Pep Guardiola Tak Butuh yang Seperti Yaya

Taktik

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pep Guardiola Tak Butuh yang Seperti Yaya

Tidak berguna menerka formasi apa yang akan Pep Guardiola andalkan di Manchester City. Pria berkebangsaan Spanyol tersebut telah berkembang menjadi juru taktik yang tidak mengandalkan satu formasi. Susunan pemainnya di lapangan selalu berubah tergantung situasi. Yang bisa dilakukan saat ini untuk menerka cara kerja Pep di City adalah menimbang-nimbang siapa yang akan bertahan dan akan pergi.

Ramai tertangkap oleh akun Twitter Pandit Football Indonesia tuduhan mengenai Pep yang cari aman dengan memilih Manchester City. Entah untuk dasar apa, karena jelas menangani City bukan langkah aman untuk Pep walau kepadanya dipercayakan biaya transfer sebesar 150 juta pound sterling. Menangani City bukan langkah aman karena mereka berbeda dengan Barcelona dan Bayern München, dua kesebelasan yang pernah (khusus Bayern: masih) ia tangani.

Para pemain Pep, agar dapat menerapkan taktinya dengan sempurna, harus bekerja keras. Untuk bekerja keras, para pemain bintang harus bersikap rendah hati. Rendah hati bukan hal yang asing di Barcelona dan Bayern. Walau penuh dengan pemain bintang, kedua kesebelasan tersebut tidak dipenuhi pemain yang banyak tingkah (ini yang membuat Zlatan Ibrahimovi? tidak kerasan di Barcelona, selain minimnya kesempatan bermain). Nilai-nilai kerja keras sudah ditanamkan kepada para pemain Barcelona dan Bayern sejak mereka masih sangat muda.

Lihatlah para pemain Barcelona: adakah pemain yang gaya hidupnya mewah atau perayaan golnya tidak melibatkan rekan satu kesebelasan? Tengoklah Thomas Müller sebagai contoh lulusan akademi Bayern: pernahkah ia meminta nomor punggung baru, nomor punggung yang lebih “keren”, sebagai pengganti nomor punggung yang sudah ia gunakan sangat lama? Kerendahan hati ini mungkin tak akan Pep temui di City – kesebelasan yang bahkan untuk memenuhi jumlah pemain homegrown saja harus memboyong pemain yang dibesarkan oleh kesebelasan-kesebelasan lain – dan ini akan jadi masalah.

Dalam sebuah kesebelasan yang besar karena dana pemilik kesebelasan (saya tidak bilang menjadi besar dengan cara ini salah; hanya saja ini berbeda dengan Barcelona dan Bayern), pemain yang rendah hati adalah barang langka. Yaya Touré kemungkinan besar akan dilepas pergi oleh Pep seperti Ronaldinho dan Deco di Barcelona pada 2008. Merasa besar membuat Touré berpikir ia pantas merengek hanya karena kesebelasan lupa merayakan ulang tahunnya. Merasa besar juga membuatnya berpikir pantas mempertanyakan penghargaan pemain terbaik Afrika edisi terbaru yang jatuh ke tangan Pierre-Emerick Aubameyang. Merasa besar, nantinya, bisa jadi akan membuat Touré berpikir tak harus memaksa diri agar bisa menjalankan instruksi Pep dengan sempurna.

Sementara Touré kemungkinan besar akan pergi karena tidak cukup rendah hati, keempat bek sayap City mungkin terpaksa pergi karena tidak akan cocok dengan taktik Pep yang sangat dinamis. City memiliki empat bek sayap di kesebelasan utama dan keempatnya – Bacary Sagna, Pablo Zabaleta, Aleksandar Kolarov, dan Gaël Clichy – sudah berkepala tiga. Mencari empat bek sayap dalam satu bursa transfer, bagaimanapun, bukan perkara mudah. City pasti membongkar barisan bek sayapnya (terlebih lagi Pep sangat mengandalkan bek sayap yang juga fasih memainkan peran gelandang sayap dan gelandang serang secara bersamaan) namun mereka akan melakukannya secara perlahan. Patah tumbuh hilang berganti, perlahan tapi pasti.

Berbeda dengan lini belakang, sepertinya tak akan ada banyak perubahan di lini serang. Jumlah pemain City di kelompok ini cukup banyak dan setiap pemain memiliki karakteristik bermain yang berbeda-beda sehingga Pep dapat memainkan banyak variasi serangan. Andai ada rekrutan baru pun kemungkinan posisinya adalah penyerang sayap kiri dan gaya bermainnya direct serta memiliki kecepatan yang dapat diandalkan, untuk mengimbangi kualitas Jesús Navas. Namun tidak merekrut pemain seperti itu pun bukan masalah karena Raheem Sterling bisa menjalankan peran tersebut.

Satu hal yang pasti Pep lakukan di bursa transfer musim panas nanti adalah mendatangkan seorang pemain yang bisa memainkan peran poros kesebelasan, seorang pemain yang bisa menjadi bek tengah dan gelandang secara bersamaan. Dengan kata lain: pemain terpenting dalam keberhasilan perubahan susunan pemain kesebelasan Pep dalam pertandingan. Di Bayern, pemain yang dimaksud adalah Javi Martínez. City harus membantu Pep menemukan Javi Martínez baru karena Pep sudah berjanji tak akan membawa pemain Bayern ke mana-mana. Jika Javi Martínez baru tidak ditemukan, kacaulah sudah penerapan taktik Pep di kesebelasan barunya.

Komentar