Persoalan Liverpool Ada di Pengambilan Keputusan

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Persoalan Liverpool Ada di Pengambilan Keputusan

Setelah meraih dua kemenangan beruntun, Liverpool harus kembali menelan kekalahan pada pada pekan ke-20 Liga Primer Inggris. Bertandang ke Stadion Boleyn Ground pada Sabtu (2/1), skuat besutan Jurgen Klopp tersebut tumbang di tangan West Ham United dengan skor 2-0.

Setidaknya ada tiga hal yang bisa dipelajari dari pertandingan yang membuat West Ham United menyalip Liverpool di klasemen sementara ini. Apa saja? Berikut hasil analisis kami:

Liverpool Kalah Duel Bola Atas

Laga ini seolah menjadi ironi tersendiri bagi skuat Liverpool. Jika pada kemenangan Liverpool saat menghadapi Leicester City duet Dejan Lovren dan Mamadou Sakho begitu tangguh di udara, namun kali ini keduanya begitu lemah dalam duel udara. Bukti sahihnya adalah dua gol West Ham, yang dicetak Michail Antonio dan Andy Carroll, tercipta melalui tandukan yang memanfaatkan umpan silang melambung.

Pada gol pertama, Antonio yang baru dua kali ditampilkan West Ham, menyambut bola hasil umpan silang Enner Valencia. Sementara pada gol kedua yang diciptakan mantan penyerang Liverpool, Carroll, ia menerima umpan silang dari Mark Noble.

Bahkan Carroll nyaris memperbesar keunggulan West Ham pada menit ke-69 kembali melalui sundulan yang memanfaatkan umpan silang Aaron Cresswell dari sisi kanan pertahanan Liverpool. Hanya saja sundulan penyerang asal Inggris tersebut mampu dimentahkan oleh kiper Liverpool, Simon Mignolet.

Klopp sendiri tampaknya mengacuhkan peluang demi peluang West Ham dari hasil umpan silang yang dilepaskan para pemain West Ham tersebut. Padahal Manajer West Ham, Slaven Bilic, tampaknya mengetahui betul cara menaklukkan Liverpool.

Umpan silang yang dikirim para pemainnya mayoritas selalu ditempatkan ke tiang jauh. West Ham sendiri tercatat melepaskan 12 umpan silang yang tujuh di antaranya menemui sasaran, lima menjadi peluang emas dua menjadi gol. Taktik Bilic berjalan dengan sempurna.

crosswhuliv

Penempatan Carroll yang bermain sejak menit pertama pun menjadi bukti kejelian Bilic. Perlu diketahui, jika pada laga ini Carroll menciptakan peluang sebanyak lima tembakan (melalui sundulan) yang mengarah ke gawang (berhasil dibendung kiper Liverpool, Simon Mignolet) dari lima percobaan tembakan sepanjang pertandingan. Efektif.

Mignolet Membutuhkan Pemain (atau Sistem) yang Bisa Meringankan Tugasnya

Mignolet harus memungut bola dari gawangnya sebanyak dua kali. Namun bukan berarti ia merupakan kiper yang mudah ditaklukkan karena gagal mengamankan gawang Liverpool. Pada laga ini, sebenarnya ia sudah berjuang sebaik mungkin.

West Ham berhasil mengobrak-abrik pertahanan Liverpool dengan serangan balik yang mereka lancarkan. Tercatat, 18 tembakan berhasil diciptkan skuat berjuluk The Hammers ini. Dan jika bukan karena ketangguhan Mignolet, mungkin Liverpool akan kebobolan lebih banyak gol.

Mignolet meski kebobolan dua gol, ia mencatatkan 9 kali penyelamatan. Setelah berhasil menangkis tandukan Carroll pada menit ke-69, ia juga berhasil mengamankan peluang Antonio yang menyambut bola rebound hasil peluang Carroll tersebut. Kiper asal Belgia ini pun dengan tangguh menepis tembakan yang dilepaskan Cheikhou Kouyate pada menit ke-90 pada kesempatan satu lawan satu.

Hal ini menjadi pertanda bahwa Liverpool begitu rapuh menghadapi gempuran West Ham. Mignolet tentunya membutuhkan pemain atau rekan setim (atau juga perubahan gaya bertahan Liverpool?) yang bisa membantunya menjaga gawang Liverpool dari kebobolan. Karena menahan 9 dari 11 tembakan yang mengarah ke gawangnya jelas menunjukkan bahwa ia sebenarnya cukup tangguh di bawah mistar gawang.

Persoalan Liverpool Ada di Pengambilan Keputusan

Liverpool unggul dalam penguasaan bola dengan 64% berbanding 36%. Liverpool berhasil melepaskan 23 tembakan dalam 90 menit. Namun yang mengarah ke gawang, hanya 8,7% atau lebih tepatnya hanya dua yang mengarah ke gawang.

Pengambilan keputusan dalam melepaskan tembakan menjadi persoalan pada laga ini. Karena dari 23 tembakan, 12 di antaranya hanya membentur pemain bertahan West Ham. Ini artinya, para pemain Liverpool kerap memaksakan untuk melepaskan tembakan meski ia dalam posisi tidak ideal, atau ada pemain lawan di depannya.

Philippe Coutinho menjadi pemain dengan jumlah tembakan terbanyak dari Liverpool sebanyak enam kali. Semuanya dilepaskan dari luar kotak penalti, dan lima di antaranya membentur pemain West Ham. Satu tembakan lainnya, terbang jauh di atas mistar gawang.

Upaya tembakan Coutinho dari luar kotak penalti
Upaya tembakan Coutinho dari luar kotak penalti

Pun begitu dengan Christian Benteke yang dalam dua laga sebelumnya selalu menjadi pencetak gol kemenangan Liverpool. Dari lima kesempatan, dua di antaranya membentur pemain lawan sementara tiga lainnya gagal menemui sasaran. Benteke kerap menerima bola di kotak penalti namun memaksakan untuk melepaskan tembakan meski posisinya tidak ideal.

Keputusan tepat pun tak diambil oleh bek muda Liverpool, Brad Smith. Pemain bernomor punggung 44 Liverpool yang masuk menggantikan Alberto Moreno pada menit ke-64 ini mendapatkan momen untuk mencetak gol bagi Liverpool. Ia menerima umpan terobosan dari Jordan Ibe pada menit ke-71 yang membuatnya menembus lini pertahanan West Ham. Jika saja saat itu ia langsung memberikan operan ke tengah dengan satu sentuhan di mana Benteke sudah siap menyambut di mulut gawang tanpa kawalan berarti, Liverpool mungkin bisa memperkecil keadaan. Namun bek kiri berusia 21 tahun ini lebih memilih menahan bola terlebih dahulu untuk kemudian melepaskan umpan yang pada akhirnya berhasil diblok Pedro Obiang.

Keputusan-keputusan di atas seolah melengkapi keputusan tidak tepat Klopp yang membiarkan umpan silang West Ham berterbangan ke kotak penalti Liverpool yang membuat Mignolet bersusah payah menjaga gawangnya.

Komentar