Mkhitaryan Adalah System of a Down-nya Sepakbola Armenia

Cerita

by redaksi

Mkhitaryan Adalah System of a Down-nya Sepakbola Armenia

System of a Down (SOAD) merupakan band rock alternatif yang cukup besar di industri musik. Mereka muncul sebagai band yang berbeda dari sejumlah band lainnya, baik itu dari segi lirik maupun alat musik.

Uniknya, SOAD berisikan orang-orang Amerika Serikat keturunan Armenia. Band yang terbentuk pada tahun 1994 itu beranggotakan Daron Malakian, Shavo Odadjian, John Dolmayan serta Serj Tankian. Nama terakhir yang disebut merupakan seorang vokalis sekaligus frontmant dari band tersebut, berperan besar dalam memberikan unsur-unsur sosial dan politik dalam lagu-lagu SOAD, seperti isu tentang lingkungan dan juga perang misalnya. Dari segi musikalitas, mereka juga sering memasukan unsur alat musik etnis timur tengah ke dalam lagu-lagu mereka.

Sejauh ini mereka sudah menelurkan lima album dan sukses mendapatkan empat nominasi pada Grammy Awards yang merupakan ajang tertinggi di dunia musik. Bahkan lagu B.Y.O.B memenangkan kategori Best Rock Performance pada ajang tersebut. Atas pencapaian tersebut, rakyat Armenia patut bangga, pasalnya secara tidak langsung SOAD membawa nama Armenia di belantika musik dunia.

Namun tak hanya dari segi musik, kini negara yang beribukota di Yerevan mulai dikenal dunia. Armenia pun punya “System of a Down-nya” dalam dunia sepakbola, yakni dalam diri Henrikh Mkhitaryan.

Kapten Timnas Armenia yang bermain untuk Borussia Dortmund itu hijrah dari Shakhtar Donetsk dengan mahar 27,5 juta Euro pada tahun 2013. Pencapaian pemain yang akrab juga disapa Miki ini di Liga Ukraina dengan mencetak 25 gol dari 28 laga, menjadi alasan Dortmund memboyongnya dengan biaya mahal.

Uniknya, Mkhitaryan juga sempat membawa budaya negaranya atau lebih spesifiknya musik ke dalam lapangan semasa masih membela Shakhtar. Setiap kali ia mencetak gol, fans tim yang berwarna oranye hitam tersebut selalu mengumandangkan Sabre Dancer yang merupakan lagu folk Armenia.

Sementara itu di musim ini, pemain berusia 27 tahun itu telah bermain sebanyak 21 kali dan telah mencatatkan 8 gol serta 9 asisst di Bundesliga. Kontribusinya itu membawa Dortmund sementara ini kokoh di posisi kedua klasemen sementara Bundesliga dengan raihan 51 poin dari 22 laga.

Tak hanya dalam ajang domestik, pada laga leg pertama fase gugur Liga Europa minggu lalu ia bermain apik sehingga membawa Marco Reus dkk. menang atas Porto dengan skor 2-0. Situs whoscored sendiri melabelinya sebagai Man of the Match atas kontribusinya pada laga tersebut.

Seperti yang diketahui, setelah ditangani oleh Thomas Tuchel, permainan Mkhitaryan semakin berkembang. Performanya sekarang lebih baik dibanding saat rezim Jurgen Klopp, dengan hanya menceploskan total 12 gol di dua musim. Selain faktor beban akibat tingginya harga transfer atas dirinya, taktik gegenpressing Klopp juga tak terlalu klop untuk pemain yang mempunyai keunggulan dalam skil individu sepertinya.

Pemain yang pandai dalam bermain catur ini memiliki visi yang baik, kecepatan, umpan yang terukur serta tendangan yang akurat. Sangat komplit untuk ukuran seorang Armenia yang notabene belum pernah mengikuti Piala Dunia maupun Piala Eropa. Hal ini tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Armenia karena mempunyai pemain sepertinya, sama seperti mereka membanggakan SOAD yang meramaikan belantika musik dunia.

Komentar