Mengenang Kappa yang Hampir Dilupakan Dunia

PanditSharing

by Pandit Sharing 37098

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Mengenang Kappa yang Hampir Dilupakan Dunia

Oleh: Alessandro Pradipta*

Tidak ada yang bertahan selamanya. Termasuk di sepakbola. Sesuatu yang mendominasi pada suatu masa, bisa saja meredup untuk kemudian tergantikan di masa selanjutnya. Bagi yang tak bisa bertahan, mereka akan tersimpan dalam kenangan, sementara bagi yang masih bertahan, mereka berjuang agar tak dilupakan.

Itu pula yang terjadi pada Kappa. Saat melihat logo Kappa, yang terlintas di pikiran kita mungkin adalah kejayaan Italia pada era 1990-an. Kala itu, Kappa menjadi apparel sejumlah kesebelasan besar seperti Juventus dan AC Milan, serta Barcelona. Pada masa itu pula Kappa menjadi ikon kostum sepakbola.

Kappa punya keunikan di mana mereka menyematkan logonya di bagian bahu. Kostum kesebelasan dengan keunikan seperti itu, dulu, amat mudah ditemui. Kini, dengan kian menggeliatnya apparel lain macam Nike dan Adidas, membuat langkah Kappa kian berat. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti Kappa cuma tinggal kenangan.

Romantisme Masa Lalu

Milan Kappa

Kappa berdiri di Turin pada 1916. Mereka awalnya memproduksi kaus kaki. Lalu, pada 1950-an, mereka menjadi yang terdepan dalam produksi celana dalam dan kaus kaki di bawah perusahaan Maglificio Calzificio Torinese (MCT).

Kappa baru memproduksi pakaian kasual pada 1960-an. Lalu, di bawah kendali Marco Boglione pada 1976 mulai berfokus pada produk olahraga dengan mulai menjadi sponsor Juventus yang berada satu kota dengan Kappa. Lalu, pada era 1980-an, Kappa mulai menjadi sponsor Ajax Amsterdam, AC Milan, dan AS Roma. Nama Kappa pun kian menjulan pada 1990-an setelah menjadi sponsor Barcelona dan Red Star Belgrade. Pada 1994, Marco Boglione yang sudah mengundurkan diri memutuskan membeli aset MCT yang mengalami kebangkrutan.

Kesebelasan-kesebelasan yang disponsori Kappa pun berhasil meraih trofi demi trofi. Contohnya saja, Juventus yang meraih trofi Liga Champions yang kedua kali pada musim 1995/1996, lalu AC Milan pun memenangi trofi yang sama pada musim 1989/1990.

Dengan tagline “People on the Move”, Kappa memiliki tempat tersendiri bagi pecinta sepakbola era 1980-an dan 1990-an.  Kappa pernah memecahkan rekor dengan nilai kontrak apparel terbesar dalam sejarah Liga Denmark bersama FC Copenhagen pada 2004. Mereka pun mengontrak Napoli dengan nilai 40 juta euro selama lima tahun yang memecahkan rekor sponsor klub per-musim 2015/2016.

Meski bergelimang prestasi, Kappa juga tidak lepas dari kontroversi. Pada musim 2012/2013, AS Roma memutuskan untuk membatalkan kontrak dengan Kappa dikarenakan pihak AS Roma kecewa dengan kualitas kostumproduksi Kappa, sehingga Kappa sempat membawa kasus ini ke pengadilan.

Merek yang Melegenda

KAPPA

Hal yang paling terlintas pertama kali mendengar nama brand Kappa adalah logonya, yang disebut Omini logo. Pada awalnya, logo Kappa bukan seperti yang kita kenal sekarang. Pada 1956, terjadi kesalahan pada produksi kaus kaki yang membuat produk tersebut dikembalikan oleh para konsumen. Untuk menjamin kualitas produk, perusahaan pun menambahkan huruf K, yang diambil dari kata “Kappa” dan juga kata “Kontroll” yang kebetulan memiliki huruf depan yang sama.

Lalu, logo yang baru yang kita kenal sekarang  terbentuk saat sesi pemotretan pakaian renang merk Beatrix, yang merupakan salah satu brand dari MCT pada 1969. Pada awalnya, pose tersebut tidak dipakai untuk logo. Namun, pada akhir 1970-an pose tersebut dipakai sebagai logo saat Kappa beralih menjadi perusahaan apparel.

