Strategi Buntu Inter Buat Juventus Raih Kemenangan

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Strategi Buntu Inter Buat Juventus Raih Kemenangan

Juventus sukses mempertahankan puncak klasemen Serie A pada pekan ke-27 yang digelar Senin (29/2) dini hari WIB. Menjamu Internazionale Milan di Juventus Stadium, kubu tuan rumah berhasil menang dengan skor 2-0. Gol Juventus dicetak oleh Leonardo Bonucci dan Alvaro Morata.

Pertandingan sendiri sebenarnya berjalan begitu berimbang. Di akhir pertandingan, penguasaan bola menunjukkan Inter lebih unggul dengan 57% berbanding 43%. Namun karena sejumlah strategi yang tak berjalan dengan baik di kubu Inter, laga ini berakhir dengan kemenangan untuk Juventus.

Serangan Sayap Inter Tak Maksimal

Inter sempat identik dengan taktik Roberto Mancini yang cenderung memfokuskan pertahanan. Saat menyerang, mereka memanfaatkan serangan balik cepat atau bola mati. Namun permainan seperti ini tak terlihat di Juventus Stadium.

Pelatih Juventus, Massimilliano Allegri, tampaknya memang menghindari Inter mendapatkan serangan balik yang membuat lini pertahanan Juve kerepotan. Karena itulah justru Juventus bermain lebih bersabar saat tak menguasai bola.

Bermain dengan garis pertahanan rendah dipilih Juventus. Dan ini menyulitkan Inter. Inter begitu kebingungan untuk membongkar pertahanan Juve. Bola sendiri lebih sering digulirkan ke sayap dikarenakan Inter tak memiliki gelandang kreatif di tengah.

Dalam formasi 3-5-2 Inter, ketiga gelandang tengahnya adalah gelandang perebut bola; Geoffrey Kondogbia, Felipe Melo, dan Gary Medel. Medel yang mengalami cedera sempat digantikan Adem Ljajic, yang kemudian Ljajic ditempatkan sebagai gelandang serang.

Sebenarnya Kondogbia dijadikan pendistribusi bola dari tengah ke depan. Hanya saja dengan tipikal bermainnya yang tak bisa melewati pemain atau mencari posisi di depan kotak penalti, bola akan lebih cepat bergulir ke sayap sedari area middle third. Adapun ketika melepaskan umpan direct, Juev memiliki para pemain bertahan yang cukup handal dalam duel udara

Inter kemudian memasukkan Ivan Perisic dengan menggantikan Alex Telles. Serangan sayap semakin ditingkatkan. Namun tetap saja gagal. Selain hanya satu umpan silang yang mengenai sasaran dari 11 percobaan, Inter pun hanya melepas empat tembakan  hingga menit ke-80. Baru 10 menit terakhir Inter mulai mendapatkan sejumlah peluang di antaranya dari tembakan jarak jauh Ljajic dan peluang Eder yang baru masuk pada menit ke-85 gantikan Mauro Icardi.

Hernanes Pengalir Serangan Juventus

Sama seperti Inter, Juventus pun menggunakan formasi 3-5-2. Di tengah, Allegri memasang Paul Pogba, Sami Khedira, dan Hernanes. Hernanes diplot sebagai regista menggantikan peran Claudio  Marchisio yang cedera pada laga melawan Bayern Munchen, dan ia bermain dengan baik.

Hernanes menjadi pemain Juve yang paling sering menyentuh bola dengan 61 operan. Dari 61 operan tersebut, hanya tujuh kali operannya gagal. Ini artinya, akurasi operan Hernanes mencapai 88%, distribusi bola cukup berjalan dengan baik.

Peran Hernanes tak difungsikan sebagai pemain yang mengirimkan umpan-umpan kunci ke kotak penalti lawan, tapi ia menjadi penyambung antara lini pertahanan dan depan. Ia juga menjadi pemain yang penting kala Juve harus memindahkan arah serangan.

Selain itu, Hernanes pun sering mengancam lini pertahanan Inter dengan tembakan jarak jauhnya. Tercatat ia tiga kali melepaskan tembakan jarak jauh yang dua di antaranya menemui sasaran. Namun semua tembakannya itu dilakukan pada babak pertama, karena pada babak kedua ia tak terlalu mendapatkan porsi membantu serangan, terlebih setelah Stefano Sturaro masuk gantikan Khedira.

Dua Gol dari Bola Mati

Meski membiarkan Inter menguasai bola, bukan berarti Juve mengandalkan serangan balik. Bahkan sebaliknya, ketika menguasai bola, Juve cenderung memperlambat tempo dan perlahan-lahan membangun serangan dari belakang ke depan.

Tempo yang lambat ini sebenarnya memudahkan Inter untuk menata pertahanan. Apalagi dengan tiga gelandang tengah bertipikal perebut bola, Medel-Kondogbia-Melo tercatat 11kali menghentikan serangan Juventus lewat tengah, baik lewat tekel berhasil maupun tekel yang berakhir pelanggaran. Karenanya pertandingan sempat berjalan imbang tanpa gol hingga Danilo D’Ambrosio melakukan kesalahan fatal.

D’Ambrosio menjadi biang terjadinya gol pertama Juventus karena kegagalannya mengantisipasi servis bola mati Paulo Dybala dengan baik. Sapuannya justru mengarah ke gawang sendiri, bahkan pada posisi Leonardo Bonucci di depan gawang. Tanpa terkawal, bek timnas Italia tersebut melepaskan tendangan voli terarah yang tak mampu dibendung Samir Handanovic.

Sementara itu gol kedua pun lahir dari bola mati. Pada menit ke-83, Alvaro Morata yang masuk gantikan Dybala dilanggar Joao Miranda di dalam kotak penalti. Morata pun mengeksekusi sendiri tendangan penalti tersebut, di mana kemudian ia mampu menggandakan keunggulan.

Cedera Giorgio Chiellini

Kemenangan Juventus ini harus dibayar mahal dengan cederanya bek andalan mereka, Giorgio Chiellini. Chiellini harus ditarik keluar pada menit ke-36 karena tak bisa melanjutkan pertandingan. Daniele Rugani dimasukkan, di mana untungnya bek muda Italia tersebut tampil cukup lugas.

Cederanya Chiellini jelas kerugian besar bagi Juventus. Bukan hanya untuk mengarungi laga-laga Juve berikutnya di Serie A, melainkan Juve hendak menghadapi laga penting di Liga Champions menghadapi Bayern Munchen di leg kedua.

Pada leg pertama, Juve harus kecolongan dua gol di Juventus Stadium. Kala itu, Chiellini pun tak bermain karena masih berkutat karena cedera. Menghadapi Inter memang laga come back-nya setelah sembuh dari cedera terakhirnya, hanya saja ia harus kembali mengalami cedera.

Meskipun begitu, trio bek Juventus yang digalang Rugani-Bonucci-Barzagli tetap tampil disiplin di lini pertahanan. Ketiganya berhasil membuat Juve kembali clean sheet pada laga ini. Clean sheet ini merupakan yang kedelapan kalinya di Serie A. Jika sekali lagi Juve tak kebobolan di Serie A pada laga berikutnya, mereka akan menyamai rekor tak kebobolan beruntun mereka sepanjang sejarah yang tercipta pada 1972-1973.

foto: juventusfc.com

Komentar