4 Hal Menarik dari Hasil Imbang Chelsea dan Man United

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

4 Hal Menarik dari Hasil Imbang Chelsea dan Man United

Pertandingan antara Chelsea melawan Manchester United di Stamford Bridge akhirnya harus berakhir imbang dengan skor 1-1. Gol yang dicetak oleh Jesse Lingard bisa dibalas oleh Diego Costa pada saat injury time.

Meskipun hanya dua gol yang tercipta; setelah melalui lebih dari 90 menit, ada 29 tembakan dan 12 penyelamatan penjaga gawang yang membuat pertandingan ini sangat jauh dari kata “membosankan”.

Dengan hasil ini, United tetap berada di peringkat kelima sementara Chelsea di peringkat ke-13.

John Terry kapten sejati

Salah satu hobi John Terry adalah memperbaiki ban kapten yang melingkar di lengan kirinya. Sejak Desember 2001, ia selalu kedapatan berkali-kali melakukannya di atas lapangan. Ia adalah kapten tersukses Chelsea sepanjang sejarah kesebelasan asal London tersebut.

Tidak heran, pada awal pertandingan ini, yang paling banyak dibicarakan adalah keputusan manajemen The Blues yang tak kunjung mau memperpanjang kontraknya. Terry sendiri pekan lalu sudah terlanjur juga menyatakan bahwa ini musim terakhirnya di Chelsea jika kontraknya tak diperpanjang.

Alhasil, banyak spanduk yang mendukung Terry yang terpampang pada pertandingan ini. Para suporter Chelsea masih berpendapat bahwa pemain berusia 35 tahun ini layak mendapatkan perpanjangan kontrak dan menjabat kapten Chelsea.

Hand ball dan cedera Zouma yang paling banyak diperbincangkan

Pada akhir babak pertama, bola tendangan voli Terry yang mengenai tangan Daley Blind (gambar paling atas), menjadi hal yang paling banyak diperbincangkan oleh komentator maupun penonton.

Dalam tayangan ulang, bola memang terlihat mengenai tangan (bagian siku) dari Blind. Namun, wasit Michael Oliver tidak memberikan hadiah penalti kepada Chelsea. Ia menilai bahwa tangan Blind bersifat pasif dan ia tidak dengan sengaja menahan bola dengan tangannya. Banyak yang menilai juga tangan Blind mengenai bola kerena ia menutup wajahnya agar tidak terkena sambaran bola.

Sementara pada babak kedua, cedera yang dialami bek Chelsea, Kurt Zouma, juga mendapatkan banyak perhatian. Zouma salah mendarat sehingga ia harus menderita cedera. Belum ada laporan resmi mengenai cederanya, tapi dikabarkan bahwa cedera Zouma ini adalah cedera lutut. Semoga lekas merumput kembali, Zouma.

Pertandingan jauh dari membosankan

Sedari awal, melihat susunan pemain kedua kesebelasan, kami berpendapat bahwa pertandingan akan berjalan kaku. Lini tengah yang diisi oleh Nemanja Matic, John Obi Mikel, Marouane Fellaini, dan Michael Carrick bukanlah jaminan untuk sebuah hiburan. Apalagi pemain kreatif seperti Eden Hazard dan Pedro juga dicadangkan, meskipun performa mereka memang sedang tidak menanjak.

Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Susunan pemain muda Manchester United mulai dari Cameron Borthwick-Jackson (19 tahun), Anthony Martial (20), dan Lingard (23) mampu berkali-kali merepotkan Chelsea, di antaranya dengan penguasaan bola mencapai 78% pada babak pertama.

Total United berhasil mencetak 13 peluang sementara Chelsea 11. Kemudian juga “Setan Merah” berhasil mencetak 16 tembakan (7 on target) dan 13 dari The Blues (3 on target). Pertandingan berjalan sangat mengalir dengan jual-beli serangan.

Panggung kedua penjaga gawang

Jika jumlah gol adalah standar utama menarik atau tidaknya sebuah pertandingan, maka skor 1-1 bisa dibilang adalah skor yang tidak menarik. Tetapi melihat jumlah tembakan ke arah gawang yang mencapai 10 tembakan, ini bukan lagi soal lini serang yang mandul.

Pertandingan ini sendiri berbuah banyak tembakan yang berkualitas (bukan hanya sekadar tendangan lemah yang on target). Adalah kedua penjaga gawang, Thibaut Courtois di Chelsea dan David de Gea di United yang bermain sangat-amat-gemilang-sekali.

Kita bisa mengubah standar hiburan khusus untuk pertandingan ini, karena yang menghibur bukan lah gol, melainkan penyelamatan (save) dari penjaga gawang.

Courtois mencetak 7 penyelamatan sementara De Gea 5 penyelamatan. Hampir seluruhnya adalah penyelamatan kelas dunia dari hasil tembakan kelas dunia juga dari kedua kesebelasan. Jika pertandingan seperti ini ada sepanjang tahun, sepertinya sudah saatnya bagi FIFA untuk memiliki pendamping sekaligus anti-tesis dari Puskas Award (gol terbaik), yaitu penghargaan untuk penyelamatan terbaik.

Komentar