Pemain Eropa Lebih Rentan Cedera di Musim Dingin

Sains

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Pemain Eropa Lebih Rentan Cedera di Musim Dingin

Menurut laporan dari Physio Room, ada lebih dari 100 pemain yang menderita cedera setelah festive period di Liga Primer Inggris. Festive period ini mencakup Boxing Day, pertandingan menjelang Tahun Baru, dan pertandingan setelah Tahun Baru.

Jika kita melihat Elite Club Injury Study yang dilaksanakan oleh UEFA, sejak 2013 sudah terjadi cedera otot yang berperan sebanyak 38-40% dari seluruh cedera di sepakbola Eropa. Sementara cedera lainnya yang umum adalah hamstring, terkilirnya pergelangan kaki, cedera pada tulang kering (padahal sudah wajib memakai shin guard), hernia, dan yang paling terkenal adalah ACL (anterior cruciate ligament).

Cedera ACL memang hanya terjadi sebanyak 11% dari seluruh cedera di Liga Primer, tapi sejauh ini cedera ini lah yang paling membuat pemain, pelatih, dan penonton gusar.

Ada faktor internal yang biasanya menyebabkan cedera, yaitu faktor mental pemain, kondisi kebugaran pemain, kondisi fisiologis atau faktor keturunan, dan riwayat cedera sebelumnya.

Kemudian ada faktor eksternal yang bisa menyebabkan cedera, di antaranya adalah kondisi lapangan, kondisi cuaca, salah dalam pemilihan peralatan pertandingan (sepatu, kaos kaki, dan lain-lain), dan salah saat pemanasan.

Di Liga Primer dan liga-liga Eropa yang biasanya memiliki musim panas dan musim dingin, terdapat beberapa cedera yang terjadi secara musiman. Secara umum, pemain akan lebih rentan untuk cedera pada musim dingin. Hal ini terjadi karena permukaan lapangan yang lebih keras dan tak jarang licin.

Cedera metatarsal, tulang betis, dan tulang kering menjadi fokus pada cedera yang disebabkan oleh kualitas lapangan yang biasanya meningkat pada saat musim dingin. Dua kasus cedera yang paling terkenal di musim dingin adalah cedera metatarsal David Beckham (2002) dan Wayne Rooney (2006).

Salah mendarat atau kontak telapak kaki terhadap permukaan lapangan yang keras sekarang ini memiliki dampak yang lebih besar untuk cedera pemain daripada kontak fisik dengan pemain lain.

Jaringan dan bagian tubuh manusia akan mencapai kecepatan yang lebih besar dengan momentum yang dihasilkan secara efektif berkali-kali lipat sesuai dengan beban yang menjadi dampak dalam setiap gerakan pemain. Kemudian perubahan inersia yang mendadak dalam kecepatan atau arah juga bisa menyebabkan masalah.

Otot dan tulang memiliki keterbatasan kepada kekuatan. Kecepatan dari sepakbola modern yang semakin tinggi setiap saat dapat membuat setiap pesepakbola mencapai ambang dari batas kekuatan otot dan tulang tersebut.

Hal umum yang kita bisa terima dari sepakbola adalah ketika cedera, kita hampir selalu menyalahkan pihak ke tiga, dalam hal ini adalah kontak pemain lain. Padahal perbedaan yang terlihat jelas adalah pada tingkat keatletisan dan kebugaran tubuh kita.

Sejalan dengan waktu, kemampuan tubuh manusia akan berkurang seiring bertambahnya umur. Kemampuan tubuh ini antara lain adalah melompat, berputar, dan berlari cepat dengan intensitas dan eksplosivitas yang tinggi. Hal-hal ini lah yang berperan dalam rusaknya jaringan lunak tubuh manusia.

Sedangkan khusus untuk para pemain Liga Primer di musim dingin ini, cedera biasanya terjadi karena mereka terlalu banyak melakukan latihan dan jumlah pertandingan dengan jeda yang terlalu berentetan.

“Ada kelelahan dalam jadwal dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya,” kata Ben Dinnery yang sudah lama mempelajari cedera di Liga Primer. “Jika Anda lihat festive period, sebuah kesebelasan bisa bermain tiga sampai empat kali dalam 12 hari. Dari sini kami melihat banyak masalah cedera, terutama cedera jaringan lunak.”

Festive period memang sudah menjadi tradisi dan sangat menarik untuk para penonton, tapi hal ini bisa menguras fisik para pemain. Jika ada satu hal yang bisa mengubah itu semua, jawabannya pasti adalah winter break. Benarkah?

Komentar