Gent 2-3 Wolfsburg: Tuan Rumah Kalah Kualitas di Elemen Terkecil

Analisis

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Gent 2-3 Wolfsburg: Tuan Rumah Kalah Kualitas di Elemen Terkecil

KAA Gent yang masih merasakan sakit akibat tersingkir dari semifinal Beker van België (Piala Belgia) karena gol tandang mengusung misi sederhana ketika menjamu VfL Wolfsburg pada pertandingan leg pertama putaran 16 besar Champions League 2015/16: menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa berakibat kebobolan gol-gol yang seharusnya bisa dihindari. Gent berhasil. Malah, dalam pertandingan ini, Wolfsburg yang kecolongan gol-gol bodoh.

Gent memang kebobolan tiga kali namun tidak satu pun di antara ketiga gol tersebut yang pantas disebut sebagai akibat dari kegagalan Gent mengatasi situasi yang seharusnya bisa mereka tangani. Ada beberapa hal yang tidak bisa dihindari dan ketiga gol tersebut adalah tiga di antaranya. Wolfsburg, sementara itu, kebobolan dua gol dalam sepuluh menit terakhir pertandingan karena satu pemain yang sangat penting perannya ditarik keluar.

Berkat Draxler dan Vieirinha

Bermain dengan tiga bek tengah sebenarnya bukan masalah. Selama, tentu saja, tiga outfield player paling belakang ini mendapat perlindungan di kedua sisi dari full-back atau di depan dari para gelandang. Gent tidak memiliki full-back namun empat gelandang yang berada di depan mereka selalu berhasil melindungi para pemain belakang dengan permainan menekan yang kolektif. Selalu, kecuali dalam tiga momen tertentu.

Gent 2-3 Wolfsburg

Sebagai sebuah kesatuan Gent bertahan dengan menekan, sejauh mungkin dari gawang mereka dan sedekat mungkin dari gawang lawan. Dengan cara ini para pemain Wolfsburg kesulitan melepas umpan ke arah depan dan karenanya kesulitan menciptakan peluang.

Gent berhasil mencegah Wolfsburg mengancam gawang mereka menggunakan seluruh outfield player mereka secara tim. Namun ketika permainan mengerucut ke elemen yang lebih kecil, pemain lawan pemain, Gent tak mampu berbuat banyak. Perbedaan kualitas di level pemain per pemain membuat Wolfsburg keluar sebagai pemenang.

Untuk mengancam gawang Gent, Wolfsburg perlu mencapai lini pertahanan Gent. Mereka tidak bisa melakukannya dengan umpan-umpan mengarah ke depan dan di situlah kualitas pemain berbicara. Julian Draxler, dengan satu putaran, berhasil mengatasi tekanan yang ia terima di lini tengah dan karenanya leluasa menggiring bola ke lini pertahanan. Dari sisi kiri Draxler mengarah ke dalam sedangkan Vieirinha bergerak ke luar dari tengah ke sisi kiri. Pergerakan Vieirinha menarik dua pemain belakang Gent sehingga ketika ia menerima umpan Draxler dan langsung memantulkan bola kembali pada si pemberi umpan, area tengah lini pertahanan Gent cukup kosong bagi Draxler untuk melakukan apa pun. Ia menempatkan bola di tiang jauh dengan sepakan mendatar; Gent 0-1 Wolfsburg.

Tidak bisa leluasa melepas umpan-umpan mengarah ke depan berarti Wolfsburg harus melakukan cara lain untuk menciptakan peluang, dan memang itulah yang mereka lakukan. Wolfsburg bermain menekan untuk menciptakan peluang-peluang mereka sendiri, memaksa lawan melakukan kesalahan. Wolfsburg menemukan apa yang mereka cari di  menit ke-54.

