Gent vs Wolfsburg: Menghindari Kebodohan Melawan Kesebelasan Pincang

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Gent vs Wolfsburg: Menghindari Kebodohan Melawan Kesebelasan Pincang

KAA Gent memang belum pernah sekali pun tampil di fase gugur Champions League, namun mereka tahu benar apa yang harus mereka lakukan untuk lolos ke putaran berikutnya: apa pun, selama itu berarti menghindari nasib sial yang mungkin menimpa mereka akibat gol tandang.

Gent, kesebelasan kejutan Champions League musim ini, sudah menjalani sebelas pertandingan (di kejuaraan apa pun) sejak menang melawan Zenit St. Petersburg pada pertandingan terakhir fase grup Champions League. Dalam sebelas rangkaian pertandingan tersebut, Gent meraih delapan kemenangan dan tiga kali menderita kekalahan. Dua dari tiga kekalahan tersebut mereka alami dalam empat hari, dengan skor akhir yang sama (0-1), dan melawan kesebelasan yang sama: Club Brugge.

Kekalahan di Jupiler Pro League membuat Gent turun ke peringkat kedua, kalah selisih gol dari Brugge yang naik ke peringkat pertama. Yang lebih menyakitkan dari itu adalah kalah di pertandingan leg kedua semifinal Beker van Belgie (Piala Belgia). Gent tersingkir sementara Brugge melaju ke final berkat keunggulan gol tandang dalam agregat 2-2.

Karenanya penting bagi Gent untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Clean sheet harus diperjuangkan mati-matian, dan akan lebih baik lagi jika diiringi dengan keberhasilan mencetak gol ke gawang VfL Wolfsburg yang, seperti mereka, juga belum pernah tampil di fase gugur.

“Perbedaannya [dibanding dengan fase grup] adalah gol kandang dan tandang memiliki arti penting,” ujar Hein Vanhaezebrouck, pelatih kepala Gent, dalam jumpa pers pra pertandingan. “Kami merasakan konsekuensi dari hal tersebut pada Piala Belgia. Kami kebobolan gol yang seharusnya bisa kami hindari dalam pertandingan kandang dan itu membuat kami gagal ke final. Di level ini, menghindari kesalahan semacam itu jauh lebih penting.”

Demi membawa Gent melaju lebih jauh dari ini, Vanhaezebrouck sudah menyusun rencana dua leg walau fokus utamanya untuk saat ini adalah pertandingan leg pertama.

“Kami tahu pertandingan melawan kesebelasan yang sangat baik seperti Wolfsburg akan sangat sulit dan jika kami menang, kami akan sangat terkejut berada di tempat yang sama dengan tujuh kesebelasan hebat lainnya,” ujar Vanhaezebrouck. “Untuk saat ini kami harus berkonsentrasi terhadap tugas yang ada di depan mata dan meraih hasil bagus di kandang untuk memperbesar peluang kami di leg kedua.”

Berbeda dengan Gent, Wolfsburg hanya satu kali menang dalam enam pertandingan yang mereka jalani setelah fase grup Champions League (semuanya di Bundesliga). Satu-satunya kemenangan Wolfsburg dalam enam pertandingan tersebut mereka raih pada Sabtu (13/2) lalu, 2-0 melawan Ingolstadt. Perubahan formasi (dari 4-1-4-1 ke 4-2-3-1) dan taktik – yang lebih mengakomodir kemampuan pemain-pemain menyerang seperti Julian Draxler, Vieirinha, dan Daniel Caliguri – membawa Wolfsburg menyudahi rangkaian buruk, dan mereka siap meneruskan hasil baik tersebut di Ghelamco Arena. Namun usaha Wolfsburg tampaknya tidak akan berjalan lancar karena mereka pincang.

Kartu kuning ketiga (sepanjang Champions League musim ini) yang diterima Naldo di matchday keenam membuatnya harus menjalani larangan bertanding dan tidak dapat ambil bagian di pertandingan leg pertama melawan Gent. Kabar buruk lainnya: Diego Benaglio cedera dan tempatnya di gawang Wolfsburg akan digantikan Koen Casteels yang belum pernah sekali pun tampil di Champions League.

Daftar cedera Wolfsburg tidak berhenti di situ: Joshua Guilavogui, Daniel Caliguri, Carlos Ascues, dan Bas Dost juga tak akan ambil bagian dalam pertandingan. Situasi semakin buruk karena Nicklas Bendtner berulah sehingga Dieter Hecking (pelatih kepala Wolfsburg) memutuskan untuk tidak menyertakannya dalam pertandingan melawan Gent.

“Beberapa pemain kami cedera dan menjalani larangan bertanding dan ada lima pemain yang seharusnya dapat menjadi starter namun mereka tidak di sini,” ujar Hecking dalam jumpa pers pra pertandingan. “Namun saya rasa kami akan cukup kuat untuk membawa pulang hasil positif dari Belgia, hasil akhir yang menjaga peluang kami di leg kedua.”

“Di Jerman, Gent dipandang remeh, namun saya selalu menyadari kekuatan mereka,” lanjut Hecking. “Belgia menepis anggapan yang menyebutkan bahwa mereka adalah negara sepakbola yang kecil beberapa waktu lalu. Kami membutuhkan dua hari baik untuk lolos ke perempat final.”

Komentar