Pemecatan Rudi García di Depan Mata

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Pemecatan Rudi García di Depan Mata

Sejak mengakuisisi kepemilikan AS Roma pada 2012, James Pallotta terus mengampanyekan visi misi tentang klub tersebut. Dirinya bertekad membawa Roma menjadi kesebelasan sepakbola papan atas di dunia. Salah satu caranya adalah dengan menunjuk Rudi Garcia sebagai pelatih baru pada awal Serie-A musim 2013/2014. Ia diharapkan bisa membawa Roma sukses seperti ketika mempersembahkan gelar Ligue 1 untuk OSC Lille.

Kemudian Pallotta melakukan manuver lain dengan rencana pembangunan stadion baru untuk masa depan Roma. Pallotta memberikan target minimum agar Roma bisa menyaingi Juventus. Kemudian, barulah pelan-pelan mendapatkan gelar juara, entah itu Coppa Italia maupun Serie-A. Tapi Roma hanya bisa melakukan tuntutan pertama saja dalam dua musim terakhir ini. Lantas para pendukung Roma meng-kambing-hitam-kan Garcia sejak pertengahan musim lalu, atau sejak Roma tersingkir dari Coppa Italia, tersingkir dari Liga Champions, dan gagal di Liga Eropa, serta mengubah target Scudetto menjadi runner-up klasemen akhir musim lalu.

Kendati demikian, Garcia masih diberi kesempatan. Pada awal musim ini pun ia berhasil membuat Pallotta bangga karena berhasil mengalahkan Juventus dan sempat memuncaki klasemen pada akhir Oktober 2015 usai mengalahkan Fiorentina. Pallotta pun semakin yakin dengan blue print buatannya, tentang janjinya akan membuat pusat pelatihan dan fasilitas kesehatan lebih canggih.

Roma juga memenangkan derby capitale menghadapi Lazio pada awal November. Namun, setelah itu penampilan mereka terus merosot. Bahkan, Roma disingkirkan kesebelasan Serie-B, Spezia, dari ajang Copa Italia musim ini. Pallotta pun sempat meminta maaf kepada para pendukung Roma melalui akun Twitter pribadinya, "Atas nama saya sendiri dan klub, saya meminta maaf kepada para fans untuk pertandingan hari ini. Selamat untuk Spezia," tulisnya.

Baca juga : Perbedaan Mencaci dan Memuji ala  Fans Inggris dan Italia.

Tapi Garcia masih enggan mundur. Namun spekulasi beberapa calon penggantinya terus santer beredar, dari Luciano Spalletti, Antonio Conte, Fabio Capello, Walter Mazzarri, Marcelo Bielsa, Macelo Lippi, Jorge Sampaoli, sampai Leonardo. Bahkan Pallotta sempat menghubungi Jose Mourinho yang dipecat Chelsea, namun ditolak.

Tapi Garcia sempat terselamatkan karena akhirnya mendapatkan kemenangan dari Genoa pada sebelum Natal. Namun Pallotta kembali geram ketika ditahan imbang 1-1 oleh AC Milan di Stadion Olimpico. Dikabarkan jika Pallotta mengatakan kepada penasihatnya bahwa ia sudah muak dengan Garcia. Padahal, Pallotta adalah presiden yang selalu membela Garcia sejak musim lalu ketika ditekan para suporter. "Pertandingan kemarin memuakan. Kondisi fisik (pemain) sangat baik, dan itu faktanya. tapi, saya pikir tim ini kekurangan mental juara," imbuh Pallotta seperti dikutip II Messaggero.

Kemudian Mauro Baldissoni, Direktur Harian AS Roma, terbang menuju Miami untuk membahas proyek stadion bersama Pallotta, Walter Sabatini, Direktur Olahraga dan Italo Zanzi, CEO Roma. Bahkan, kabarnya mereka akan mengumumkan pemecatan Garcia usai rapat tersebut. "Mengganti pelatih untuk mengubah mentalitas tim? aku akan memecahkan masalahnya. Pemain baru, eksekutif baru atau bos pelatih baru? Aku akan mengurusnya," beber Baldissoni seperti dikutip dari Calcio Mercato.

Baca juga : Arti Penting Kepemilikan Kesebelasan di Italia.

Bahkan dikabarkan jika Garcia tidak menempati hotel yang sama dengan para pemain Roma yang berada di Zurich, saat acara penganugerahan Ballon d'Or 2015. Garcia terus menunggu telepon dari Pallotta tentang masa depannya. Tapi ia mengaku bahagia menjadi pelatih Roma dan menurutnya, pemecatan adalah bagian dari karier pelatih sepakbola.

Santernya isu pemecatan itu rupanya dinanti Mazzarri. Agennya mengatakan kliennya siap jika mendapatkan telepon untuk melatih Roma dalam waktu dekat ini. Kendati demikian, Spalletti tetap menjadi favorit para pendukung dan media Roma. Begitu juga dengan nama lain yang sudah diciutkan mengarah kepada Sampaoli dan Leonardo. Apalagi Sampaoli sempat menegaskan tidak akan melanjutkan karir kepelatihanya di Kesebelasan Negara Chile.

Garcia telah kehilangan semua kepercayaan kepadanya. Kendati ia sedang mempersiapkan kesebelasannya untuk meghadapi Hellas Verona. Tapi nampaknya hasil apapun tidak akan berpengaruh tentang keputusan pemecatannya.

Sumber lain : Bleacher Reports, Calcio Mercato, ESPN FC, Football-Italia, Fox Sports, Gazzetta World, Roma Press,

Komentar