Keterpaksaan yang Berbuah Pelajaran Bagi Pemain Muda Man City

Berita

by redaksi

Keterpaksaan yang Berbuah Pelajaran Bagi Pemain Muda Man City

Dibantainya Manchester City oleh Chelsea 1-5 menimbulkan pertanyaan soal pemain yang dipasang oleh manajer City, Manuel Pellegrini. Dalam pertandingan tersebut, Pellegrini merombak sembilan pemain utama dalam susunan pemain. Ia pun memasukkan enam pemain muda yang lima di antaranya adalah debutan.

Pertandingan menghadapi Dynamo Kiev dalam leg pertama babak 16 besar Liga Champions, tampaknya akan kembali memaksa Pellegrini untuk kembali menambah jam terbang para pemain mudanya. “Kami dipaksa untuk melakukannya,” ujar Pellegrini kepada BBC1.

Hal ini bukannya tanpa alasan. Empat hari setelah bertandang ke Kiev, City akan menghadapi Liverpool dalam final Piala Liga, di Wembley.

Pellegrini menolak kalau disebut menganaktirikan Piala FA karena menurunkan banyak pemain muda. “Jika ada satu tim yang menghormati semua piala, itu adalah tim ini (Manchester City),” tambah Pellegrini. “Mengapa kami ada di final Capital One? Mengapa kami menang dua laga di kejuaraan ini? (Di Chelsea) Kami tidak bisa karena ada hal yang lebih penting.”

Saat ditanya mengapa tidak memprioritaskan Piala FA, Pellegrini cuma menjawab, “Itu tidak lebih penting.”

Pelatih berusia 62 tahun ini menambahkan, “Saya berpikir untuk tidak mempertahankan Piala FA yang tentu merupakan kejuaraan yang spesial. (Tapi) kami memiliki tujuh pemain cedera. Itu mustahil bagi kami untuk mengambil risiko bermain di semua kejuaraan.”

Dengan kekalahan tersebut, kini Manchester City kalah di tiga laga beruntun, setelah kalah oleh Leicester dan Tottenhem demi meraih gelar di liga.

Namun meskipun kalah 1-5 dari Chelsea, para pemain muda The Citizens bisa mengambil banyak pelajaran penting. Banyaknya pemain muda yang tampil bukan berarti akibat buruknya penampilan para pemain yang notabene masih 'hijau' di ranah sepakbola Inggris ini. Kekalahan besar ini malahan terjadi akibat buruknya lini pertahanan Man City yang dikawal oleh pemain-pemain senior seperti kiper Willy Caballero (34 tahun), Martin Demichelis (35 tahun), Fernando (28 tahun).

Nama-nama seperti David Faupala dan Manu Garcia malahan diprediksi akan bersinar. Iheanacho yang dalam beberapa laga terakhir menjadi super sub bagi Man City tak perlu diragukan lagi. Komitmen Pellegrini terhadap pengembangan pemain muda sebenarnya terlihat saat Pellegrini menolak untuk membeli penyerang baru karena kepercayaannya kepada penyerang muda berkebangsaan Nigeria, Kelechi Iheanacho.

Selain penampilan gemilang Iheanaho, nama David Faupala dan Tosin Adarabioyo juge menjadi sorotan. Terlepas dari gol yang diciptakannya, David Faupala bermain dengan apik dan menjanjikan. Pemain berkewarganegaraan Perancis ini hampir saja bisa menjebol gawang Chelsea andai tidak mampu diselamatkan Thibaut Courtois.

Tosin Adarabioyo juga tampil cukup solid di lini pertahanan. Ia mampu dengan baik mengawal pergerakan Diego Costa, namun terlalu terpaku pada tugasnya. Jam terbang tentu sangat dibutuhkan untuk pemain muda seperti Adarabioyo. City memang dibantai Chelsea, tapi itu menjadi pembelajaran penting buat para pemain muda City. Pellegrini pun walaupun akhirnya harus melihat timnya tersingkir dengan kebobolan banyak gol, namun ia senang pemain mudanya mendapat banyak pelajaran. Karena sejatinya, tidak ada peningkatan yang terjadi tanpa ada hal yang menyakitkan.

[tr]

sumber foto: manchestereveningnews

Komentar