Kemewahan Cinderella pada Inter Milan Musim ini

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kemewahan Cinderella pada Inter Milan Musim ini

Keceriaan Internazionale Milan saat menjungkalkan Udinese pada Desember 2015 lalu, tampaknya sulit untuk diulang. Kemenangan pada laga tandang itu, menjadi salah satu pertunjukan yang lebih dari sekadar mengesankan sejauh perjalanan Inter di Serie-A 2015/2016.

Inter sanggup membungkam kritik atas kemenangan dengan skor 4-0 tersebut. Mereka membungkam kritik-kritik utamanya soal kemenangan yang cenderung irit dengan selisih gol yang tipis. Kendati demikian, anggapan apapun tentang permainan Inter, tetap saja menjadi hasil positif untuk mereka selama putaran pertama. Ini pula yang membuat Inter kembali diperhitungkan dalam perburuan Scudetto.

Sayangnya cerita berbeda didapatkan Inter sejak dikalahkan Lazio di Stadion Giuseppe Meazza. Padahal, Inter sangat percaya diri mengakhiri Natal 2015 dengan poin maksimal. Setelah dkalahkan Lazio, kesebelasan berjuluk I Nerazurri itu selalu tampil angin-anginan.

Mauro Icardi dkk., mengalami penurunan performa sejak memasuki tahun 2016. Paling kentara adalah saat Inter kalah dengan kebobolan tiga gol dalam dua laga beruntun. Pertama, mereka dikalahkan Juventus dengan skor 0-3. Kekalahan itu pun menyingkirkan Inter dari ajang Copa Italia 2015/2016. Inter kembali dikalahkan AC Milan dengan skor yang sama pada pekan ke-22 Serie A.

Memang Nerazzurri sempat bangkit usai dua kekalahan memalukan tersebut. Mereka mengulang tradisi kemenangan tipis 1-0 ketika melawan Chievo Verona di partai selanjutnya. Tapi tiga gol yang bersarang ke gawang Samir Handanovic, kembali terulang ketika ditahan imbang Hellas Verona.

Inter telah gagal menjaga karakter dan fleksibilitas pada putaran pertama Serie-A. Padahal, kedalaman skuat Nerazzurri pada musim ini tidak perlu dipertanyakan, termasuk kehadiran Citadin Eder yang direkrut pada bursa transfer Januari silam. Selain itu, Inter pun mestinya bisa memaksimalkan lowongnya jadwal mereka yang tidak perlu meluangkan tenaga di kompetisi Eropa.

Nyatanya performa bagus tersebut cuma terjadi sampai Natal 2015. Inter kini membutuhkan ketenangan dan keseimbangan dalam skuat. Ini perlu dipertimbangkan agar Inter tidak kehilangan esensi mendasar dalam perburuan Scudetto musim ini.

Tapi lupakanlah perburuan itu. Kepastian mundurnya Inter di trek perlombaan Scudetto didapatkan setelah kalah dari Juventus di Stadion Juventus, Senin (29/2) dini hari. Javier Zanetti, Wakil Presiden Inter, mengatakan jika klubnya harus bertanggung jawab. Kekalahan dari Juventus merupakan hasil yang sangat berat untuk diterima. Apalagi Inter kalah karena kesalahan-kesalahannya sendiri.

"Tim ini solid, sampai kita memimpin liga pada Natal, jadi sekarang kita membutuhkan kerja sama. Saat ini kami membutuhkan kepribadian yang besar, jika tidak, Anda tidak akan bisa mengatasinya. Kita harus banyak meningkatkannya.Berjuang dalam setiap pertandingan adalah tujuan kami," ujar Zanetti seperti dikutip dari Gazzetta World.

Baca juga: Kesempurnaan Inter Milan di Awal Musim Inter Keberuntungan?

Kekalahan tersebut seolah mengebumikan Inter ke tujuan awal musim ini. Ya, sebetulnya Roberto Mancini, Pelatih Inter, menargetkan skuatnya mengakhiri musim di zona Eropa. Atau berada di tiga besar bilamana sanggup.

Tapi nyatanya, Inter masih berkutat di peringkat kelima klasemen sementara dengan koleksi 48 poin. Mereka pun berada dalam kejaran AC Milan di peringkat keenam dengan 47 poin. Inter pun hanya meraih lima poin dari lima laga di Februari ini. Sehingga jarak Nerazzurri cukup jauh untuk memenangkan Scudetto musim ini.

Perjalanan Inter sejauh musim ini mengingatkan kepada dongeng Cinderella yang mendapat kemewahan dengan waktu terbatas. Cinderella hanya memiliki waktu sampai pukul 12 malam untuk menikmati fasilitas yang diamini sang peri. Tapi semua kemewahannya telah hilang setelah melewati waktu yang ditentukan sang peri.

Begitu juga dengan Inter yang cuma menikmati kedigdayaannya sampai putaran pertama berakhir. Mereka tidak bisa menikmati kejayaannya sampai akhir musim ini. Tapi Cinderella mengakhiri dongengnya dengan kebahagiaan. Ia akhirnya mendapatkan kemewahan yang kekal dan nyata dari apa yang diinginkannya bersama pangeran. Lalu bagaimana dengan Inter? Apakah mereka akan merasakan kejayaannya pada akhir musim ini dengan nama Scudetto? Ah, rasanya mustahil.

Kendati demikian, Inter tidak perlu dikucilkan sedemikian rupa. Atas kesalahan-kesalahan mereka pada musim ini, kesempatan dalam perebutan peringkat ketiga masih cukup terbuka. Walau mereka harus mewaspadai konsistensi AS Roma, Fiorentina, dan Milan, yang tidak dimiliki Nerazzurri saat ini. Jika masih gagal, Inter harus berharap kekekalan dongeng Cinderella baru bisa didapatkan pada musim lainnya.

Sumber lain: Football-Italia.

<fva>

Komentar