Nada Sumbang Penunjukkan Rizzoli Sebagai Wasit Juventus-Napoli

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Nada Sumbang Penunjukkan Rizzoli Sebagai Wasit Juventus-Napoli

Ada nada sumbang saat Nicola Rizzoli ditunjuk sebagai wasit Final Piala Dunia 2014. Salah satunya dari mulut Pelatih Belgia, Marc Wilmots, yang merasa dirugikan kala dipimpin Rizzoli di babak perempat final. Kala itu, Rizzoli dianggap mengabaikan sejumlah pelanggaran yang dilakukan para pemain Argentina.

Selain itu, Rizzoli pun dianggap sebagai sosok antagonis buat para penggemar Manchester United karena tidak memberi kartu merah pada Hector Moreno usai mematahkan kaki Luke Shaw. Kendati demikian, Rizzoli tetap mendapat pembelaan dari Howard Webb, mantan wasit Inggris. Kepemimpinan Rizzoli juga masih dianggap yang terbaik di Italia oleh Luciano Spalletti, Pelatih AS Roma.

Bukan tanpa alasan pula jika Rizzoli dipersiapkan untuk laga Juventus melawan Napoli di Stadion Juventus akhir pekan ini, Minggu (14/2). Pertandingan itu cukup berisiko, mengingat keduanya berada di papan atas klasemen Serie-A 2015/2016 sementara. Napoli berada di peringkat pertama dengan 56 poin dan Juventus di bawahnya terpaut dua angka. Tentu saja permainan ngotot dan sensitivitas kepada keputusan wasit akan meningkat. Wajar karena laga nanti bisa menjadi penentuan untuk memenangi scudetto musim ini.

Maka dari itu Rizzoli menghimbau agar kubu Juventus dan Napoli bisa saling menghargai keputusannya nanti. Rizzoli berkaca dari pertandingan Derby della Madonnina pada 1 Februari lalu. Dirinya kecewa melihat Roberto Mancini, Pelatih Internazionale Milan, melakukan protes berlebihan kepada wasit Antonio Damato, sehingga Mancini sendiri diusir sebelum pertandingan selesai.

Baca juga : Jadi Wasit itu Sulit! Makanya Coba Permainan ini.

Rizzoli menyarankan agar kesebelasan-kesebelasan Italia mencontoh tata krama di Liga Champions. Menurutnya, rasa hormat dari pelatih di kompetisi tersebut jauh lebih baik, sehingga jarang ada pelatih yang diusir oleh wasit selama pertandingan.

Selain itu, ia juga menghimbau agar kedua kesebelasan mampu menyelesaikan masalahnya selama pertandingan di lapangan. Pasalnya, Rizzoli menyayangkan jika pelatih dan pemain mengeluhkan wasit kepada media usai pertandingan.

"Saya ingin saling membantu dan menghormati. Jika kita semua bisa, percayalah kita berada di perahu yang sama dan semua ingin hasil yang sama, itu akan lebih baik," ujar Rizzoli seperti dikutip Gazzetta World.

Kendati demikian, pandangan berbeda disampaikan jurnalis asal Italia yang kini menjadi Direktur Media Tgcom24, Paolo Liguori. Dirinya terang-terangan memprediksi Rizzoli bakal memihak Juventus ketimbang Napoli karena Juve akan bertindak sebagai tuan rumah.

Liguori memberikan contoh kontroversial yang terjadi ketika Juve menjadi tuan rumah. Liguori menceritakan apa yang terjadi pada laga Juventus menghadapi Inter pada musim 1997/1998, di mana keduanya kala itu merupakan kandidat kuat peraih scudetto. Wasit pertandingan kala itu, Piero Ceccarini, dianggap merugikan Inter karena tidak menghukum Mark Iuliano ketika menjegal Ronaldo saat itu.

"Tentu, Rizzoli adalah wasit terbaik. Tapi tidak di Juventus Stadium," kata Liguori kepada Tiki-Taka. "Saya tidak punya bukti, tapi saya memiliki rangkaian penting dari data yang menunjukan ketika dia salah, dalam beberapa kali, itu terjadi dalam satu arah. Akan ada kesalahan di Turin yang akan menguntungkan Juventus."

Penunjukkan Rizzoli sebagai wasit big match yang melibatkan Juventus sendiri memang selalu mengundang komentar dari orang-orang penting di Italia. Ada anggapan lain juga bahwa pemilihan Rizzoli sebagai wasit Juventus justru untuk merugikan Juve sendiri.

Hal ini pernah dikatakan mantan Direktur Juventus, Luciano Moggi. Menurutnya, dengan Rizzoli yang kerap dihubungkan sebagai pendukung Juventus, akan membuat keputusannya yang merugikan Juve tak akan terlalu disorot.

"Rizzoli akan memasuki lapangan dengan membawa aura pendukung Juventus. Hal itu dapat mendorongnya untuk membuat keputusan yang berlawanan dari keputusan yang benar, yang keluar dari ketidakpastian yang dialaminya," ujar Moggi ketika Rizzoli hendak memimpin laga Juventus-AC Milan pada 2012.

Sementara itu, mantan pelatih Inter (dan Napoli) yang terlibat langsung pada laga kontroversial Serie A 1997/1998 tersebut, Luigi Simoni, tak ingin mempermasalahkan lagi apa yang terjadi saat itu. Ia hanya berharap bahwa laga Juventus-Napoli, yang bisa dibilang laga terpenting Serie A musim ini, berjalan dengan lancar di mana kedua kesebelasan membuktikan sebagai kesebelasan terbaik.

"Saya harap ini akan menjadi pertandingan yang menarik dan tak ada keputusan seperti keputusan Ceccarini yang tak memberikan penalti. Juventus dengan luar biasa berhasil come back, sementara Napoli memiliki konsistensi yang belum pernah mereka tunjukkan sebelumnya. Kedua kesebelasan harus menunjukkan siapa yang terbaik," tutur Simoni pada Radio Kiss Kiss.

Sumber lain : Football-Italia, The Guardian

Komentar