Berita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pep Guardiola resmi ditunjuk sebagai manajer Manchester City mulai musim depan. Kedatangan Guardiola ke City pun melengkapi trisula di struktur manajerial yang dulu pernah membawa Barcelona meraih treble winners yaitu Txiki Begiristain (direktur teknik) dan Ferran Soriano (CEO).

Kedatangan Guardiola ke City memang tak terlalu mengejutkan. Pasalnya sejak beberapa tahun terakhir, eks pemain dan manajer Barcelona ini memang sudah santer disebut-sebut akan mengisi jabatan pelatih di Manchester biru. Selain itu, kedekatan Guardiola dengan dua sosok di atas yang sudah lebih dulu bergabung dengan City kian mengentalkan rumor. Tak heran jika Soriano, tentu dengan didukung Txixi, lebih memilihnya menjadi Manajer City ketimbang Mourinho.

Alasan kedekatan Guardiola dengan kedua sosok penting di City, terutama Begiristain, memang menjadi faktor utama yang menjadi alasan Guardiola hijrah. Seperti yang diungkapkannya kepada The Sun kemarin (17/2), “Txiki Begiristain adalah sosok paling spesial dalam hidup saya. Dia memberi saya kesempatan besar, seperti kala ia memutuskan menjadikan saya sebagai pelatih tim yunior dan senior Barcelona. Dan saya pikir, dia adalah orang paling pintar dalam sepakbola saat ini,” ujarnya.

“Txiki adalah orang yang paling mengerti saya sejak kami mulai bermain bersama. Dan karena itulah saya memilih untuk berada di tim yang sama dengan dirinya,” imbuhnya.

Bukan tanpa alasan jika Guardiola berkata demikian. Pasalnya, keduanya tak hanya pernah duduk di meja yang sama dalam struktur manajerial Barcelona. Keduanya juga sempat berbagi lapangan saat masih bermain di Barcelona. Mereka bermain bersama dalam lima musim. Txiki sendiri bermain sebagai striker dan Guardiola sebagai gelandang bertahan. Keduanya mampu membawa Barcelona menjadi juara Liga Champions untuk kali pertama pada musim 1991/92.

Kedekatan keduanya semakin menjadi kala Joan Laporta memimpin Barcelona pada musim 2003/04. Txiki yang sebelumnya  bekerja di Televisió de Catalunya langsung diberi kesempatan Laporta membuat Barcelona menjadi kekuatan liga dengan mengubah struktur kepelatihan tim. Dari situ pula ambisi Guardiola untuk memimpin skuat Barcelona menjadi kenyataan. Txiki menawarinya tempat untuk membesut tim yunior Barcelona di tahun 2007 dan tim senior setahun berikutnya.

Komentar