Arsenal vs Leicester City: Gara-Gara Danny Simpson!

Analisis

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Arsenal vs Leicester City: Gara-Gara Danny Simpson!

Sempat tertinggal 0-1, Arsenal membalikkan kedudukan dan menang 2-1 atas Leicester City. Gol Leicester dicetak oleh Jamie Vardy lewat tendangan penalti pada menit ke-45. Sementara itu, gol balasan Arsenal dicetak pemain pengganti, Theo Walcott pada menit ke-70 dan Danny Welbeck pada menit ke-90+4. Kemenangan ini membuat Arsenal bergerak ke peringkat ketiga dengan 51 poin, terpaut dua poin dari pemuncak klasemen, Leicester City.

Susunan Pemain

Line Up

Arsene Wenger hanya mengganti Gabriel Paulista dengan Per Mertesacker, serta Mathieu Flamini dengan Francis Coquelin, dalam susunan pemain yang merumput sejak menit pertama. Sisanya, Wenger menurunkan komposisi yang sama seperti saat mereka mengalahkan AFC Bournemouth 2-0. Kemenangan itu pula yang mengakhiri catatan empat pertandingan tak pernah menang di liga.

Bagaimana dengan susunan pemain Leicester City? Tak perlu ditanya. Claudio Ranieri hampir selalu menurunkan nama yang sama dalam setiap pertandingan. Semalam, Ranieri menurunkan susunan pemain yang sama persis seperti saat mereka mengalahkan Manchester City 3-1 sepekan silam.

Leicester Menekan

(Kinerja pertahanan Leicester. Silang: tekel; Bulat: Sapuan; Wajik: potongan)
(Kinerja pertahanan Leicester. Silang: tekel; Bulat: Sapuan; Wajik: potongan)

Arsenal berinisiatif  menguasai bola sejak peluit tanda pertandingan dimulai dibunyikan wasit Martin Atkinson. Hingga 10 menit pertama, Arsenal unggul 78% penguasaan bola. Namun, hampir tak ada peluang yang benar-benar mengancam gawang Leicester. Pasalnya, Daniel Drinkwater dan kolega, melakukan penjagaan ketat dengan melakukan delapan tekel. Hal ini pula yang membuat Arsenal kehilangan bola delapan kali.

Leicester terus melakukannya pada babak pertama. Arsenal pun menjadi tidak nyaman dalam melakukan serangan. Terlebih, Leicester memiliki N’Golo Kante yang penampilannya malam itu bisa dibilang memukau. Sepanjang pertandingan, Kante melakukan enam kali tekel serta tujuh kali potongan (intercept).

Kante pun seperti diinstruksikan untuk mematikan serangan Arsenal dari tengah. Beberapa kali, terutama pada babak pertama, terlihat Mesut Oezil yang begitu kesulitan mengembangkan permainan karena penguasaannya atas bola berhasil dihentikan Kante.

Arsenal Incar Kedua Sisi

Umpan Ketiga Arsenal
Grafis umpan Arsenal di area sepertiga akhir

Arsenal fokus menekan kedua sisi Leicester.  Dua fullback Arsenal, Nacho Monreal dan Hector Bellerin, selalu naik membantu serangan. Saat menyerang, keduanya melakukan kombinasi dengan pemain sayap Arsenal dan poros ganda. Hal ini sempat menyulitkan Leicester yang punya persoalan kronis dengan jarak antar lini.

Leicester bermain dengan garis pertahanan rendah. Namun, jarak antara lini pertahanan dengan lini tengah terlampau lebar. Seringkali Mesut Oezil berdiri bebas tak terkawal. Leicester beruntung karena Kante berulang kali menutup pergerakan Oezil maupun Ramsey.

Meski menyerang lewat kedua sisi, Arsenal sadar kalau mengirimkan umpan silang bukanlah sebuah solusi. Terdapat Wes Morgan dan Robert Huth yang piawai menghalau bola-bola lambung. Selain itu, mengandalkan umpan silang dalam setiap serangan tentu bukan gaya permainan Arsenal. Hal ini yang kemudian dimanfaatkan Leicester dengan terus menekan di satu sisi.

Saat Arsenal menyerang dari kanan, Daniel Drinkwater, Kante, dan Marc Albrighton, praktis menutup sisi tersebut. Mereka menghalau agar bola tidak pernah sampai ke lini serang The Gunners. Ini pula yang membuat Arsenal beberapa kali memindahkan alur serangan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.

Apa yang dilakukan Arsenal menjadi bumerang buat Leicester. Serangan dari sayap mereka hampir selalu mudah dipatahkan. Leicester yang menyerang ke sisi kiri pertahanan Arsenal, mesti berhadapan dengan Monreal. Terlepas dari kesalahan yang ia buat dan berakhir dengan penalti untuk Leicester, Monreal menjadi pemain Arsenal yang paling aktif kala bertahan. Ia melakukan lima tekel, tiga potongan, dan empat sapuan.

Ini yang membuat pada menit-menit awal pertandingan, Leicester lebih sering mengirimkan umpan panjang ke lini serang. Hal ini dapat diantisipasi dengan baik oleh duet Laurent Koscielny dan Per Mertesacker yang tak terlalu berkeringat malam tadi. Jika melihat statistik, keduanya terlihat tak begitu sering beraktivitas. Koscielny melakukan sekali tekel dan dua kali potongan (intercept) sementara Mertesacker sekali tekel dan sekali potongan. Hal ini bukan karena keduanya bermain buruk, tetapi karena lini serang Leicester yang tak terlalu merepotkan lini pertahanan Arsenal.

