Lima Catatan dari Kebuntuan United dan Chelsea

Analisis

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lima Catatan dari Kebuntuan United dan Chelsea

Manchester United dan Chelsea sama-sama memasuki lapangan pertandingan untuk mencari kemenangan untuk alasan yang berbeda. Namun keduanya sama-sama meninggalkan lapangan tanpa berhasil mencetak gol. Berikut lima catatan taktik mengenai pertandingan yang berakhir imbang tersebut.

Fullback terlindungi walau main tinggi

Ada kemungkinan Louis van Gaal menginstruksikan para pemainnya untuk bermain defensif; terutama kedua fullback-nya, Ahsley Young dan Matteo Darmian. Permainan direct Chelsea bersama Guus Hiddink adalah ancaman untuk Manchester United yang kedua fullback­-nya bermain jauh meninggalkan area pertahanan untuk membantu serangan yang dibangun dengan alat bernama penguasaan bola.

Kenyataannya baik Young atau Darmian tetap bermain jauh meninggalkan lini pertahanan. Namun bermainnya Young dan Darmian di area pertahanan Chelsea tidak lantas membuat United kewalahan ketika Chelsea melancarkan serangan cepat lewat sayap. Pertahanan United tetap terlindungi karena kedua bek tengah – Chris Smalling dan Daley Blind –tidak meninggalkan kewajiban utama mereka dan keduanya mendapat perlindungan dari Bastian Schweinsteiger dan Morgan Schneiderlin. Mungkin benar kekalahan United dalam empat pertandingan terakhir terjadi karena keduanya tidak sekali pun bermain bersama. Dalam pertandingan melawan Chelsea baik Schneiderlin atau Schweinsteiger menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik. Entah itu membantu serangan atau menambal lubang di sisi kanan dan kiri pertahanan.

Sama-sama tidak bertahan di kedalaman

Tidak apa-apa mencurigai Louis van Gaal dan Guus Hiddink memiliki pikiran yang sama. Kedua kesebelasan yang mereka tangani, Manchester United dan Chelsea, memiliki pendekatan tanpa bola yang sama walau cara menyerang kedua kesebelasan agak sedikit berbeda. Baik United atau Chelsea sama-sama tidak bertahan di kedalaman. Kedua kesebelasan sama-sama membatasi pilihan lawan sedekat mungkin dengan gawang lawan. Namun kedua kesebelasan tidak serta merta dapat disebut bermain menekan.

Baik United dan Chelsea memang sama-sama sudah bertahan sejak bola masih di area permainan lawan, namun pendekatan kedua kesebelasan adalah zonal marking yang bertujuan menutup sebanyak mungkin jalur umpan untuk membatasi pilihan lawan dan menciptakan kesalahan, bukan merebut bola langsung dari kaki pemain yang menguasainya. Baik United atau Chelsea sama-sama menemukan apa yang mereka cari. United sempat mendapat peluang mencetak gol dari kesalahan umpan Thibaut Courtois sedangkan Chelsea melancarkan serangan cepat dari ketidaksempurnaan penguasaan bola Chris Smalling.

Martial merepotkan

Louis van Gaal tampaknya tahu benar di mana titik lemah Chelsea berada. Manajer asal Belanda tersebut memainkan dua penyerang sayap – Anthony Martial di kiri dan Juan Mata di kanan – namun hanya satu yang bermain melebar. Martial sepanjang pertandingan lebih banyak menerima bola di area dekat garis tepi untuk kemudian menusuk ke dalam dengan menggiring bola sementara Juan Mata lebih banyak bergerak ke dalam tanpa bola. Instruksi Van Gaal terhitung berhasil karena Martial berkali-kali merepotkan Branislav Ivanovic atau siapa pun yang berhadapan dengannya. Seringnya sih Ivanovic. Martial bahkan sempat nyaris mencetak gol setelah tanpa kesulitan melewati Ivanovic. Tendangannya membentur tiang.

Pergerakan Martial di sisi kiri serangan United juga yang memaksa John Obi Mikel melakukan pelanggaran sehingga keluarlah kartu kuning pertama di pertandingan ini. Satu-satunya pemain Chelsea yang mampu menghentikan Martial di pertandingan ini adalah Kurt Zouma. Dengan kecepatan yang ia miliki Zouma mampu mengimbangi Martial, berbeda dengan Ivanovic yang semakin terlihat telah termakan usia di pertandingan ini. Namun Martial dan Zouma tidak berhadapan di banyak kesempatan. Hanya sesekali saja.

Terry boss-nya

Gawang Chelsea relatif aman dari ancaman walau Anthony Martial (serta kerja sama antara Martial dan Matteo Darmian) berkali-kali membuat sisi kanan pertahanan Chelsea kewalahan. Salah satu alasannya karena Thibaut Courtois bermain gemilang. Ander Herrera dalam posisi bebas melepas tembakan di muka gawang setelah menerima umpan silang mendatar dari Martial yang berhasil melewati Ivanovic. Namun bahkan dari jarak dekat Herrera tidak mampu mencetak gol karena Courtois menggagalkannya.

Courtois memainkan peran penting dalal menjaga gawang Chelsea, namun seringnya gawang Chelsea terlindungi karena John Terry. Kapten kesebelasan tersebut memastikan para pemain United tidak mendapat kemudahan. Sepanjang pertandingan ia bermain gemilang. Statistik menunjukkan Terry melakukan lima sapuan. Secara keseluruhan Chelsea membendung lima tembakan di pertandingan ini, dan empat di antaranya adalah atas nama Terry. Ia juga melakukan satu interception di dalam kotak penalti. Persentase kemenangan duel udara dan tackle-nya 100%. Di area pertahanan United, Terry melepas satu sundulan tepat mengarah ke gawang; peluang pertama Chelsea di pertandingan ini.

Hazard tidak maksimal

Diego Costa menjalani larangan bertanding karena akumulasi lima kartu kuning. Radamel Falcao masih cedera. Loic Remy tidak secara otomatis mendapat peluang bermain karenanya. Guus Hiddink mempercayakan posisi penyerang tengah kepada Eden Hazard yang kabarnya menderita cedera ringan pada pertandingan melawan Watford di Boxing Day. Benar atau tidak Hazard dipaksa bermain entahlah. Yang pasti ia tidak bermain maksimal di pertandingan ini. Hazard hanya satu kali melepas umpan kunci dan tidak sekali pun mengancam gawang United. Hazard hanya empat kali meraih keberhasilan dalam enam usahanya melewati lawan. Namun tidak bisa Hazard disalahkan begitu saja. Benar memang ia tidak bermain maksimal, namun itu bukan semata karena ia tidak bermain maksimal.

Para pemain United membuat Hazard kesulitan. Tidak pernah pemain berkebangsaan Belgia ini mendapat kebebasan. Hazard selalu berada di bawah tekanan. Sepanjang pertandingan ia enam kali dilanggar. Dan titik dilanggarnya Hazard tersebar: tiga kali di sisi kiri, dua kali di tengah, satu kali di kanan. Di mana pun ia berada, Hazard mendapat tekanan.

Komentar