European Super League dan Arogansi Kesebelasan Besar Eropa yang Tidak Berprestasi

Berita

by redaksi

European Super League dan Arogansi Kesebelasan Besar Eropa yang Tidak Berprestasi

Kompetisi Eropa dengan format baru yang bernama European Super League mungkin akan dihelat beberapa tahun ke depan. Kesebelasan yang berpartisipasi harus memiliki kriteria "memiliki sejarah dan tradisi kuat di Eropa", meski tak menutup kemungkinan kesebelasan lain juga masuk dengan sistem kualifikasi dan babak play-off.

Meski menimbulkan pro dan kontra di kesebelasan Eropa, toh Charlie Stillitano, Presiden Relevant Sports yang juga mengikuti pertemuan di Dorchester Hotel kemarin, mengatakan kalau klub-klub Eropa pun tidak sepenuhnya menolak akan adanya kompetisi dengan format baru ini. Apalagi, di akhir musim ini akan ada beberapa tim besar yang tidak berpeluang untuk masuk ke Liga Champions Eropa macam Chelsea, Liverpool, dan Manchester United.

Stillitano ikut dalam pembicaraan yang "katanya" hanya membicarakan tentang International Champions Cup yang akan diselenggarakan musim panas nanti. Tapi, ia tidak menampik bahwa memang UEFA tertarik akan format ICC yang ia dan Stephen Ross terapkan dalam kompetisi ICC. "Kami pernah membicarakan tentang format ICC ini kepada UEFA beberapa tahun lalu, dan mereka pun tertarik untuk mempelajarinya," ujar Stillitano seperti yang dilansir oleh ESPN FC.

Ia juga menambahkan bahwa UEFA harusnya berterima kasih kepada klub-klub besar karena klub-klub itu telah mengalirkan banyak uang ke kas UEFA melalui pertandingan-pertandingan hebat yang mereka lakoni di Liga Champions Eropa. Oleh karenanya, ia sangat setuju akan adanya European Super League kelak dirampungkan karena bisa diramalkan bahwa pendapatan setiap klub akan semakin bertambah dan memang ini lah yang klub-klub besar Eropa pantas dapatkan.

Bahkan, ia juga mengeluarkan pernyataan yang sarkas untuk menguatkan pendapatnya di mana ia mengungkapkan bahwa penonton Arsenal vs Barcelona ataupun Juventus vs Bayern Muenchen pastilah akan lebih banyak daripada penonton PSV vs Gent. Bahkan, ia juga menyinggung tentang Leicester City yang memiliki peluang untuk masuk Liga Champions Eropa musim ini.

"Mungkin ini akan terdengar arogan, tapi itulah kenyataannya. Begini, saat Anda akan menonton turnamen International Champions Cup (ICC) musim panas nanti, akan banyak klub besar yang bertarung, lalu, Anda akan mulai bertanya, 'Bukankah ini pertandingan Liga Champions?', dan orang di sebelah Anda akan menjawab. 'Bukan. Pertandingan Liga Champions mempertemukan PSV dan Gent'," ujarnya seperti yang dilansir oleh Guardian.

"Mungkin cerita tentang lolosnya klub kecil macam Leicester ke Liga Champions Eropa pasti akan menjadi cerita yang spektakuler. Tapi, apakah itu akan memberikan keuntungan besar buat UEFA? Saya yakin tidak," tambahnya.

Bisa dilihat bahwa Charlie Stillitano di sini seolah membela klub-klub besar Eropa dan ketidakmampuannya untuk memasuki kompetisi Eropa musim depan sehingga sampai perlunya dirampungkan kompetisi antar klub besar Eropa yang berkesinambungan. Tapi, lebih jauh, Stillitano memang menyinggung hal yang sudah tidak bisa dilepaskan lagi dari sepakbola zaman sekarang: uang.

Ya, inilah "industri sepakbola"!

(sf)

foto: guardian.co.uk

<fva>

Komentar