Menanti Kesalahan

Grafis umpan Leicester City
Grafis umpan Leicester City

Dengan sulitnya menembus pertahanan Arsenal, Leicester pun mengerahkan para pemainnya untuk menyerang dari satu sisi. Pada pertengahan babak pertama, Leicester mengerahkan serangannya lewat sisi kanan, tempat Riyad Mahrez beroperasi. Para gelandang pun ikut membantu menyerang dari sisi tersebut.

Namun, hal ini juga tetap tak berhasil. Leicester praktis menunggu Arsenal melakukan kesalahan. Pasalnya, umpan-umpan ke dalam kotak penalti dari sembilan umpan, cuma satu yang berhasil. Gol pertama Leicester berasal dari sini. Lewat serangan balik, bola dikejar Kante yang dijatuhkan Koscielny. Vardy yang berdiri di depan empat bek Arsenal, melakukan akselerasi dan berusaha menembus kotak penalti.

VARDY
Pergerakan Vardy yang mendahului bek Arsenal. Okazaki dan Albrighton bahkan telah siap memaksimalkan peluang yang mungkin terjadi.

Kala itu, hanya Okazaki yang ada di dalam kotak penalti dikawal dua pemain Arsenal, sementara Albrighton meski tak terkawal akan kesulitan jika menerima umpan. Keputusan Vardy bisa dibilang tepat dengan menerobos masuk dan jatuh (atau menjatuhkan diri?) usai bertabrakan dengan Monreal.

Leicester Pincang

Hampir tidak ada yang istimewa dari permainan Leicester kecuali serangan balik mereka yang mematikan. Hampir di semua pertandingan, Leicester tak begitu banyak menguasai bola. Salah satu yang paling menonjol dari Leicester adalah lini pertahanan mereka. Meski bermain bertahan, tapi Leicester sudah kebobolan 29 gol, terbanyak di antara kesebelasan enam besar.

Baca juga: Bagaimana mencetak gol ke gawang Leicester?

Dua fullback Leicester pun cenderung lebih banyak bertahan. Soalnya kedua sisi Leicester begitu vital untuk dieksploitasi. Saat menyerang, para gelandang akan bergerak ke satu sisi yang membuat sisi yang lain kosong. Hal ini rawan dimanfaatkan lawan untuk melakukan serangan balik. Kalau fullback ikut naik, maka sisi tersebut akan menjadi makanan empuk lawan.

Kartu merah yang diterima Danny Simpson membuat Leicester pincang. Memindahkan Okazaki ke sisi kanan berarti mengurangi jumlah pemain depan. Hal ini menjadikan serangan Leicester bisa lebih mudah diantisipasi terlebih Mahrez diganti oleh Marcin Wasilewski untuk menggantikan ruang yang ditinggalkan Simpson. Praktis Leicester mesti bertahan mati-matian untuk menjaga keunggulan.

Pergantian yang Tepat

Arsenal setelah Simpson
Grafis umpan area sepertiga akhir Arsenal usai kartu merah SImpson

Setelah kartu merah Simpson, Arsenal membombardir sisi kanan pertahanan Leicester. Namun, poin yang paling penting yang dibuat Arsene Wenger adalah soal pergantian pemain. Wenger memasukkan Theo Walcott menggantikan Francis Coquelin serta Chamberlain dengan Danny Welbeck. Pergantian ini bisa dibilang tepat karena Leicester hampir jarang melakukan serangan sehingga peran Coquelin pun bisa ditutup Ramsey atau Calum Chambers yang masuk menggantikan Koscielny. Di sisi lain, Arsenal butuh suntikan pemain di lini serang guna mendampingi Olivier Giroud. Pergantian ini terbukti tepat. Soalnya, dua gol Arsenal dicetak oleh para pemain pengganti: Walcott dan Welbeck.

Sialnya, lini tengah Leicester pun kian amburadul. Fisik mereka terlihat tak menunjang untuk tetap fokus selama 90 menit. Tahu dibombardir Arsenal, lini tengah Leicester justru tak menunjukkan perbaikan. Jarak antar lini yang terlalu jauh masih tetap terlihat. Empat bek Leicester terlihat bergerak tidak seirama dengan lini tengah.

AR 1
Proses gol pertama Arsenal

Gol pertama Arsenal pun bermula dari tidak fokusnya para pemain Leicester. Saat bola diumpan ke dalam kotak penalti, Giroud, Walcott, Oezil, dan Sanchez ada di dalam kotak penalti. Dari gambar di atas terlihat Giroud yang tidak terjaga. Morgan lebih dekat dengan Oezil, sementara Huth menjaga Sanchez. Sementara itu, Daniel Drinkwater dan Kante justru masih terlihat di area garis kotak penalti.

Umpan Bellerin sejatinya bisa dimaksimalkan Giroud menjadi gol, kalau ia mau. Namun, Giroud melihat Walcott yang lepas dari kawalan Fuchs dan berdiri bebas. Kalaupun Walcot tidak melepaskan tembakan, ia bisa mengumpan bola tersebut kepada Sanchez yang juga berpeluang mencetak gol.

Pada gol kedua, Leicester lagi-lagi tak menaruh fokus yang tepat. Welbeck dan Chambers berdiri tidak terjaga! Meski telah memasuki menit-menit akhir, Leicester justru tidak memenuhi area kotak penalti. Hanya ada enam pemain dan kiper, menghadapi enam pemain Arsenal.

Baca juga: 4 Faktor yang Membuat Leicester City Memuncaki Klasemen Liga Primer

foto: independent.co.uk

Komentar