Ketenangan Seorang Presiden dalam Mengeksekusi Penalti

Berita

by redaksi

Ketenangan Seorang Presiden dalam Mengeksekusi Penalti

Memimpin sebuah negara bukanlah pekerjaan yang mudah. Jangankan memimpin sebuah negara, memimpin sebuah Rukun Tetangga (RT) saja adalah pekerjaan yang lumayan sulit. Mengapa sulit? Karena ketika memimpin sebuah daerah, berarti seseorang sudah siap untuk memimpin banyak kepala berisikan pemikiran yang beragam dan berbeda-beda. Salah satu tugas pemimpin adalah menampung semua pemikiran berbeda dan beragam itu, untuk kemudian mengambil sebuah keputusan yang menjadi jalan tengah untuk semua orang, sehingga tidak akan ada pertentangan antar kepala.

Oleh karenanya, menjadi pemimpin, apalagi memimpin sebuah negara yang keragamannya begitu kental, butuh fisik dan mental yang baik, karena pemimpin harus selalu menghadapi segala masalah yang datang dengan kepala dingin dan tenang. Emosional sedikit, bisa-bisa suatu negara atau daerah bisa hancur karena sang pemimpin tidak dapat mengambil keputusan dengan baik.

Begitu juga ketika menjadi pemain sepakbola. Pemain sepakbola, pastilah akan dihadapkan pada suatu situasi yang bernama tendangan penalti, di mana ada yang menendang, dan ada yang menghadang. Baik ketika menjadi penendang ataupun menjadi penghadang, dibutuhkan mental yang baik dan kepala yang dingin agar tendangan penalti ini bisa masuk, bagi si penendang, atau tertahan bagi si penghadang. Emosional sedikit, bisa jadi hasil buruk yang akan menimpa si penendang atau penghadang.

Itulah yang dirasakan oleh Francois Hollande, Presiden Prancis, ketika melawat ke Argentina. Hollande ditantang untuk melakukan tendangan oleh Presiden Argentina, yang juga mantan Presiden Boca Juniors, Mauricio Macri. Peristiwa ini juga ditonton oleh mantan pemain timnas Prancis, David Trezeguet, yang ikut dalam kunjungan tersebut.

"Benar-benar tendangan yang bagus. Dia menempatkan bola di ujung sebelah kiri, sesuai dengan imajinasi yang ada di dalam pikirannya bahwa kipernya meloncat ke arah yang sebaliknya," ujar Trezeguet seperti yang dilansir ESPN FC.

Atas keberhasilannya mencetak gol, ia dihadiahi jersey Boca Juniors bernomor punggung "10" yang bertuliskan namanya. Kaus bernomor sama yang juga pernah dipakai Juan Roman Riquelme.

Hollande mempertontonkan ketenangan mental yang baik. Patut dicatat, tidak ada kiper saat ia melakukan tendangan tersebut. Dengan kondisi seperti itu, lazimnya seseorang akan menendang ke tengah. Namun, Hollande memutuskan menendang bola ke pinggir; ia membayangkan seolah ada kiper di sama. Atau, mungkin juga ia memang berbakat untuk bermain bola. Mungkin.

(sf)

foto:  eurosport.fr

Komentar