EPL Gameweek 21 Banyak Gol, Tapi Bukan yang Terbanyak

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

EPL Gameweek 21 Banyak Gol, Tapi Bukan yang Terbanyak

Orang-orang yang menyaksikan siaran langsung pertandingan Premier League pada gameweek 21 ini tidak menyaksikan satu layar yang sama selama 90 menit pertandingan berlangsung. Gangguan menyenangkan datang berkali-kali, menayangkan gol yang tercipta di pertandingan-pertandingan lainnya.

Aston Villa 1-0 Crystal Palace

Hanya satu gol tanpa balas, namun tiga angka tetap tiga angka. Aston Villa mendapat bantuan dari blunder Wayne Hennessey, namun gol tetaplah gol. Lagipula Premier League mencatat gol tersebut milik Joleon Lescott, bukan blunder Hennessey. Tiga angka ini terasa manis karena diraih 157 hari setelah kemenangan terakhir Villa di Premier League. Bagi Rémi Garde rasanya barangkali jauh lebih manis. Untuk pertama kalinya dalam sebelas pertandingan – untuk pertama kalinya sejak menangani Villa pada 3 November 2015 – Garde berhasil meraih kemenangan pertama bersama Villa.

Bournemouth 1-3 West Ham United

Empat tahun lalu 800 ribu poundsterling adalah jumlah terbanyak yang pernah Bournemouth keluarkan untuk seorang pemain baru. Di bursa transfer kali ini mereka mengeluarkan nyaris 20 juta poundsterling untuk tiga pemain baru. Bournemouth menyongsong era baru, dan itu terlihat di lapangan lewat gol Harry Arter di menit ke-17; keunggulan yang diraih dengan cepat dan bertahan lama. Baru pada menit ke-67 West Ham berhasil menyamakan kedudukan. Namun begitu mereka berhasil melakukannya, West Ham tak terbendung. Enner Valencia mencetak dua gol tambahan (masing-masing di menit ke-74 dan ke-84) untuk mengunci kemenangan West Ham.

Newcastle United 3-3 Manchester United

Dari apa yang terlihat di papan skor, Manchester United memulai pertandingan dengan baik. Mereka unggul di menit kesembilan lewat tendangan penalti Wayne Rooney dan berhasil menggandakan keunggulan di menit ke-38 lewat Jesse Lingard. Namun tuan rumah tidak tinggal diam. Lewat Georginio Wijnaldum (menit ke-42) dan penalti Aleksandar Mitrovic (menit ke-67) mereka menyamakan kedudukan. Di menit ke-79 Rooney mengembalikan keunggulan United, namun gol Paul Dummett di penghujung pertandingan memastikan United tidak pulang dengan poin penuh.

Swansea 2-4 Sunderland

Awalnya wasit yang bertugas untuk pertandingan ini adalah Andre Marriner. Namun pada Senin ia mundur dari kewajiban ini dan Graham Scott ditunjuk menjadi pengganti. Hasil kerjanya kurang memuaskan. Di menit ke-37 Scott mengeluarkan kartu merah untuk Kyle Naughton setelah pemain Swansea City tersebut terlibat dalam perebutan bola fifty-fifty dengan Yann M’Villa. Idealnya, bahkan kejadian yang melibatkan Naughton dan M’Villa tidak perlu menjadi tendangan bebas. Scott cukup beruntung karena isu kepemimpinannya sedikit teralihkan oleh penampilan gemilang Jermain Defoe.

Chelsea 2-2 West Bromwich Albion

Hasil imbang melawan West Bromwich Albion berarti Chelsea belum pernah kalah bersama Guus Hiddink; namun di saat yang bersamaan itu berarti sang juara bertahan belum pernah menang dua kali berturut-turut di Premier League musim ini. Dua kali Chelsea memimpin, namun kemenangan terlepas dari genggaman ketika James McClean mencetak gol di menit ke-86. Dengan hasil imbang ini West Brom menjaga keunggulan tiga poin mereka dari Chelsea.

