Gerson, Wonderkid Brasil yang Mirip Paul Pogba dan Eddie Murphy

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Gerson, Wonderkid Brasil yang Mirip Paul Pogba dan Eddie Murphy

Opera sabun tentang gelandang Fluminense, Gerson Santos da Silva, telah berakhir pada Agustus 2015 lalu. Peter Siemsen, Presiden Fluminense, mengonfirmasi AS Roma telah mengalahkan Barcelona dalam perburuan Gerson. Padahal, awalnya peluang Barca untuk mendapatkannya lebih besar ketimbang Roma. Apalagi jika mengingat Barca adalah kesebelasan impian Gerson.

Tapi Barca tampak tidak serius untuk meminang pemain 18 tahun itu. Tawarannya cuma mentok sampai 13 juta euro. Sementara itu AS Roma menyodorkan uang lebih besar kepada Fluminense. Selain itu, Gerson dan ayahnya khawatir akan persaingan ketat di Barca yang dipenuhi talenta berkualitas. Akhirnya, Gerson dilepas ke Roma dengan kesepakatan 17 juta euro dengan kontrak berdurasi lima tahun.

Gerson pun langsung mampir ke Ibu Kota Italia untuk tes medis. Di samping itu, Fluminense juga mengembalikan uang muka sebesar 3,2 juta euro kepada Barca. "Tim ini (Roma) tangguh dan akan mampu bersaing untuk gelar juara," ujar Gerson seperti dikutip dari Goal.

Baca juga : 77 Pemain yang Didaftarkan Barcelona.

Gerson sendiri masih memperkuat Fluminense sampai Desember 2015 walau kesepakatan dengan Roma sudah terjalin. Tapi akhirnya ia tiba juga di Bandara Fiumincino Roma. Gerson melangkah mengenakan topi agak miring dan kacamata sambil menenteng koper. Mungkin orang-orang di bandara lebih menduga ia adalah Eddie Murphy, aktor Amerika, daripada seorang pesepakbola. Wajar karena banyak yang bilang wajah Gerson mirip dengan Eddie Murphy.

Padahal, dirinya adalah talenta yang bisa menjadi pesepakbola hebat dari Brasil seperti pada umumnya. Gerson adalah komoditas yang relatif tidak diketahui. Uang 17 juta euro bukanlah harga murah untuk pesepakbola berusia 18 tahun. Hari ini Gerson sudah mulai bisa memulai petualangannya bersama I Lupi (Serigala), julukan Roma, diawali dengan menjalani latihan di Trigoria, tempat latihan Roma.

Tapi sayangnya ia belum bisa merumput bersama Roma sampai Serie-A musim 2015/2016 berakhir. Gerson tidak akan didaftarkan I Lupi saat ini karena slot pemain non Uni-Eropa sudah penuh. Ia pun direncanakan bakal dipinjamkan kepada kesebelasan lain. Kabarnya, Bologna, Chievo Verona, dan Sampdoria, siap meminjamnya sampai akhir musim ini.

Peran Box To Box dan Persamaanya dengan Paul Pogba

Rupanya Gerson pernah diperebutkan Fluminense dan Flamengo sebelum menjalani karier profesional. Namun, pemain kelahiran 20 Mei 1997 ini lebih memilih Fluminense. Alasannya karena Flamengo tidak ingin membiayai transportasi Gerson dari rumahnya ke tempat latihan. Tampaknya ia merupakan pemain yang sedikit keras kepala. Gerson pernah dicoret dari skuat Brasil U-20 karena bertengkar dengan pelatihnya, Alexandre Gallo.

Kendati demikian, namanya melambung berkat penampilannya di tim Brasil U-20. Semua berawal dari keikutsertaan Gerson dengan kesebelasan negaranya itu pada ajang South American Youth Football Championship 2015 di Uruguay. Gerson tampil mengesankan pada kejuaraan tersebut. Pemandu bakat Barcelona, Juventus, Manchester United, dan Roma, yang datang ke sana meminatinya. Kemudian diam-diam Real Madrid dan Ateltico Madrid juga memantau pemain bernomor punggung 21 Brasil U-20 itu.

Brasil U-20 juga merupakan finalis Piala Dunia U-20, namun dikalahkan Serbia pada laga tersebut.

Gerson bermain sebagai gelandang box to box dalam formasi 4-3-3, 4-4-2, 4-2-3-1, atau 4-5-1, pada skuat Brasil U-20. Dirinya menunjukan kemampuannya ketika memainkan perannya di lini tengah. Selain itu, Gerson juga bisa menjadi gelandang serang atau winger, bahkan menjadi penyerang tunggal ketika memperkuat Fluminense.

Gerson berpotensi menjadi pemain kesukaan Rudi Garcia karena bisa memainkan berbagai peran. Tapi Gerson tidak terlalu bagus ketika diisntruksikan main melebar. Dirinya tidak memiliki kebebasan bergerak dan tidak terlalu bagus ketika melakukan transisi dari menyerang ke bertahan.

Gerson lebih menunjukan pemahaman lebih baik ketika ditugaskan untuk menguasai lapangan tengah. Dirinya tahu kapan harus membantu serangan, menahan posisinya, atau turun bertahan. Gerson juga memiliki tekel yang cukup baik untuk membantu pertahanan kesebelasannya.

Gerson sangat berbahaya ketika melancarkan serangan balik. Gerakan tanpa bola pemain nomor "30" Fluminense ini patut diwaspadai. Dirinya sanggup berlari secara diagonal baik dengan bola ataupun tidak, mengingat kemampuan dribelnya sering mengecoh lawan. Gerson juga bisa diajak kerja sama rekan-rekannya melalui umpan satu dua.

"Dia pemain yang hebat, mungkin ini tidak baik jika ia mendengarnya. Tapi ia sangat baik dan membuat saya terkesan," ujar Rafael Sobis, mantan pemain Fluminense, seperti dikutip dari ESPN FC.

Tweet Gerson


Perkataan Sobis bisa dikatakan wajar karena Gerson masih sangat muda. Emosinya pun masih belum stabil, mengingat Gerson mengoleksi tujuh kartu kuning dan satu kartu merah. Tapi Gerson memang luar biasa untuk kalangan pesepakbola seusianya. Gaya permainannya disamakan dengan Paul Pogba. Apalagi jika melihat postur tubuhnya yang kurus namun atletis. Bisa dibilang ia akan menjadi salah satu pemain tengah paling lengkap di di dunia.

Gerson adalah prospek yang benar-benar unik dan menarik, tapi ia tidak boleh kehilangan fokusnya dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya, perkembangan bakat dan fisiknya perlu dikelola secara hati-hati oleh Roma, agar menjadi gelandang yang kuat dan cerdas. Sehingga kemampuannya mampu menujukan seorang pemain yang hebat.

Walau bagaimana pun Gerson masih muda dan membutuhkan arah yang jelas untuk tahapan perkembangannya. Dirinya memang tidak pernah menjuarai suatu liga, tapi visi, teknik dan kecerdasannya tidak akan terpisahkan dari I Lupi. Gerson juga perlu menyesuaikan gaya permainan Eropa dan Serie-A yang bernuansa taktis. Hal itu akan menentukan seberapa cepat ia bisa berkontribusi untuk Roma.



Sumber lain : Football Italia, Gazzetta World, Gianluca Di Marzio, Globo Esporte, SB-Nation

Komentar