Tentang Waktu yang Membedakan Verratti dan Ibrahimovi? di Paris

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tentang Waktu yang Membedakan Verratti dan Ibrahimovi? di Paris

Marco Verratti gabung Paris Saint-Germain di hari yang sama dengan Zlatan Ibrahimovi?. Ia hanya seorang remaja dari kesebelasan Serie B Italia saat itu, sementara Ibrahimovi? adalah pemain ternama yang sudah meraih 18 gelar juara di lima kesebelasan besar berbeda. Keduanya datang sebagai bagian dari rencana besar PSG dan walau sama-sama memainkan peran penting mereka masing-masing, Ibrahimovi? selalu mendapat sorotan paling besar. Ke depannya mungkin tak akan demikian.

Ibrahimovi? memiliki segalanya kecuali waktu. Kontraknya bersama PSG berakhir pada akhir Juni tahun ini. Artinya, ini adalah musim terakhir Ibrahimovi? untuk mengangkat piala yang belum pernah ia raih sepanjang kariernya: Champions League. Sementara Ibrahimovi? menghadapi situasi sekarang-atau-tidak-sama-sekali, Verratti masih bisa berharap banyak kepada tahun-tahun ke depan. Ia baru saja menandatangani perpanjangan kontrak hingga 2020.

“Aku sangat bahagia karena kesebelasan telah menunjukkan lagi rasa percayanya kepadaku,” ujar Verratti sebagaimana dikutip dari situs resmi PSG. “Aku bergabung dengan Paris ketika kesebelasan ini mulai tumbuh dan aku merasa seperti bagian dari keluarga, karena kami telah tumbuh bersama dan memiliki tujuan yang sama, untuk memenangi sebanyak mungkin piala.”

Fakta bahwa Verratti bergabung dengan PSG ketika masih berusia 19 tahun membuatnya tumbuh menjadi seorang pria bersama kesebelasan yang juga sedang tumbuh menjadi salah satu yang terbesar di Eropa.

“Ya, ini cerita hebat,” ujarnya. “Ini cerita tentang hidup dan sepakbola. Ini bisa terjadi ketika kita memiliki tujuan yang jelas dan yakin dapat meraihnya. Aku sangat bahagia terhadap semua yang telah terjadi di sini, walau kami belum melakukan hal yang sangat luar biasa. Kami masih dapat lebih baik lagi. Aku dan kesebelasan. Masih ada piala yang harus kami raih.”

Sejak Verratti bergabung dengan PSG, tak pernah sekali pun gelar juara Ligue 1 tidak berakhir di Paris. Begitu juga dengan Trophée des Champions (Community Shield-nya Prancis) yang dalam tiga tahun terakhir selalu menjadi milik PSG. Sebagai tambahan untuk enam piala tersebut, Verratti memenangi satu gelar Coupe de France dan dua Coupe de la Ligue. Sembilan gelar dalam tiga musim tersebut, walau demikian, belum cukup. Selama Champions League belum menjadi milik PSG, mereka masih menilai diri belum berhasil.

“Kami telah tampil sangat baik di Prancis dalam empat tahun terakhir dan kami harus naik tingkat di Eropa,” ujar Verratti. “Tahun ini kami memiliki kesebelasan yang sangat kuat. Mental kami telah berubah... secara mental kami lebih kuat dan ini sangat penting untuk Champions League. Mustahil memenangi kejuaraan ini di tahun pertama, namun aku rasa kami lebihh kuat sekarang dan kami perlu membuktikannya di lapangan. Berkata memang mudah, namun aku rasa kami memang bisa sukses.”

PSG yang mendominasi Ligue 1 dalam tiga musim terakhir sendiri saja sudah cukup baik. Musim ini standar permainan mereka meningkat dan mereka jauh lebih baik lagi. Dalam 26 pertandingan Ligue 1 yang sudah mereka jalani musim ini, PSG tidak sekali pun kalah dan hanya empat kali bermain imbang. Mereka unggul 24 poin dari AS Monaco yang berada di peringkat kedua. Dua puluh empat poin!

Kesebelasan berjuluk Les Parisiens tersebut menduduki tempat yang sangat nyaman di puncak klasemen Ligue 1 karena musim ini mereka berbeda dengan musim-musim sebelumnya. PSG yang selalu terbantu oleh kualitas pemain utama yang lebih baik dari kesebelasan-kesebelasan lain, musim ini sangat terbantu oleh kualitas pemain utama yang lebih baik dari kesebelasan-kesebelasna lain plus kualitas pemain pelapis yang tidak jauh berbeda dengan pemain-pemain utama. Kedalaman skuat mereka musim ini tak hanya membuat PSG semakin mendominasi di Prancis, tapi juga semakin mendekatkan mereka kepada tujuan menjadi juara Champions League.

“Aku tidak suka berganti-ganti kesebelasan,” ujar Verratti. “Aku merasa bahagia di sini, bahagia di kota ini, dan aku bermain untuk kesebelasan besar, jadi aku rasa aku tidak perlu berganti kesebelasan. Ini bukti bahwa aku ingin bertahan di sini. Aku tahu bahwa banyak kesebelasan yang tertarik kepadaku, namun ini adalah pilihanku, bermain untuk Paris Saint-Germain. Aku merasa sangat senang di sini dan aku harap aku bisa menjalani karier yang panjang bersama Paris.”

Selalu masih ada tahun depan untuk Verratti yang tidak pernah kehilangan tempat seberapa sering pun susunan pemain berganti. Namun bagi Ibrahimovi?, saat yang paling tepat untuk menjuarai Champions League adalah musim ini.

Komentar