Lima Alasan Manchester United dan Chelsea Sulit Mencetak Gol

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Lima Alasan Manchester United dan Chelsea Sulit Mencetak Gol

Manchester United kembali gagal meraih kemenangan di Stadion Old Trafford pada Selasa (29/12) dini hari tadi. Kubu tuan rumah ditahan Chelsea dengan skor 0-0. Alhasil, United memperpanjang catatan tanpa kemenangan. Tiga poin belum didulang kembali sejak mengalahkan Watford pada 21 November lalu.

Padahal pada pertandingan ini ada sedikit perubahan pada permainan United. Wayne Rooney dkk menggebrak sejak pertandingan dimulai. Memainkan laga menyerang dengan tempo cepat. Bahkan dua percobaan tendangan sampai menengai tiang gawang dua kali sebelum menit ke-16.

Jarak Antara Posisi United Terlalu Jauh

United bermain menyerang pada pertandingan ini. Akan tetapi jarak antara pemain yang terlalu jauh seolah menyulitkan mereka sendiri. Pemain tanpa bola mesti berlari lebih jauh lagi untuk mendapatkan bola. Sementara, penguasaan bola pun mengandalkan dribel atau umpan-umpan jauh.

Bahkan, Daley Blind yang merupakan bek tengah, acap kali menggiring bola sampai setengah lapangan. Serangan United pun cenderung dilakukan melalui satu arah saja, melalui sisi kanan.

Dua Full-back Chelsea Disiplin Bertahan

Permainan menyerang United diladeni Chelsea yang bermain bertahan. Dua full-back Chelsea yakni Cesar Azpilicueta (kiri) dan Branislav Ivanovic (kanan) jarang naik membantu serangan.

Pertahanan sisi kiri dibantu Pedro Rodriguez dan sebelah kanan dibantu Willian. Selain itu, posisi antara John Obi Mikel dan Nemanja Matic sejajar ketika bertahan. Menyisakan Oscar dan Hazard di tengah lapangan untuk melancarkan serangan balik.

Chelsea mengubah formasi menjadi 4-4-2 ketika bertaha, berbeda dengan susunan awal yang menerapkan 4-2-3-1. Pola pertahanan itu berhasil meredam serangan The Red Devils, julukan United. Terlebih, kedua full-back mereka yang disiplin posisi dan jarang naik membantu serangan.

Hal ini memaksa United lebih memilih untuk melepaskan tendangan jarak jauh. United mulai berani melakukan tusukan-tusukan ke dalam kotak penalti Chelsea pada babak kedua. Tapi tetap mampu diredam kedua full-back mereka. Azpilicueta pun lebih gemilang dengan enam interspsi, empat tekel bersih dan tiga sapuan bersihnya.

Jeleknya Sayap Kanan Masing-masing Kesebelasan

Dua serangan sayap kanan masing-masing kesebelasan tidak berfungsi pada laga ini. Awalnya, Juan Mata memang sempat menggebrak melalui percobaan tendangannya yang mengenai tiang gawang. Selanjutnya, ia tidak bisa berbuat banyak karena gerakannya dibatasi Azpilicueta yang dibantu Pedro, bahkan Matic.

Tidak seperti biasanya, Mata tidak berhasil melakukan satu pun dribel sukses pada pertandingan ini. Dirinya cuma berkontribusi penting pada tendangan mistar gawang, itu saja. Mata pun digantikan Memphis Depay pada menit ke-77.

Begitu juga dengan serangan sisi kanan The Blues, julukan Chelsea. Willian tidak membantu serangan Chelsea lebih banyak. Justru serangan balik Chelsea lebih sering dibangun Matic melalui lini tengah. Willian sering terlambat turun membantu pertahanan. Sehingga Anthony Martial beberapa kali berhasil merepotkan Ivanovic.

Area itu juga meninggalkan jarak cukup lebar antara Ivanovic dengan Kurt Zouma. Celah tersebut sering dimanfaatkan Ander Herrera untuk merengsek masuk ke dalam kotak penalti. Akhirnya, Willian pun digantikan Gaston Ramires pada menit ke-70.

Hazard Terlalu Jauh Turun ke Belakang

Hazard dijadikan ujung tombak The Blues pada pertandingan kali ini. Sayangnya, ia tampak tidak terlalu menguasai perannya saat itu. Hazard sering turun terlalu jauh. Sehingga ia sering kehilangan bola ketika melakukan serangan balik andalan skuatnya pada pertandingan itu.

Apalagi serangan balik Chelsea sering dibangun melalui lini tengah. Mengingat dua full-back Chelsea cenderung lebih bertahan serta Willian pun tidak terlalu baik melakukan transisi bertahan mau pun menyerang.

Kendati demikian, dari hal itu membuat Hazard bisa membuka ruang bagi rekan-rekannya. Namun sayang, penyelesaian akhir The Blues tidak terlalu bagus. Salah satunya tendangan Matic pada menit ke-62.

Masing-masing Kiper Melakukan Penyelamatan Penting

Chelsea baru mulai bermain terbuka ketika awal babak kedua dimulai. Hal itu berbuah peluang untuk Pedro. Tapi tendangan kerasnya itu berhasil ditepis David De Gea pada menit ke 48. Kemudian bola liar berhasil disambar Azpilicueta, namun De Gea berhasil menahannya. Sebelumnya, De Gea juga menunjukan aksi gemilangnya, yaitu dengan menepis sundulan John Terry dari jarak dekat ketika pertandingan baru berjalan lima menit.

Di kubu Chelsea pun tidak kalah. Penyelamatan paling penting Thibaut Courtois itu ketika menahan sontekan Ander Herrera dari jarak dekat. Padahal, semua orang sudah meyakini jika proses itu bakal menjadi gol. Tapi aksi Courtois menegaskan jika gol tidak bisa terjadi semudah itu.

Komentar