Selamat Jalan "Sang Penghibur" Stamford Bridge

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Selamat Jalan

"Bagai bintang yang bersinar, menghibur yang lelah jiwanya. Bagai bintang yang berpijar, menghibur yang sedih hatinya..."

Kalimat-kalimat tersebut merupakan petikan dari lirik lagu Padi berjudul "Sang Penghibur". Seandainya Ramires mengerti dan menyukai musik Indonesia, petikan lirik itu bisa menjadi lantunannya saat meninggalkan Chelsea.

Ya, Ramires sudah resmi bergabung dengan klub asal Tiongkok, Jiangsu Suning FC. Meninggalkan Kota London yang sudah dianggap sebagai rumah kedua setelah Brasil. Kota yang menjadi tempat kelahiran anak ketiganya dan sekolah bagi dua anak pertamanya.

Kepergiannya dipastikan bakal mengurangi keceriaan di ruang ganti The Blues, julukan Chelsea. Pasalnya, pemain asal Brasil ini merupakan sosok yang disukai rekan-rekannya di sana. Ramires menjadi sosok yang akrab karena gemar bercanda. Sehingga bukan tak lain, ia adalah sang penghibur di Stamford Bridge mau pun di Cobham, tempat latihan Chelsea.

Bahan candaan Ramires yang paling sering mencairkan suasana adalah kalimat-kalimatnya. Dirinya pernah menyatakan kepada John Terry dkk sebagai "pemain dengan fisik di atas normal". Pengakuannya itu sering menjadi bahan tertawaan skuat Chelsea. Apalagi jika Ramires sedang kelelahan, rekan-rekannya selalu mentertawakannya, sekaligus mempertanyakannya sebagai "pemain dengan fisik di atas normal" tersebut.

Tapi pengakuannya itu bisa dianggap wajar. Ramires memang tipikal pemain yang seperti tidak pernah lelah berlari di lapangan. Bola dianggap sebuah cahaya yang harus ia kejar. Seperti petikan lirik "Sang Penghibur" pada bagian "Kuhelakan nafas panjang tuk siap berlari kembali,".

Ramires juga merupakan sosok pemain Brasil paling senior di Chelsea. Dirinya adalah mentor bagi pemain Brasil yang baru bergabung bersama The Blues, semisal Oscar, Willian, dan Robert Kenedy dalam beberapa musim terakhir ini. Suatu peran yang tidak kalah penting di ruang ganti sebuah kesebelasan sepakbola.

Namun, tidak jarang sosoknya selalu dianggap sebagai bahan "haha-hihi" di luar lapangan saja. Padahal, Ramires ikut berperan untuk Chelsea yang telah meraih gelar Liga Primer Inggris, Piala FA, Piala Liga, Liga Europa, dan Liga Champions untuk Chelsea. Perlu diingat juga golnya ke gawang Barcelona-lah yang membantu Chelsea lolos ke final Liga Champions 2011/2012.

25B57EA200000578-3419243-image-a-7_1453904826079


Namun kontribusi Ramires di Chelsea seperti terus dilupakan. Para pendukung The Blues lebih mengingat sosok gelandang lain seperti Frank Lampard, Michael Essien, Raul Meireles, Nemanja Matic, atau Francesc Fabregas di balik kesuksesan klub tersebut.

Apalagi pemain berusia 28 tahun ini semakin tersingkir sejak musim lalu. Namanya terus dikaitkan dengan Juventus, Bayern Munchen, atau Paris Saint-Germain (PSG) pada bursa transfer Januari 2016. Walau rumor itu sempat ditepisnya karena perpanjangan kontrak pada Oktober 2015 lalu.

Tapi pada kenyataannya, ia tetap pergi pada bursa transfer musim dingin ini. Namun bukan menuju tiga klub besar itu, melainkan hijrah ke Kota Nanjing di Jiangsu, dengan harga 25 juta poundsterling. Harga transfernya itu menjadi paling mahal di Tiongkok dan mendapatkan gaji sekitar 8 sampai 10 juta poundsterling per musim.

Ia akan bereuni dengan manajer barunya, Dan Petrescu asal Rumania, yang merupakan mantan bek sayap Chelsea pada 1995 sampai 2000.

Terry pun merasa sedih atas kepergian rekannya yang bernomor punggung tujuh itu. Melalui akun Instagram-nya, ia menulis Ramires merupakan pemain yang sangat luar biasa. Tapi mau bagaimana lagi? Ramires ingin melanjutkan mimpi yang terputus karena kehilangan perannya di Stamford Bridge. Dirinya mulai melangkahkan kakinya menuju cahaya baru di Liga Super Tiongkok. Menjadi bintang yang bersinar dan memberikan hiburan di sana.

"Setiap perkatan yang menjatuhkan tak lagi kudengar dengan sungguh. Juga tutur kata yang mencela, tak lagi kucerna dalam jiwa,"

"Aku bukanlah seorang yang mengerti tentang kelihaian membaca hati. Ku hanya pemimpi kecil yang berangan 'tuk merubah nasibnya,"

Dua petikan lirik itu merupakan pembukaan lagu "Sang Penghibur". Namun, bisa menjadi pemaknaan bagi Ramires yang mencari petualangan baru bersama Jiangsu.

Taruhannya bersama Kenedy pada akhir Desember 2015 lalu pun menjadi bercandaan terakhirnya. Banyolan terakhir sebagai pemain The Blues yang diunggah melalui akun Instagram-nya. Selanjutnya, giliran Oscar atau Willian yang akan menjadi mentor bagi pemain Brasil baru di Chelsea. Maka, mereka harus bergegas agar membuat Alexandre Pato merasa nyaman di rumah barunya.

Sumber lain : BBC, Daily Mail, Gazzetta World, The Guardian.

Komentar