Man United Belum Cukup Tangguh Bahkan di Liga Malam Jumat

Taktik

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Man United Belum Cukup Tangguh Bahkan di Liga Malam Jumat

Peluit panjang tanda pertandingan usai berbunyi, para pemain Manchester United langsung tertunduk seolah tak percaya dengan hasil laga tersebut. Begitu juga di bangku cadangan, manajer Louis van Gaal juga tak hentinya mengusap muka sambil menunduk.

Sementara itu di tribun penonton ratusan suporter Man United justru bernyanyi dengan lantang. Hanya saja nyanyian tersebut bukanlah bentuk dukungan, melainkan cemoohan kepada kesebelasannya sendiri. Man United baru saja kalah dari kesebelasan yang namanya saja susah disebut, FC Midtjylland, dengan skor 1-2.

"We're fu**ing s**t, we're fu**ing s**t" teriak para suporter tersebut. Wajar saja kemarahan mereka memuncak, menempuh 1000 mil jauhnya perjalanan ditambah dengan harga tiket yang mahal. Tim yang didukungnya justru bermain buruk dan menelan kekalahan.

Tanda-tanda datangnya kekalahan sebenarnya sudah mulai tampak sebelum pertandingan. Sebelum terbang ke Herning, kapten mereka, Wayne Rooney, dinyatakan tidak bisa ikut karena cedera. Lututnya bermasalah hingga dipastikan absen paling tidak dua bulan lamanya.

Begitu tiba stadion, entah mendapat ilham dari mana, Van Gaal berkomentar dengan nada pesimis menjelang pertandingan. Kepada media ia mengakui akan mengalami kesulitan melawan tuan rumah FC Midtjylland.

"Saya lihat lapangan lebih kecil dari biasanya, sehingga tidak mudah mengalahkan Midtjylland di sini," kata Van Gaal di jumpa pers sebelum pertandingan, yang menunjukkan seorang manajer tim sebesar Man United takut dengan luas lapangan yang pastinya sudah standar Eropa.

Van Gaal Gagal

Belum cukup sampai di situ kesialan yang menimpa Setan Merah. Ketika pemanasan, sang penjaga gawang, David De Gea, mengalami cedera. Kakinya terkilir saat menjatuhkan diri di sesi pemanasan tersebut. Digantilah kiper asal Spanyol tersebut dengan kiper cadangan, Sergio Romero.

Bermain Lebih Cepat, Tapi . . .

Tanpa kehadiran Rooney, Van Gaal menggeser Martial ke posisi ujung tombak. Jadilah para pelari menjadi andalan United di sektor serangan dengan Lingard dan Memphis Depay di masing-masing sisi. Secara alami komposisi ini membuat Setan Merah bermain lebih cepat.

Namun taktik yang dipakai tidak mendukung keadaan tersebut, sehingga permainan di lapangan justru terlihat kacau. Michael Carrick dan Ander Herrera yang menjadi poros ganda tidak terlalu aktif terlibat dalam serangan. Keduanya terlalu pasif saat bola seharusnya mengalir cepat yang otomatis membutuhkan banyak pergerakan pemain.

Menggunakan poros ganda yang pasif, itu artinya Man United seolah memasang dua gelandang bertahan sekaligus. Tetapi bagai Musa membelah lautan, secara ajaib, lini tengah mereka justru mudah ditembus oleh gelandang FC Midtjylland.

Ander Herrera tidak pernah berhasil melakukan tekel dan duel udara sepanjang pertandingan. Pemain yang akhirnya diganti oleh Morgan Schneiderlin tersebut membuat pemain lawan dengan mudah masuk ke sepertiga akhir, mulai dari tengah hingga saat melakukan cutback.

Puncaknya tentu gol pamungkas sekaligus penanda kemenangan dari tuan rumah yang dicetak oleh Paul Onuachu. Padahal sebelum melepaskan tembakan dari luar kotak penalti, bola yang ada di kakinya sempat terlepas. Namun tiga pemain yang mengawalnya tetap saja gagal merebut bola tersebut.

Secara umum FC Midtjylland sebenarnya bermain dengan pola yang tak terlalu istimewa. Kesebelasan peringkat tiga Liga Denmark tersebut banyak mengandalkan aksi individu untuk menyerang. Serangannya juga hanya fokus pada dua pemain saja, Vaclav Kadlec dan Pione Sisto.

Baca juga: FC Midtjylland bahkan baru lahir saat Man United meraih Treble Winners di musim 1998/1999

Bukan Salah Para Pemain Cedera

Beberapa pekan terakhir Van Gaal mungkin sedang menjalani masa-masa paling sulit sepanjang karirnya di Manchester. Performa tim tak kunjung naik, kabar pemecatan, gosip penunjukkan Mourinho, hingga daftar panjang para pemain yang cedera.

Ia bisa saja berdalih bahwa semuanya bermuara di alasan terakhir, pemain cedera. Perlu diketahui bahwa cederanya De Gea pada laga kali ini melengkapi skuat yang cukup untuk menyebutnya Injury United FC. Semua posisi bahkan dapat diisi lengkap dengan skuat yang dibilang tangguh untuk mengarungi Liga Inggris.

Injury United

Tapi kita juga harus mengingat kembali Man United musim ini. Setan Merah harus rela berlaga di Liga Europa adalah karena mereka tak lolos ke fase knock out Liga Champions. Hanya sanggup berada di peringkat ketiga, di bawah Wolfsburg dan PSV Eindhoven sehingga otomatis turun level di Eropa.

Ditambah dengan prestasi di liga yang terus merosot ke peringkat kelima sementara, jangankan untuk juara, kembali lolos ke Liga Champions saja bisa jadi pupus jika tak ada peningkatan performa. Maka ajang Liga Europa ini seharusnya menjadi momentum untuk bangkit karena juaranya otomatis bakal ikut ke Liga Champions musim berikutnya. Namun apa daya, Man United ternyata belum cukup tangguh bahkan untuk bersaing di Liga Malam Jumat.

Komentar