kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh klub terhadap suporter.

Langkah Cameron ini didukung oleh Federasi Suporter Sepakbola Inggris. Mereka berujar bahwa apa yang Cameron katakan itu benar adanya dan klub tidak boleh membebankan pendapatan klub dari penjualan tiket semata.

"Banyak fans yang merasa membayar terlalu mahal hanya untuk sebuah tiket masuk stadion. Oleh karenanya, kami sangat senang dengan apa yang dilakukan Bapak Perdana Menteri (David Cameron) ini. Klub sebenarnya sudah memiliki pemasukan rutin dari hak siar dan juga keikutsertaan dalam kompetisi. Jangan membebankan pemasukan klub kepada para suporter dengan harga tiket yang mahal," ujar perwakilan dari Federasi Suporter Sepakbola Inggris seperti dikutip oleh The Guardian.

Memang, seperti yang tertera dalam spanduk yang dibentangkan oleh suporter Liverpool, "Football without fans is nothing". Jika bukan untuk suporter, kepada siapa sepakbola mereka akan disajikan?

(sf)

foto: eurosport.co.uk

<fva>

Komentar