Renato Neto melepas umpan yang kurang terukur dan Draxler mencurinya. Karena semua pemain Gent bermain menekan, Draxler pun tidak langsung mendapat kebebasan setelah berhasil mencuri bola. Di sini ia kembali menunjukkan perbedaan kualitas pemain per pemain. Setelah satu sentuhan untuk mencuri bola, ia hanya membutuhkan satu sentuhan tambahan untuk menggulirkan bola di antara kedua kaki Stefan Mitrovi? dan melewati bek tengah Gent tersebut. Matz Sels, penjaga gawang Gent, bergerak maju untuk mempersempit celah di kedua sisinya sehingga sulit bagi Draxler untuk mengarahkan bola ke kedua sisi. Tidak hilang akal, pemain berkebangsaan Jerman tersebut melambungkan bola melewati kepala Selz dan terciptalah gol kedua.

Perhatikanlah bagaimana dalam proses terciptanya kedua gol pertama mereka, selalu ada pemain Wolfsburg yang bermain “tidak di posisinya”: Vieirinha penyerang sayap kanan yang beroperasi di area tengah dalam proses gol pertama, sedangkan Draxler penyerang sayap kiri yang bermain di tengah dalam proses gol kedua. Situasi semacam ini bisa terjadi karena para pemain depan Wolfsburg nyaris selalu bertukar posisi, dan lawan kerepotan karenanya.

Yang membedakan pemain hebat dengan pemain biasa, kata Andrés Iniesta dan Dennis Bergkamp, adalah kecepatan mengambil keputusan. Dalam proses terciptanya gol ketiga Wolfsburg, perbedaan kualitas pemain kedua kesebelasan terlihat jelas dari kecepatan reaksi terhadap situasi antara para pemain dari kedua kesebelasan.

Dari tempatnya dilanggar, Vieirinha yang menjadi eksekutor tendangan bebas bisa dengan mudah melepas umpan langsung ke dalam kotak penalti yang padat. Namun ia tidak melakukannya: Vieirinha melepas umpan pendek kepada Christian Träsch. Di saat yang bersamaan kepadatan di dalam kotak penalti berkurang karena umpan langsung tak jadi datang. Träsch yang menerima umpan Vieirinha langsung mengembalikan bola dan berlari masuk semakin dalam ke lini pertahanan Gent. Vieirinha melepas umpan melambung yang langsung sampai kepada Träsch, melewati semua pemain yang bertugas melindungi lini pertahanan Gent. Dari sisi kiri lini pertahanan Gent yang terekspos, Träsch melepas umpan silang ke dalam kotak penalti yang tak lagi padat. Max Kruse membelokkan umpan silang Träsch ke dalam gawang dan terciptalah gol ketiga Wolfsburg.

Berbicara mengenai Vieirinha, penting benar perannya dalam pertandingan ini. Setelah ia ditarik keluar pada menit ke-80, Gent berhasil mencetak dua gol dari sisi yang sama: sisi kanan pertahanan Wolfsburg. Keluarnya Vieirinha, sang pemain multifungsi, membuat sisi kanan lini pertahanan Wolfsburg tak lagi mendapat perlindungan. Akibatnya Gent mencetak dua gol yang semua prosesnya melibatkan pergerakan-pergerakan di sisi kanan pertahanan Wolfsburg.

Kesimpulan

Secara kolektif, para pemain Gent berhasil melindungi lini pertahanan dengan bermain menekan. Namun ada tiga momen dalam pertandingan ini di mana para pemain Wolfsburg menang kualitas dan berhasil membongkar perlindungan terhadap lini belakang Gent. Ketika itu terjadi, tiga pemain di lini belakang Gent tak mampu berbuat banyak untuk mencegah terciptanya gol.

Wolfsburg, sementara itu, kebobolan karena pemain pengganti tidak mampu memainkan peran yang dibebankan kepada mereka sebaik pemain utama. Pemain pengganti Vieirinha, Marcel Schäfer, adalah pemain belakang namun ia tidak mampu melindungi Träsch sebaik Vieirinha.

Komentar