Logo Kappa berbentuk 2 orang (pria dan wanita) yang duduk saling membelakangi dengan mode siluet. Logo tersebut mempunyai arti gaya yang unik yang menyokong orang-orang yang memakai produk mereka dan perusahaan yang membuat standar kinerja produk mereka yang terbaik untuk performa para atlet.

Lalu tagline perusahaan Kappa sendiri, yaitu “People On The Move” cocok dengan definisi dari perusahaan Kappa itu sendiri, yang dikhususkan membuat produk untuk orang-orang yang dinamis dan aktif yang memerlukan produk olahraga yang secara teknis dan fungsional dengan style yang modern dan menarik.

Bersaing Dengan Raksasa Global

Nike vs adidas

Kini, Kappa seperti kesulitan bersaing dalam menjadi sponsor kesebelasan besar. Meski menjadi sponsor kesebelasan macam Napoli dan Vfl Wolfsburg, mereka masih tak bisa menandingi apparel lain yang menyokong kesebelasan besar yang secara popularitas menyaingi kesebelasan yang disponsori Kappa.

Selain itu, jaringan pemasaran yang belum mengglobal pun menjadi alasan mengapa Kappa kesulitan mengembangkan brand-nya. Situs thesirenssong.com meyatakan bahwa Kappa belum bisa mengembangkan toko resmi di Amerika Serikat, meski telah membangun warung digital untuk pasar Amerika Serikat. Padahal, Amerika adalah salah satu pusat masyarakat dan ekonomi global yang menjadi tujuan banyak perusahaan untuk mengembangkan brand mereka. Kappa pun dianggap kalah mentereng, bahkan dibandingkan dengan New Balance yang baru berkecimpung di dunia sepakbola.

Hal lain yang membuat Kappa kesulitan bersaing adalah tidak adanya brand ambassador yang memperkuat kampanye dari brand mereka. Di sisi lain, sejumlah apparel selalu punya duta. Mizuno misalnya, mereka berani mengontrak Hulk, penyerang timnas Brasil yang kini bermain di Zenit St. Peterseburg. Bermodalkan popularitas dan kemampuan, brand ambassador akan memperkuat citra sebuah produk agar dikenal masyarakat.

Memperkuat Brand

Napoli Kappa

Meskipun begitu, Kappa masih bisa bertahan dan bersaing di pasar apparel dunia sepakbola. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah membangun dan memperkuat brand Kappa sendiri agar dikenal oleh publik. Bermodalkan mensponsori klub-klub yang tidak bisa dpandang sebelah mata, Kappa bisa memanfaatkan peluang tersebut, apalagi Kappa baru saja mengikat kontrak dengan Napoli, yang dikenal sebagai klub papan atas Serie-A yang kini sedang naik daun. Napoli pun kini diperkuat sejumlah nama yang dikenal publik seperti Gonzalo Higuain dan Lorenzo Insigne.

Kappa bisa saja merekrut brand ambassador untuk mewakilkan produk dan memperluas branding lewat iklan dan promosi. Selain menunjang performa pemain, penggunaan brand ambassador pun menjadi penting lewat penyebaran iklan yang masif, mengomunikasikan produk kepada konsumen dengan baik,  serta konsep promosi yang unik akan membuat publik semakin mengenal brand Kappa itu sendiri.

Lalu yang tak kalah penting adalah membangun jaringan pemasaran yang tersebar di seluruh dunia, baik melalui warung online, maupun toko-toko yang tersebar di pusat ekonomi dan basis penggemar sepakbola yang maju. Penting pula buat Kappa untuk mengenalkan produk mereka lewat media sosial, mengingat media sosial adalah jalan favorit penggemar sepakbola untuk selalu terhubung.

Dengan persaingan antar apparel yang kian ketat dan nilai kontrak klub yang makin meningkat, Kappa mesti mengembangkan brand-nya ke publik agar bisa bertahan. Kalau tidak, bukan tak mungkin mereka akan sekadar menjadi kenangan.

*Penulis saat ini sedang menempuh pendidikan jurusan desain komunikasi visual di salah satu kampus swasta di Yogyakarta. Dapat dihubungi melalui akun twitter @pradipta_ale

(fva/fva)

Komentar