Kalahkan Lazio, Juventus Bertemu Inter Milan di Semifinal Coppa Italia

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kalahkan Lazio, Juventus Bertemu Inter Milan di Semifinal Coppa Italia

Juventus menjaga peluang untuk meraih treble pada musim ini setelah menang 1-0 atas Lazio pada babak perempat final Coppa Italia. Dalam pertandingan yang dihelat di Stadio Olimpico, Roma, pada Kamis (21/1) dini hari WIB, Juventus menang lewat gol yang dicetak Stephan Lichtsteiner pada menit ke-66.

Pertandingan sendiri berlangsung dalam tempo sedang. Kedua tim silih berganti melakukan serangan. Juventus menurunkan duet Simeone Zaza dan Alvaro Morata.

Soal Zaza, Juventus kabarnya menolak segala hal soal perpindahan pemain. Ini juga dikuatkan oleh pernyataan Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, yang menyatakan bahwa Zaza pantas untuk bertahan di Juve. “Zaza layak untuk bermain lebih banyak. Semua penyerang kami bagus semua,” kata Allegri dikutip dari ESPNFC.

Sebelumnya, Zaza sempat menyatakan ketidaksenangannya karena jarang mendapatkan menit bermain. Ini yang membuat rumor hijrahnya Zaza semakin menguat. Apalagi, Wolfsburg yang menjadi peminat serius, kehilangan Bas Dost yang cedera.

Dalam pertandingan semalam, permainan Zaza begitu agresif. Ia yang ditempatkan di sebelah kanan, lebih sering berada di mana-mana. Namun agresifitasnya ini seringkali terlihat sebagai bentuk emosional karena sebelumnya dikasari pemain lawan. Pada babak pertama, hampir tidak ada peluang yang betul-betul membahayakan yang berasal dari kaki Zaza.

Sementara itu, pertahanan Lazio amat rapat. Mereka tidak membiarkan Juventus memasuki area pertahanan. Ini pula yang membuat Juve beberapa kali melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Soal penyerangan, Pelatih Lazio, Stefano Pioli, menurunkan Miroslav Klose yang berperan penting dalam dua gol Lazio saat ditahan imbang 2-2 oleh Bologna di Serie A  pada 17 Januari silam.

Juventus sendiri melakukan pressing sejak di pertahanan Lazio. Zaza, Morata, dan Pogba, terus melakukan pressing yang membuat aliran bola dari lini pertahanan ke lini serang Lazio seringkali gagal. Sadar jarak antar lini yang terlalu jauh, Lazio pun mulai bermain rapat. Namun, mereka hanya menyisakan Klose di lini depan. Ini pula yang membuat Lazio terkesan minim peluang karena upaya yang dibuat Klose kerap menemui jalan buntu. Serangan Lazio pun kerap diinisiasi oleh Balde Keita. Namun, minimnya bantuan dari lini kedua, membuat sejumlah serangan Lazio mentah begitu saja.

Juve sebenarnya hampir mencetak gol lebih awal. Pada menit ke-51, Zaza mengirim umpan terobosan pada Morata yang berhadapan dengan kiper. Namun, tendangan Morata mampu ditepis kiper. Bola sempat bergulir liar ke arah Zaza. Sayangnya tendangan Zaza masih melebar di sisi kiri gawang Lazio.

Gol akhirnya tercipta pada menit ke-66. Zaza menembak bola dari luar kotak penalti. Bola melengkung tidak bisa dijangkau kiper Lazio, Etrit Berisha, dan membentur tiang sebelah kanan. Bola muntah pun disambut sepakan pelan Lichtsteiner.

Sempat terjadi kebingungan beberapa detik usai tendangan tersebut. Pasalnya, wasit belum memutuskan apakah itu gol atau tidak. Lalu, wasit pun mengesahkan gol tersebut karena terbukti lewat teknologi garis gawang kalau bola sudah lewat garis.

Dalam konferensi pers usai pertandingan, Pioli menyatakan kalau Juventus berhasil memanfaatkan kesalahan yang diuat para pemainnya. “Malam ini kami kehilangan tujuan. Target kami adalah lolos ke Eropa musim depan dan kami sedikit ada di belakang klasemen Serie A, meskipun kami memiliki peluang masuk lima besar pada akhir musim,” ucap Pioli dikutip dari Football Italia.

“Aku punya sedikit rasa sesal untuk timku malam ini. Kami tahu Anda tak boleh membuat sedikitpun kesalahan melawan Juventus. Namun, kami membiarkan Zaza mendapatkan banyak ruang dan kami tidak memerhatikan Lichtstenier.”

Apa yang diungkapkan Pioli memang beralasan. Pada babak kedua, Zaza memang memiliki banyak ruang untuk bergerak ketimbang pada babak pertama. Dua kali pula ia hampir mencetak gol buat Juve.

“Saat ini Juventus tengah dalam performa terbaik di Italia dan satu yang terbaik di Eropa,” tutur Pioli.

Sementara itu, Allegri memuji Lazio yang bermain solid dalam tempo tinggi pada babak pertama. “(Namun) Juventus menaikkan tempo setelah turun minum. Kami bermain dengan solid dan tidak membiarkan mereka membuat sepakan tepat sasaran,” kata Allegri dikutip dari Rai Sport.

Ia pun memuji kedua penyerangnya, Zaza dan Morata, yang dianggapnya bermain lebih baik pada babak kedua. “Martin Caceres juga bekerja dengan keras, yang mana itu amat penting karena kami membutuhkannya,” ucap Allegri.

Juventus memang menang, tapi Allegri justru terlihat merasa khawatir karena mereka masih mengikuti tiga kompetisi, yang ketiganya masih mungkin untuk dimenangani. “Untuk bisa melaju di tiga kompetisi, kami perlu para penggawa kami dalam kondisi fisik dan psikologis yang baik. Kami harus menjaga kaki kami tetap di tanah dan sadar kalau kami belum mendapatkan apapun,” ujar mantan pelatih AC Milan tersebut.

Di sisi lain, bek Juventus, Leonardo Bonucci, merasa kalau ia mesti bekerja keras dalam pertandingan apapun di kompetisi manapun.

“Kami bertemu dengan Lazio yang bermain bagus. Namun, kami menempatkan karakter kami di atas lapangan dan memainkan permainan kami. Itu mestinya berakhir dengan jumlah gol yang lebih besar, tapi yang paling penting kami menang,” kata Bonucci dikutip Rai Sport, “Juventus harus selalu menang. Kami harus berdarah-darah setiap saat memasuki lapangan. Untuk bisa berhasil di tiga kompetisi kami ingin semua orang berkontribusi.”

Soal lawan di semifinal, Bonucci enggan berpikir terlalu panjang, “Tantangan yang besar untuk menghadapi Inter di semifinal. Namun, saat ini kami mesti fokus di Serie A. Napoli berjarak dua poin dan itu akan membikin masalah. Namun, kami ada di sana dan akan berjuang habis-habisan sampai akhir.”

Hal serupa juga diucapkan Allegri di mana ia akan lebih fokus pada pertandingan Serie A. “Kini kami mengubah fokus untuk pertandingan Minggu nanti dan Roma yang akan menjadi pertandingan sulit. Masih ada 18 pertandingan di liga dan golongan lima besar Serie A masih punya kesempatan mendapatkan gelar. Kami tengah berada dalam performa yang bagus saat ini, dan kami harap ini akan terus berlanjut.”

Komentar