Real Madrid Berhasil Atasi Traumanya dari Serigala Ibukota

Berita

by redaksi

Real Madrid Berhasil Atasi Traumanya dari Serigala Ibukota

Salah satu partai leg pertama 16 besar Liga Champions 2015/2016, kembali digelar di Stadion Olimpco, Kamis (18/2) dini hari. Pertandingan  tuan rumah AS Roma menghadapi Real Madrid itu melahirkan cerita dan sejarah yang baru, terutama bagi tim tamu. Pasalnya, Madrid sendiri selalu kesulitan menaklukan kesebelasan Italia pada pertemuan-pertemuan di fase gugur Liga Champions. Tapi kali ini Madrid berhasil mengalahkan Roma dengan dua gol tanpa balas. Gelontoran angka tersebut diceteak Cristiano Ronaldo pada menit ke-57 dan Jese Rodriguez pada menit ke-86.

Roma memulai pertandingan dengan menggunakan formasi 4-3-1-2, dengan menduetkan Stephan El Shaarawy dengan Mohamed Salah. Pasangan lini depan tersebut didukung manuver Diego Perotti sebagai gelandang serang di antara dua penyerang Roma saat itu. Di sisi lain, Madrid menggunakan formasi 4-3-3 yang tentunyamengandalkan kekuatan Ronaldo sebagai penyerang kiri.

Sementara penyerang tengah diisi Karim Benzema dan James Rodriguez ditempatkan sebagai penyerang kanan. Mereka ditopang Luca Modric, Isco dan Toni Kross di sektor gelandang. Namun yang mengagetkan adalah dimainkannya Marcelo yang baru sembuh dari cedera. Kenyataan itu berbeda dengan ucapan pelatihnya, Zinedine Zidane, bahwa Marcelo tidak akan bermain pada laga ini.

Jalannya pertandingan, Roma langsung mengambil inisiatif penyerangan ketika peluit kick-off baru dibunyikan. Namun Madrid mulai menemukan ritmenya dan mengambil alih inisiatif penyerangan ketika laga sudah berjalan lima menit. Serangan Madrid pada umumnya  mengarah ke kiri yang ditempati Ronaldo.

Marcelo pun sering membantu serangan Ronaldo untuk mengekploitasi pertahanan sisi kanan Roma. Beruntung, kesigapan Alessandro Florenzi dan Kostas Manola, membuat Ronaldo cukup kesulitan menembus pertahanan Roma. Kesulitan Ronaldo agak wajar karenaRoma menyadari pola serangan Madrid saat itu. Sehingga mereka tidak percuma bermain sedikit lebih bertahan dengan menggunakan garis pertahanan  rendah.

Sisi kiri pertahanan Madrid yang meninggalkan lubang dimanfaatkan dengan baik oleh Roma dengan memanfaatkan serangan balik. Roma sangat mengandalkan kecepatan dari Mohamed Salah untuk mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Madrid. Salah beberapa kali mampu memanfaatkan jarak yang tercipta antara Sergio Ramos dan Marcelo.

Oleh karenanya, Marcelo beberapa kali terlihat kelimpungan menahan kecepatan dari Salah. Hal ini jugalah yang membuat Roma di babak pertama sangat mengandalkan serangan dari sektor kanan/sektor kiri pertahanan Madrid. Salah satu peluang pun hadir untuk Roma, lewat tendangan El-Sharaawy di menit ke-16 yang masih melebar ke sisi kiri gawang lawan.

Madrid mulai melakukan perubahan posisi pemain pada menit ke-25. Hal itu karena mereka menyadari pertahanan sisi kirinya sering diekploitasi oleh Roma. Ramos digeser ke sisi kiri untuk menutup pergerakan Salah. Hasilnya, Salah mulai tidak bisa leluasa bergerak seperti di awal pertandingan. Di sisi lain, Marcelo semakin sering memberikan kontribusi untuk penyerangan Madrid, salah satunya adalah tendangannya di menit ke-33. Di babak pertama ini, secara umum kuasa pertandingan ada di tangan Madrid dengan penguasaan bola mencapai 63%.

Untuk babak kedua sendiri, alur awal pertandingan masih sama seperti babak pertama. Serangan dari sayap pun masih mendominasi permainan ini. Namun, angin perubahan terjadi saat Madrid berhasil mencetak gol melalui tembakan Ronaldo pada menit ke-57. Ronaldo berhasil mengelabui penjagaan Florenzi terlebih dahulu, sebelum ia menceploskan bola ke gawang Roma.

Serangan pun mulai merata setelah terjadinya gol Ronaldo itu.  Kedua kesebelasan mulai menghidupkan serangan ke berbagai arah secara terbuka. Madrid mengandalkan poros serarangannya dari Luka Modric, sementara Roma melalui Miralem Pjanic. Selain itu, masing-masing full-back mulai berani naik ke depan untuk membuka serangan.

Perlu dicatat, pergantian James Rodriguez oleh Jese Rodriguez di menit ke-81 juga memberikan sebuah efek kejut dalam serangan Madrid. Jese lebih memiliki kecepatan daripada James dan sering menciptakan beberapa manuver berbahaya di lini pertahanan Roma. Hasilnya, ia mencetak gol melalui tendangannya pada menit ke-85.

Masuknya Francesco Totti menggantikan Florenzi di menit ke-86 pun seolah-olah tidak memberikan impact apa-apa untuk Roma. Alhasil, Madrid sukses mempertahankan keunggulan 2-0 sampai pertandingan berakhir. Kemenangan tersebut menjadi sebuah bukti bagi Madrid karena mengatasi trauma kala menghadapi Roma di fase gugur Liga Champions.

Mereka akan bertemu kembali di leg kedua pada 9 Maret 2015 mendatang di kandang Madrid, Stadion Bernabeu. Roma harus menang minimal 3-0 atau 4-1 jika ingin lolos. Sementara Madrid hanya cukup mengakhiri pertandingan dengan skor 0-0 saja untuk lolos ke perdelapan final Liga Champions musim ini.

(sf)

foto: soccer.sindonews.com

Komentar