Manchester City 0-0 Everton

Manchester City gagal mencetak gol di pertandingan kandang untuk kali pertama selama nyaris satu tahun lamanya. Terakhir kali hal serupa terjadi dalam kekalahan 0-2 dari Middlesbrough pada pertandingan FA Cup, 24 Januari 2015. Andai Roger East menunjuk titik putih ketika John Stones menjatuhkan Raheem Sterling di dalam kotak penalti, mungkin ceritanya akan berbeda. Manuel Pellegrini dan Roberto Martínez berbeda pendapat mengenai keputusan East. Satu hal yang pasti, Everton berhasil mempertahankan reputasi mereka sebagai jago tandang. Dalam sebelas pertandingan tandang Premier League musim ini hanya satu kali mereka kalah.

Southampton 2-0 Watford

Southampton tidak dominan. Menorehkan 51% penguasaan bola jelas bukan indikator dominasi. Mereka, toh, menang karena jauh lebih agresif dari Watford. Sepanjang pertandingan Southampton melepas 15 tembakan sementara Watford hanya empat. Enam dari 15 tembakan tersebut tepat sasaran dan dua di antaranya menjadi gol, masing-masing satu gol di setiap babak. Shane Long mencetak gol di menit ke-17 sementara Dušan Tadi? pada menit ke-73.

Stoke City 3-1 Norwich City

Tidak bisa dipungkiri; Stoke City banyak terbantu oleh keluarnya Gary O’Neil pada menit ke-37 setelah pemain yang bersangkutan melayangkan tackle dua kaki yang rasanya tidak perlu. “Tindakan itu sangat tidak berkarakter,” ujar Alex Neil, manajer Norwich. “Ia meminta maaf saat turun minum namun itu jelas merugikan kami.” Stoke menorehkan 65% penguasaan bola. Dengannya mereka melepas 14 tembakan (Norwich hanya lima). Fakta bahwa semua gol tercipta di babak kedua mendukung asumsi bahwa Stoke benar-benar memanfaatkan keunggulan jumlah pemain.

Liverpool 3-3 Arsenal

Ditambah hasil dari pertandingan ini, telah tercipta 41 gol dalam sepuluh pertandingan terakhir antara Liverpool dan Arsenal. Bersama Swansea dan Sunderland, Liverpool dan Arsenal menyajikan jumlah gol terbanyak dalam satu pertandingan gameweek ini. Namun jika dibandingkan dengan pertandingan satunya, Liverpool melawan Arsenal jelas lebih seru. Arsenal yang dua kali tertinggal berhasil dua kali menyamakan kedudukan dan pada akhirnya berbalik memimpin. Namun mereka batal menang karena Joe Allen mencetak gol ketiga Liverpool di menit ke-90. Drama.

Tottenham Hotspur 0-1 Leicester City

Jumlah tendangan melenceng Tottenham, 16, dua kali lipat pebih banyak dari Leicester. Tendangan tepat sasaran malah lebih dari itu (Tottenham 5-2 Leicester). Namun itu tidak berarti kemenangan ada dalam genggaman Tottenham. Leicester tidak membutuhkan banyak peluang dan banyak gol untuk menang. Sundulan Robert Huth di menit ke-83 cukup untuk mengunci kemenangan atas Tottenham, lawan yang sama yang mereka hadapi di tempat yang sama empat hari lalu; pada pertandingan babak ketiga FA Cup tersebut kedua kesebelasan bermain imbang 2-2. Gol Huth menyudahi 374 menit tanpa gol Leicester di Premier League.

Benar memang 34 gol dalam sepuluh pertandingan membuat gameweek ini begitu menghibur. Namun gameweek ini bukan yang paling produktif. Total jumlah gol gameweek ini masih kalah jauh dari gameweek tersubur sepanjang sejarah Premier League; gameweek ke-25 musim 2010/11. Tercipta 43 gol pada 5 dan 6 Februari 2011.

Selain itu pada musim ini, pada gameweek ke-7 pun menghasilkan lebih banyak gol dari gameweek ini, 41 gol. Tapi ketika parade gol terjadi pada awal tahun seperti sekarang ini, semoga ini menjadi pertanda bahwa EPL akan lebih menarik dan menyajikan semakin banyak gol hingga akhir musim nanti.

Komentar