Mungkinkah "All Spanish Final" Terjadi di Liga Champions dan Liga Europa?

Berita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mungkinkah

Kesebelasan-kesebelasan Spanyol tak hanya meraih meraih sukses di Liga Champions (dua tim menang, satu tim kalah) tapi juga di Liga Europa. Meski hanya ada satu kesebelasan Spanyol yang menang, tapi empat klub perwakilan negeri Matador yang bermain di turnamen tersebut berhasil lolos ke babak selanjutnya, setelah bermain di laga kedua dini hari tadi. Mereka adalah Valencia, Athletic Bilbao, Villarreal, dan Sevilla.

Valencia yang berkunjung ke Austria, untuk menghadapi Rapid Wien berhasil mengungguli tuan rumah dengan kemenangan telak 4-0. Gol-gol Valencia dicetak Rodrigo pada menit ke-59, Sofiane Feghouli menit ke-64, Pablo Piatti menit ke-72, dan Shkodran Mustafi menit ke-88.

Tak hanya menambah panjang catatan positif jadi empat pertandingan, Pelatih Valencia, Gary Neville mengakui bahwa kemenangan di laga ini juga menjadi suntikan motivasi lebih bagi dirinya dan tim secara keseluruhan.

“Saya cukup senang dengan apa yang ditunjukkan oleh tim secara keseluruhan di laga ini. Kami harap dapat bermain terus bermain lebih baik di pertandingan berikutnya,” ujarnya kepada AS, Jum’at (26/5) dini hari tadi.

Selain Valencia, Athletic Bilbao juga mampu lolos ke babak selanjutnya kendati hanya bermain 1-1 dengan Marseille. Gol cepat striker Marseille, Michy Batshuayi, dibalas oleh Sabin Merino pada menit-menit akhir pertandingan. Hasil ini pun memperpanjang rekor tak pernah kalah Bilbao di kompetisi kedua di Eropa ini sejak Oktober.

“Ini adalah pertandingan yang sangat sulit seperti yang kami prediksi. Namun, pada akhirnya kami mampu mengalahkan tim yang hebat. Ini bukan karena kami beruntung, tapi kami bermain baik dan efisien di atas lapangan,” ujar pelatih Bilbao, Ernesto Valverde, kepada  Eurosport usai laga.

The Yellow Submarine, Villarreal, mencoba mengulangi peruntungan mereka di Eropa pada musim 2010/2-11. Dan hasilnya mereka mampu menahan imbang Napoli yang bertindak sebagai tuan rumah. Marek Hamsik membawa Napoli unggul pada menit ke-17, sebelum disamakan oleh Tomas Pina pada menit ke-59.

Ujian Villarreal begitu berat di laga ini. Selain ingin mempertahankan rekor enam pertandingan tanpa kekalahan, mereka juga harus melawan perlawanan ketat tim tuan rumah. Laga ini berjalan seru karena Napoli sampai melepaskan 22 tembakan berbanding enam milik Villarreal.

“Saya pikir laga ini berjalan seimbang karena kedua tim sama-sama bermain terbuka. Keberhasilan kami dalam menjaga daerah permainan dengan baik dan membuat Napoli tak bisa menyerang  menjadi alasan kami bisa lolos,” ujar juru taktik Villarreal, Marcelino kepada Football-Italia.

Juara Liga Europa musim lalu, Sevilla, menjadi satu-satunya tim Spanyol yang kalah di leg kedua. Bermain di Aker Stadion, Sevilla harus mengakui keunggulan Molde yang diasuh eks striker United, Ole Gunnar Solksjaer.

Hasil ini memang diluar perkiraan mengingat Sevilla memasang beberapa pemain pilarnya, seperti Daniel Carrico, Federico Fazio, dan Yevheniy Konoplyanka, Sevilla justru takluk 0-1 dari tuan rumah lewat gol Eirik Hestad pada menit ke-43.

Unai Emery mengakui bahwa timnya memang tak bermain bagus, demikian juga dengan faktor suhu dingin yang menurutnya tak bisa disalahkan.

“Kami tak bermain dengan baik, hasil ini membuat saya sedikit kecewa. Meskipun, kami berhasil melaju ke babak selanjutnya. Faktor suhu dan udara yang terbilang cukup dingin memang menjadi persoalan, tapi kami tak mau menyalahkannya, karena kami memang tak tampil baik,” ujarnya kepada AS.

Perjalanan keempat klub Spanyol menuju juara memang masih panjang. Namun melihat dominasi mereka dan impresifnya capaian mereka di babak ini rasanya mengulang final yang mempertemukan dua tim Spanyol seperti musim 2011/2012 rasanya tak akan jadi masalah.

Komentar