Dua Alasan Mengapa City Dibantai Chelsea 1-5

Analisis

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Dua Alasan Mengapa City Dibantai Chelsea 1-5

Chelsea berhasil lolos ke babak perempat final Piala FA setelah mengalahkan Manchester City. The Blues bahkan menang dengan skor telak 5-1 pada laga yang berlangsung di Stamford Bridge, Minggu (21/2) malam kemarin.

City yang menurunkan mayoritas pemain mudanya sebagai pengisi starting line up sebenarnya sempat mampu mengimbangi tuan rumah. Pada babak pertama gol dari Diego Costa langsung dibalas oleh pemain muda City, David Faupala.

Namun pada babak kedua ketimpangan kualitas skuat yang diturunkan akhirnya menjadi pembeda. Anak asuh Guus Hiddink tersebut menambah keunggulannya lewat gol-gol dari Willian, Gary Cahill, Eden Hazard, dan Bertrand Traore.

Chelsea sendiri akan langsung ditantang oleh Everton di markasnya berdasarkan hasil undian pasca pertandingan. Berikut beberapa catatan pertandingan antara Chelsea 5-1 Manchester City:

Beda Tujuan di Piala FA

Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, mengaku hanya punya 13 pemain siap tanding menjelang pertandingan melawan Chelsea. Dari 13 pemain tersebut juga tidak semua dalam kondisi 100%, beberapa di antaranya masih punya masalah kecil terkait cedera dan kebugaran. Maka tak heran kemudian jika akhirnya ia memilih merotasi hampir seluruh pemainnya, termasuk sang kiper, Joe Hart.

The Citizens melakukan sembilan perubahan pada susunan awal pemainnya dengan lima di antaranya merupakan debutan. Pemain-pemain tersebut adalah Bersant Celina, David Faupala, Aleix Garcia, Manuel Garcia, dan Tosin Adarabioyo. Pellegrini kemudian menambah daftar debut anak asuhnya dengan memasukkan Brandon Barker pada babak kedua.

Hanya ada nama Fernando dan Pablo Zabaleta yang merupakan pemain di laga terakhir City saat melawan Spurs di ajang Liga Primer Inggris. Secara tidak langsung Pellegrini telah merelakan gelar Piala FA lepas dari genggamannya. Wajar saja demikian karena ia bersama anak asuhnya akan menghadapi agenda besar lain yakni final Piala Liga, Liga Champions, dan laga-laga lain di Liga Primer di mana City masih punya peluang menjadi juara.

Kondisi berbeda ada pada Chelsea karena hampir seluruh skuatnya dalam kondisi fit kecuali kapten John Terry dan bek Kurt Zouma. Laga selanjutnya juga masih ada jeda lumayan panjang, yakni melawan Southampton akhir pekan nanti.

Chelsea pantas jika memandang Piala FA adalah kompetisi yang harus “diseruisi”. Di ajang ini peluang Chelsea untuk menjadi juara masih terbuka lebar jika melihat para pesaingnya. Juaranya juga akan lolos ke Liga Europa pada musim berikutnya, sesuatu yang agak sulit mereka dapatkan jika merujuk peringkat sementara Liga Primer Inggris sekarang.

Begitu juga dengan laga di Liga Champions Eropa selanjutnya melawan PSG yang baru berlangsung bulan depan. Maka tidak heran jika Guus Hiddink memilih menampilkan skuat terbaiknya pada laga kali ini.

Perlawanan Sementara Pemain Muda

Para pemain muda debutan Man City sebenarnya bermain tidak terlalu buruk. Bahkan salah satunya, David Faupala, mencetak gol balasan ke gawang Courtois. Hanya saja, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mereka memang kalah dari segi kualitas.

Bahkan manajer Chelsea mengakui bahwa sang lawan sempat membuat timnya kerepotan. "Manchester City melakukan banyak pergantian pemain, tapi itu tak lantas membuat mudah karena pemain muda (Man City) yang diturunkan sangat berbahaya," kata manajer asal Belanda tersebut dilansir dari BBC Sport.

Sejak babak pertama Chelsea memang tampil dominan, sepanjang 45 menit pertama mereka unggul dari segi tembakan ke gawang dengan sembilan berbanding tiga. Begitu juga mengenai penguasaan bola dengan persentase 65% berbanding 35%. Hanya semangat para pemain muda City melalui permainan agresifnya yang membuat mereka mampu mengimbangi tuan rumah.

Kunci dari The Blues mendominasi adalah pada penguasaan lini tengah. Formasi 4-2-3-1 yang digunakan oleh Hiddink meredam serangan City bahkan sejak di area lawan. Fabregas dkk., memang tidak tampil menekan dan cenderung bertahan secara statis, hanya saja pola pertahanannya sudah terbentuk solid sejak di area tengah lapangan.

Kondisi tersebut membuat City kesulitan membangun seranganya. Di lapangan seolah hanya Fernando yang menjadi jalur membangun serangan dan yang parahnya lagi ia dikawal ketat pemain Chelsea. Pemain-pemain lain tidak menunjukan suatu kerjasama tim yang solid. Perlawanan mereka hanya berlangsung sesaat mengandalkan kecepatan dan kegigihan, istilah populernya, pemain City langsung kehabisan tenaga.

Tidak terlalu banyak memang catatan dari segi taktikal pada pertandigan ini. Perbedaan kualitas pemain yang diturunkan sekali lagi akhirnya yang menjadi pembeda.

whoscored
Susunan pemain kedua kesebelasan via whoscored.com

Komentar