Masyarakat Kazakhstan Tak Minati Voting Pemilihan Pelatih Timnas

Berita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Masyarakat Kazakhstan Tak Minati Voting Pemilihan Pelatih Timnas

Kazakhstan bukan negara yang memiliki sejarah panjang dalam sepakbola. Prestasi terbaik tim nasional mereka bahkan hanya menempati peringkat 98 ranking FIFA pada tahun 2001. Selain itu, Kazakhstan tak memiliki bakat untuk menelurkan legenda.

Meski tidak memiliki latar belakang di sepakbola, Kazakhstan bukan negara yang tidak mau memajukan sepakbola. Beberapa slogan pun dibuat untuk mempopulerkan sepakbola di Kazakhstan. Di antaranya adalah “Sepakbola adalah bagian dari pembangunan negara”.

Berkat upaya tersebut, minat masyarakat terhadap sepakbola mulai meningkat. Sebagai contohnya, rataan penonton sepakbola di FC Astana yang menjadi tim terkuat di Kazakhstan meningkat empat kali lipat dalam dua tahun terakhir.

Melihat ranking tak kunjung membaik dan minat penonton yang semakin tinggi, Federasi Sepakbola Kazakhstan (KFF) melakukan hal unik. Mereka mengajak seluruh suporter sepakbola Kazakhstan untuk berpartisipasi dalam menentukan pelatih Timnas Kazakhstan.

“Suporter akan diminta untuk berpartisipasi melalui online voting yang akan menentukan pelatih Timnas Kazakhstan ke depannya. Nantinya hanya suporter atau penduduk yang terdaftar di situs resmi KFF yang dapat mengikuti voting. Voting ini akan berlangsung dalam dua tahap, tahap pertama suporter akan diberikan pilihan pelatih asli Kazakhstan atau non-Kazahkstan. Jika sudah melewati tahap pertama, suporter akan memilih dari nama-nama yang ditentukan,” ujar Juru Bicara KFF, Dmitry Nesterenko.

“Meski kami membebaskan pilihan, namun tidak ada nama-nama besar yang akan ada di list ini. Namun, yang pasti nama Jose Mourinho tak ada,” imbuhnya.

Nastarenko menambahkan bahwa keputusan KFF ini untuk menunjukkan bahwa KFF peduli dengan keinginan para suporter. Ia pun mengatakan, “Kami ingin melibatkan suporter ke dalam keputusan strategis. Sepakbola tidak akan berkembang tanpa adanya keterlibatan suporter di dalam semua aspek pertandingan. Jika mereka dapat memilih tentu hal ini akan menjadi keuntungan bagi skuat kami.”

KFF melansir di situs resminya bahwa mereka membutuhkan 50.000 pemilih agar pemilihan valid. Namun, media lokal Hidustan Times melansir baru 5% lebih dari jumlah total pemilih yang terdaftar yang menggunakan hak pilihnya, yang mana pemilih lebih menginginkan pelatih asing, dengan total 1732 suara ketimbang pelatih lokal yang hanya diinginkan 836 pemilih. Hindustan Times pun meminta pendapat Nastarenko mengenai hasil voting sementara yang menunjukkan angka pemilih yang kecil.

“Kami tidak pernah ada masalah sebelumnya mengenai cara mempopulerkan sepakbola di Kazakhstan, suporter selalu memenuhi stadion dalam beberapa tahun terakhir. Namun kami juga belum tahu jika hasil sementara seperti ini,” jelasnya.

Minimnya jumlah pemilih voting ini pun menjadi masalah baru bagi Kazakhstan maupun KFF. Yang mana persoalan kualitas pembinaan pemain yang buruk pernah dikritik banyak suporter. Kejadian tersebut bukan tanpa sebab, pasalnya meski Kazakhstan memiliki sumber daya alam melimpah, namun sumber daya manusia yang mereka miliki tak sebagus negara eks Uni Soviet lain seperti Ukraina, Armenia, dan Latvia yang sukses di Eropa.

Sumber: Hidustan Times, The Guardian, FIFA, Miami Herald

Komentar